Wabah Corona Tak Kunjung Reda, GP Prancis Diambang Penundaan
loading...
A
A
A
PARIS - Tanda-tanda Formula One (F1) kembali digelar tahun ini masih tidak kunjung jelas. Pasalnya, GP Prancis yang dijadwalkan menjadi seri perdana pada 28 Juni mendatang terancam batal akibat dari krisis virus corona. Namun, sejauh ini belum ada keputusan resmi dari Federation Internationale de l'Automobile (FIA) selaku promotor balap F1 dan panitia penyelenggara terkait pembatalan balapan.
Situasi kesehatan dan keamanan di Prancis masih berada dalam kondisi yang kurang kondusif lantaran wabah corona tidak kunjung terkendali. Tercatat ada 136 ribuan kasus, termasuk mengakibatkan 14 ribuan pasien meninggal dunia akibat pandemi mematikan tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyatakan akan memperpanjang pembatasan acara publik hingga pertengahan Juli. Jika skenario ini berjalan, tentu akan memengaruhi balapan F1 di Prancis yang diadakan di Sirkuit Paul Ricard, dekat Marseille, pada 28 Juni mendatang. Dia yakin setelah itu situasi akan kembali normal. "Kami akhirnya akan menang. Tapi, kita perlu hidup dengan virus selama beberapa bulan," kata Macron, dilansir RTE.
Sementara F1 sendiri secara resmi belum bisa mengonfirmasi apakah balapan tetap berlangsung atau tidak. Namun, Macron sudah menyatakan bahwa lockdown di Prancis akan diperpanjang hingga 11 Mei. Setelah itu, sekolah dasar dan menengah akan kembali dibuka bertahap. Sementara bar, restoran, dan bioskop akan tetap tutup serta tidak ada kegiatan publik sebelum pertengahan Juli.
Karena itu, langkah yang diterapkan Macron jelas tidak mungkin untuk GP Prancis bisa diselenggarakan karena akan dihadiri banyak penonton dari berbagai negara. Tahun lalu, balapan tersebut bahkan tercatat disaksikan secara langsung oleh 135.000 orang.
Dengan begitu, Prancis bisa menjadi balapan ke-10 yang harus dibatalkan atau ditunda karena virus corona. Sebelumnya ada sembilan balapan yang mengalami masih yang sama, termasuk Australia dan Monako yang terpaksa dibatalkan. Sementara tujuh balapan harus ditunda seperti, Bahrain, Vietnam, Belanda, Spanyol, Azerbaijan, China, dan Kanada.
Meski begitu, F1 menyatakan sedang mempertimbangkan semua opsi dengan mencari cara untuk mengonfigurasi jadwal ulang di sisa akhir tahun ini. Harapan saat ini adalah balapan bisa di Eropa pada musim panas dan ada kemungkinan bahwa balapan pertama setidaknya dilakukan secara tertutup.
Direktur Pelaksana F1 Ross Brawn sebelumnya mengatakan musim 2020 kembali digelar paling realistis diadakan sebelum akhir tahun bahkan jika balapan pertama tidak akan berlangsung hingga Oktober. Namun, balapan bisa berjalan sampai Januari 2021 agar lebih mendapatkan banyak race.
Saat ini, F1 menghadapi krisis keuangan yang serius sebagai akibat dari kurangnya balapan karena aliran dana ketiga dari pendapatan utamanya berada sudah berada dalam ancaman, yaitu biaya tuan rumah balapan, hak siar, dan pendapatan sponsor. Namun, Brawn mengaku memiliki alternatif lain agar biaya tidak membengkak untuk seluruh pihak terkait pada balapan pada musim ini.
"Saat ini kami sedang mencari balap yang jaraknya cukup dekat, terutama untuk perpindahan logistik. Selain itu juga dipikirkan tentang bagaimana orang bisa sampai lokasi, bagaimana kami melindungi mereka, bagaimana kami membuatnya semua aman, mengatur siapa saja yang bisa masuk paddock. Semua sedang kami diskusikan,” ucap Brawn.
