La Vuelta a Espana 2020 Jadi Pelampiasan Roglic Usai Gagal di TdF
loading...
A
A
A
MADRID - Pembalap sepeda asal Slovenia Primoz Roglic benar-benar menjadikan La Vuelta a Espana 2020 sebagai ajang pelampiasan menyusul kegagalannya di Tour de France 2020. Dia finis terdepan setelah menyelesaikan 18 etape dalam waktu 72 jam 46 menit 12 detik.
Kemenangannya itu unggul 24 detik dari pesepeda asal Ekuador Richard Carapas (Ineos Grenadiers). Keberhasilan ini membuat pesepeda berusia 31 tahun itu sukses mempertahankan gelar juara La Vuelta yang diraihnya tahun lalu. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)
“Kemenangan tahun lalu tentu saja istimewa karena itu adalah gelar grand tour pertama saya. Meski demikian, kemenangan tahun ini bernilai sangat tinggi. Pasalnya, ini adalah bagian dari musim hebat yang saya alami,” kata Roglic, dilansir cyclingnews.
Tak hanya meraih jersey merah, Roglic juga memuncaki points classification dan berhak mendapatkan jersey hijau. Gelar mountains classification dan jersey polkadot diraih Guillaume Martin (Cofidis). Sementara Enric Mas (Movistar) memenangkan young riders classification dan meraih jersey putih.
Tidak hanya itu, pencapaian ini juga sekaligus sebagai pelampiasan kegagalannya di Tour de France 2020. Ketika itu, dia sempat memimpin klasemen umum mulai dari etape kesembilan hingga 19. Sayang, rekan senegaranya, Tadej Pogacar, dari tim UAE Emirates berhasil merebutnya saat balapan tersisa dua etape terakhir.
“Saya dan rekan satu tim berjuang setiap hari. Saya sangat bangga dengan hasil yang kami raih. Selama tiga pekan terakhir saya masih merasa dalam kondisi yang baik. Saya senang bisa mengakhiri musim dengan cara ini,” ucap Roglic, runner-up TdF 2020. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)
Sementara itu, pesepeda asal Jerman Pascal Ackermann mengaku tak percaya berhasil memenangkan etape 18. Pesepeda tim Bora–Hansgrohe ini unggul tipis dari Sam Bennett (Deceuninck-QuickStep). Dalam foto finis terungkap bahwa Ackermann hanya unggul beberapa sentimeter dari Bennett.
“Saya tidak yakin siapa yang menang di finis. Saya pun bertanya kepada Bennett tentang siapa yang menang. Kami berdua benar-benar tidak yakin dan kami harus menunggu beberapa menit sampai kami mendapatkan kejelasan,” ujar Ackermann.
Tahapan terakhir di La Vuelta ini memang menghadirkan medan yang benar-benar datar. Seluruh pembalap masih tergabung dalam satu peleton hingga 6 kilometer jelang finis. Seketika tim-tim pun mulai mempersiapkan kekuatan tercepatnya untuk beradu sprint di tengah Kota Madrid.
Di kilometer pamungkas ada Bora-Hansgrohe, Deceuninck-QuickStep, dan UAE Team Emirates. Ackermann berhasil melaju di sisa 200 meter. Tapi, dia ditempel ketat oleh Bennett. Keduanya hampir finis bersamaan sebelum Ackermann akhirnya dinyatakan sebagai pemenang. Itu adalah kemenangan keduanya di La Vuelta 2020 setelah merebut podium pertama di etape 9. (Lihat videonya: Kian Heboh Video Asusila Mirip Gisel dan jedar di Medsos)
“Tim sangat senang dengan kemenangan ini dan saya harus mengucapkan terima kasih kepada rekan satu tim saya. Saya sangat senang bisa meraih kemenangan,” ungkap Ackermann. (Raikhul Amar)
Kemenangannya itu unggul 24 detik dari pesepeda asal Ekuador Richard Carapas (Ineos Grenadiers). Keberhasilan ini membuat pesepeda berusia 31 tahun itu sukses mempertahankan gelar juara La Vuelta yang diraihnya tahun lalu. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)
“Kemenangan tahun lalu tentu saja istimewa karena itu adalah gelar grand tour pertama saya. Meski demikian, kemenangan tahun ini bernilai sangat tinggi. Pasalnya, ini adalah bagian dari musim hebat yang saya alami,” kata Roglic, dilansir cyclingnews.
Tak hanya meraih jersey merah, Roglic juga memuncaki points classification dan berhak mendapatkan jersey hijau. Gelar mountains classification dan jersey polkadot diraih Guillaume Martin (Cofidis). Sementara Enric Mas (Movistar) memenangkan young riders classification dan meraih jersey putih.
Tidak hanya itu, pencapaian ini juga sekaligus sebagai pelampiasan kegagalannya di Tour de France 2020. Ketika itu, dia sempat memimpin klasemen umum mulai dari etape kesembilan hingga 19. Sayang, rekan senegaranya, Tadej Pogacar, dari tim UAE Emirates berhasil merebutnya saat balapan tersisa dua etape terakhir.
“Saya dan rekan satu tim berjuang setiap hari. Saya sangat bangga dengan hasil yang kami raih. Selama tiga pekan terakhir saya masih merasa dalam kondisi yang baik. Saya senang bisa mengakhiri musim dengan cara ini,” ucap Roglic, runner-up TdF 2020. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)
Sementara itu, pesepeda asal Jerman Pascal Ackermann mengaku tak percaya berhasil memenangkan etape 18. Pesepeda tim Bora–Hansgrohe ini unggul tipis dari Sam Bennett (Deceuninck-QuickStep). Dalam foto finis terungkap bahwa Ackermann hanya unggul beberapa sentimeter dari Bennett.
“Saya tidak yakin siapa yang menang di finis. Saya pun bertanya kepada Bennett tentang siapa yang menang. Kami berdua benar-benar tidak yakin dan kami harus menunggu beberapa menit sampai kami mendapatkan kejelasan,” ujar Ackermann.
Tahapan terakhir di La Vuelta ini memang menghadirkan medan yang benar-benar datar. Seluruh pembalap masih tergabung dalam satu peleton hingga 6 kilometer jelang finis. Seketika tim-tim pun mulai mempersiapkan kekuatan tercepatnya untuk beradu sprint di tengah Kota Madrid.
Di kilometer pamungkas ada Bora-Hansgrohe, Deceuninck-QuickStep, dan UAE Team Emirates. Ackermann berhasil melaju di sisa 200 meter. Tapi, dia ditempel ketat oleh Bennett. Keduanya hampir finis bersamaan sebelum Ackermann akhirnya dinyatakan sebagai pemenang. Itu adalah kemenangan keduanya di La Vuelta 2020 setelah merebut podium pertama di etape 9. (Lihat videonya: Kian Heboh Video Asusila Mirip Gisel dan jedar di Medsos)
“Tim sangat senang dengan kemenangan ini dan saya harus mengucapkan terima kasih kepada rekan satu tim saya. Saya sangat senang bisa meraih kemenangan,” ungkap Ackermann. (Raikhul Amar)
(ysw)