Pemerintah Gagas Pembangunan Laboratorium Doping Standar WADA

Kamis, 08 Oktober 2020 - 16:35 WIB
loading...
Pemerintah Gagas Pembangunan Laboratorium Doping Standar WADA
Menpora Zainudin Amali. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan kesiapannya untuk membangun laboratorium antidoping terstandardisasi World Anti-Doping Agency (WADA). Ini sebagai komitmen penegakan aturan antidoping sekaligus bentuk keseriusan mengikuti bidding tuan rumah Olimpiade 2032.

Doping memang masih menjadi masalah dalam dunia olahraga, khususnya di Indonesia. Tahun lalu, Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) melaporkan temuan dua atlet yang disinyalir menggunakan zat terlarang untuk meningkatkan performa. Keduanya dari cabang angkat besi dan binaraga. (Baca: Keajaiban Surah Al-Fatihah Menyembuhkan Penyakit dan Penawar Racun)

Temuan tersebut merupakan hasil pengujian sampel pada Natural Bodybuilding and Fitness Association (NBFA) 2018 di Singapura dan EGAT’s Cup International Weightlifting Championship 2019 di Thailand.

Praktik doping ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan peningkatan jumlah tes. Namun, prosedur ini tidak bisa serta-merta diterapkan, mengingat Indonesia belum memiliki laboratorium bersertifikasi WADA. Sampel pemeriksaan atlet selama ini dikirim ke laboratorium di Thailand atau India sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

“Tahun depan, jumlah tes sampel akan ditingkatkan dan kita juga akan membangun laboratorium doping. Kita berharap, dengan adanya lab sendiri, jumlah tes terhadap atlet bisa terus ditingkatkan karena selama ini harus diperiksa di luar negeri,” ungkap Menpora Zainudin Amali seusai mengikuti virtual meeting dengan President WADA Witold Banka di Montreal, Kanada.

Menpora menegaskan, komitmen untuk membangun laboratorium bersertifikasi ini merupakan bentuk komitmen dari aturan penegakan antidoping. Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Kemenpora tidak akan menoleransi semua bentuk pelanggaran dan menyiapkan sanksi berat bagi pelaku yang terlibat. (Baca juga: Miris, UU Ciptaker Tempatkan Pendidikan Sebagai Komoditas yang Diperdagangkan)

“Kami sangat mendukung program antidoping di Indonesia dan tidak menoleransi kasus doping sekecil apa pun. Komitmen peningkatan jumlah tes doping dan rencana pembangunan laboratorium doping ini juga merupakan bagian dari keseriusan kami dalam upaya bidding tuan rumah Olimpiade 2032" tambahnya.

Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih menyatakan, ketersediaan laboratorium doping memang menjadi hal yang sangat mendesak di tengah upaya peningkatan prestasi olahraga nasional. Menurut dia, selama ini jumlah laboratorium bersertifikasi WADA memang masih sangat terbatas.

Sejauh ini, untuk memfasilitasi pemeriksaan sampel atlet, hanya tersedia 30 laboratorium di seluruh dunia. Khusus di Asia Tenggara hanya ada dua, yakni di Bangkok, Thailand dan Penang, Malaysia. Untuk atlet Indonesia, mayoritas sampel dikirim ke laboratorium di India, Qatar, atau Bangkok. Karena itu, dia menyatakan mendukung rencana Kemenpora untuk membangun laboratorium doping di Tanah Air. (Baca juga: Berpikir Positif Enyahkan Covid-19)

“Jumlah laboratorium doping masih sangat terbatas. Di seluruh dunia hanya ada 30. Selama ini kita mengirim sampel ke India, Qatar, atau Bangkok, Thailand. Karena itu saya menyambut baik dan mendukung rencana Kemenpora membangun laboratorium doping,” ujar Zaini Khadafi Saragih yang turut hadir dalam virtual meeting.

Presiden WADA Witold Banka menyatakan, mengapresiasi rencana pemerintah Indonesia membangun laboratorium doping. Menurut dia, ini merupakan bagian dari program WADA untuk mengajak seluruh pihak bersinergi dalam mengampanyekan program antidoping. Menurut dia, WADA saat ini fokus mendorong sektor swasta dan publik untuk mengampanyekan program tersebut. (Baca juga: Buruh Blokir Pintu Tol di Tangerang Menolak UU Cipta Kerja)

“Salah satu ide utama WADA adalah mendorong lebih banyak keterlibatan sektor swasta dan publik untuk meningkatkan kampanye antidoping. Pengujian sampel harus lebih ditingkatkan. Saya sangat mengapresiasi komitmen dari pemerintah Indonesia,” kata dia kemarin. (Abriandi)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3573 seconds (0.1#10.140)