Sejauh ini hanya satu balapan yang dibatalkan secara permanen. Monako memutuskan menyerah pada ajang tahun ini karena tidak dapat menemukan slot alternatif yang cocok. Tim F1 saat ini juga sedang dalam penutupan pabrik untuk menekan pengeluaran yang sangat besar. Bahkan, lima dari tujuh tim yang berbasis di Inggris juga terpaksa merumahkan para stafnya dikarenakan tidak ada kerjaan yang bisa dilakukan, termasuk mengurangi pengeluaran biaya besar tim. (Raikhul Amar)
Situasi kesehatan dan keamanan di Prancis masih berada dalam kondisi yang kurang kondusif lantaran wabah corona tidak kunjung terkendali. Tercatat ada 136 ribuan kasus, termasuk mengakibatkan 14 ribuan pasien meninggal dunia akibat pandemi mematikan tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyatakan akan memperpanjang pembatasan acara publik hingga pertengahan Juli. Jika skenario ini berjalan, tentu akan memengaruhi balapan F1 di Prancis yang diadakan di Sirkuit Paul Ricard, dekat Marseille, pada 28 Juni mendatang. Dia yakin setelah itu situasi akan kembali normal. "Kami akhirnya akan menang. Tapi, kita perlu hidup dengan virus selama beberapa bulan," kata Macron, dilansir RTE.
Sementara F1 sendiri secara resmi belum bisa mengonfirmasi apakah balapan tetap berlangsung atau tidak. Namun, Macron sudah menyatakan bahwa lockdown di Prancis akan diperpanjang hingga 11 Mei. Setelah itu, sekolah dasar dan menengah akan kembali dibuka bertahap. Sementara bar, restoran, dan bioskop akan tetap tutup serta tidak ada kegiatan publik sebelum pertengahan Juli.
Karena itu, langkah yang diterapkan Macron jelas tidak mungkin untuk GP Prancis bisa diselenggarakan karena akan dihadiri banyak penonton dari berbagai negara. Tahun lalu, balapan tersebut bahkan tercatat disaksikan secara langsung oleh 135.000 orang.
Dengan begitu, Prancis bisa menjadi balapan ke-10 yang harus dibatalkan atau ditunda karena virus corona. Sebelumnya ada sembilan balapan yang mengalami masih yang sama, termasuk Australia dan Monako yang terpaksa dibatalkan. Sementara tujuh balapan harus ditunda seperti, Bahrain, Vietnam, Belanda, Spanyol, Azerbaijan, China, dan Kanada.
Meski begitu, F1 menyatakan sedang mempertimbangkan semua opsi dengan mencari cara untuk mengonfigurasi jadwal ulang di sisa akhir tahun ini. Harapan saat ini adalah balapan bisa di Eropa pada musim panas dan ada kemungkinan bahwa balapan pertama setidaknya dilakukan secara tertutup.
Direktur Pelaksana F1 Ross Brawn sebelumnya mengatakan musim 2020 kembali digelar paling realistis diadakan sebelum akhir tahun bahkan jika balapan pertama tidak akan berlangsung hingga Oktober. Namun, balapan bisa berjalan sampai Januari 2021 agar lebih mendapatkan banyak race.
Saat ini, F1 menghadapi krisis keuangan yang serius sebagai akibat dari kurangnya balapan karena aliran dana ketiga dari pendapatan utamanya berada sudah berada dalam ancaman, yaitu biaya tuan rumah balapan, hak siar, dan pendapatan sponsor. Namun, Brawn mengaku memiliki alternatif lain agar biaya tidak membengkak untuk seluruh pihak terkait pada balapan pada musim ini.
"Saat ini kami sedang mencari balap yang jaraknya cukup dekat, terutama untuk perpindahan logistik. Selain itu juga dipikirkan tentang bagaimana orang bisa sampai lokasi, bagaimana kami melindungi mereka, bagaimana kami membuatnya semua aman, mengatur siapa saja yang bisa masuk paddock. Semua sedang kami diskusikan,” ucap Brawn.
Sejauh ini hanya satu balapan yang dibatalkan secara permanen. Monako memutuskan menyerah pada ajang tahun ini karena tidak dapat menemukan slot alternatif yang cocok. Tim F1 saat ini juga sedang dalam penutupan pabrik untuk menekan pengeluaran yang sangat besar. Bahkan, lima dari tujuh tim yang berbasis di Inggris juga terpaksa merumahkan para stafnya dikarenakan tidak ada kerjaan yang bisa dilakukan, termasuk mengurangi pengeluaran biaya besar tim. (Raikhul Amar)
(yuds)