Carlo Ancelotti Waspadai Pengganggu Big Four

Jum'at, 25 September 2020 - 11:35 WIB
loading...
Carlo Ancelotti Waspadai Pengganggu Big Four
elatih Everton Carlo Ancelotti. Foto/dok
A A A
LONDON - Tim-tim mapan Liga Primer tidak menemui kendala berarti di babak ketiga Piala Liga, Kamis (24/9/2020). Chelsea, Arsenal, hingga Everton kompak melenggang mulus ke babak selanjutnya.

Di Stamford Bridge, Chelsea tanpa kesulitan melumat klub Championship Barnsley FC 6-0. Kai Havertz menjadi bintang kemenangan lewat tiga golnya pada menit ke-28, 55, dan 65. Tiga gol Chelsea lainnya disumbangkan Tammy Abraham (19), Ross Barkley (49), dan Olivier Giroud (83). The Blues akan bersua Leyton Orient atau Tottenham Hotspur di babak keempat Piala Liga. (Baca: Siapa yang Berhak Memandikan Jenazah Perempuan?)

Langkah Chelsea diikuti klub London lainnya, Arsenal. The Gunners menyingkirkan sesama tim Liga Primer Leicester City 2-0. Gol bunuh diri Christian Fuchs (57) dan Edward Nketiah (90) membawa Arsenal ke babak keempat untuk bertemu Liverpool atau Lincoln City.

Tidak kalah heboh adalah pesta gol Everton ke babak keempat Piala Liga. The Toffees menggilas tim Divisi III Fleetwood Town 5-2 di Highbury Stadium. Lima gol Everton dicetak Richarlison (22, 34), Alex Iwobi (49), Bernard Duarte (73), dan Moise Kean (90+4). Sementara dua gol tuan rumah disumbangkan Mark Duffy (48) dan Callum Camps (58). Babak berikutnya, mereka akan berhadapan dengan West Ham United.

Pelatih Everton Carlo Ancelotti menuturkan, meski Fleetwood berasal dari kasta ketiga, dia menganggap semua pertandingan memiliki tingkat kesulitan masing-masing sehingga merasa perlu menurunkan sebagian besar pemain-pemain utamanya.

“Saya memilih susunan pemain ini karena ini bisa menjadi pertandingan yang berbahaya. Kami mencetak gol dengan sepak bola menyerang yang bagus. Kami tidak memulai babak kedua dengan baik. Kami sedikit malas, tapi pada akhirnya permainan kami bagus,” ungkap Ancelotti, dilansir Daily Mail.

Kemenangan di babak ketiga Piala Liga memperpanjang catatan impresif Everton yang belum terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir di semua kompetisi, dua antaranya di Liga Primer. The Toffees kini bertengger di urutan kedua klasemen sementara Liga Primer dengan enam poin. (Baca juga: Zulkifli Hasan Tunjuk Pasha Ungu Jadi Ketua DPP PAN)

Meski masih terlalu dini, potensi Everton memanaskan persaingan big four musim ini sangat terbuka. Kehadiran Ancelotti sejak 21 Desember 2019 menjadi faktor penting kebangkitan klub. Membawa Everton finis di urutan ke-12 klasemen akhir Liga Primer musim lalu, Ancelotti memasang target lebih tinggi musim ini, yakni lolos ke Eropa.

Keberanian yang tidak pernah dimiliki pelatih-pelatih Everton seperti Roberto Martinez (2013), Ronald Koeman (2016), atau Marco Silva (2018). Ketiganya hanya mencari perlindungan di balik rencana jangka panjang. “Saya ingin mengundang tekanan pada diri sendiri dan skuad. Ini sangat normal. Saya ingin lebih bertanggung jawab. Targetnya jelas, kami harus berjuang untuk posisi Eropa di Liga Primer,” tandas Ancelotti.

Dengan segudang pengalamannya menangani klub-klub top dan meraih berbagai gelar bergengsi bersama Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain (PSG), hingga Bayern Muenchen, Ancelotti memang telah mengubah mentalitas secara radikal di tempat latihan klub. Dia ingin menuntun skuadnya untuk naik ke level yang lebih tinggi.

Seruan segera meningkatkan kinerja jelas memengaruhi klub beralih dari merekrut pemain muda untuk jangka panjang, seperti yang terjadi dengan Moise Kean musim panas lalu, alih-alih menghabiskan banyak uang untuk profesional yang lebih tua. (Baca juga: Mobil Nasional Vietnam Bertingkah Lagi)

Ancelotti mempresentasikan kasus yang menarik untuk apa yang diharapkan menjadi perubahan kebijakan risiko. Dari skuad, rata-rata usia starting line-up-nya telah meningkat menjadi 26. Perekrutan James Rodriguez dan Allan Marques yang berusia 29 tahun menawarkan pengalaman dan kualitas.

Total, harga keduanya hanya 41,7 juta poundsterling, jauh dari gelontoran 500 juta poundsterling yang dilakukan pemilik klub Farhad Moshiri sejak 2016. Itu adalah pertaruhan bagi Ancelotti menetapkan standar yang sangat tinggi pada musim penuh pertamanya.

Dukungan terhadap Ancelotti datang dari penjaga gawang legendaris Everton periode 1981-1998 Neville Southall. Dia mengatakan keberadaan pelatih Italia tersebut bisa menjadi titik awal kebangkitan Everton yang sudah puas gelar sejak menjuarai Piala FA 1995. (Baca juga: Kisruh Politik Negeri Jiran, Raja Malaysia Punya Tiga Opsi)

Southall menilai Ancelotti adalah sosok tepat yang mampu mengembalikan reputasi Everton dalam beberapa musim ke depan, seperti saat berjaya di tahun 1980-an di mana mereka menjuarai Liga Primer 1984/1985, 1986/1987. Dia berharap klub bersabar dan memberikan kepercayaan besar terhadap Ancelotti.

“Jika Everton mendapatkan tempat untuk stadion baru dalam lima tahun, mengapa tidak? Pemilik (Moshiri) sudah mendapat uang dan begitu tanah dibangun, mereka akan punya lebih banyak uang. Mereka punya Ancelotti, pelatih kelas dunia,” kata Southall, dilansir onefootball.com.

Lebih penting adalah Ancelotti memberikan bukti tim bergerak maju, menerapkan gaya permainan khas dan menghibur, serta menciptakan dasar menantang secara konsisten dari tahun ke tahun. Jika berhasil membawa Everton menembus Eropa musim ini, Moshiri tentu tidak akan segan memberikan dana besar untuk memperkuat skuad demi mewujudkan mimpi menjuarai Liga Primer. (Lihat videonya: Warga Wuhan Mulai Beraktivitas Normal Kembali)

Kini, Moshiri, Southall, dan seluruh fans Everton menantikan racikan tangan dingin Ancelotti. Pelatih berusia 61 tahun tersebut diharapkan mampu melanjutkan konsistensi performa terbaik Everton sepanjang musim ini, termasuk saat bertandang ke Selhurst Park, markas Crystal Palace, pada pertandingan Liga Primer, Sabtu (26/9/2020). (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2342 seconds (0.1#10.140)