Terkait Covid-19 dan Korupsi, GP Vietnam 2021 Terancam Dicoret

Rabu, 11 November 2020 - 12:34 WIB
loading...
Terkait Covid-19 dan Korupsi, GP Vietnam 2021 Terancam Dicoret
Foto/dok
A A A
HANOI - Malang nian nasib penduduk Vietnam untuk menyaksikan Formula One (F1) di negaranya sendiri. Setelah dibatalkan pada tahun ini karena pandemi Covid-19, Grand Prix (GP) Vietnam akan di coret pada perhelatan F1 2021.

Sirkuit Hanoi rencananya akan memulai debut dalam gelaran balap jet darat pada 2021 nanti, tepatnya pada 25 April. Namun, jika masalah Covid-19 tidak berakhir sebelum April tahun depan, Vietnam bisa dipastikan akan kembali gagal menggelar balapan F1 pertamanya sepanjang sejarah. (Baca: Subhahanallah! Shalat Tepat Waktu Berpengaruh Pada Kesuksesan)

Namun, seperti yang diberitakan BBC Sport, GP Vietnam terancam dicoret karena penangkapan pejabat penting bagi gelaran di Sirkuit Hanoi dengan tuduhan korupsi. Komite Masyarakat Hanoi Nguyen Duc Chung ditangkap pada Agustus lalu karena berkaitan dokumen-dokumen rahasia negara.

Walau penangkapan tersebut tidak berhubungan dengan gelaran balapan, tapi Chung merupakan sosok penting dalam GP Vietnam. Meski begitu, pihak F1 belum mau memutuskan apakah GP Vietnam dibatalkan atau di tunda sebelum jadwal F1 2021 di rilis pertengahan pekan ini.

"Kalender kami akan diumumkan besok (Rabu) dan kami tidak akan memberikan komentar sebelum dipublikasikan," kata juru bicara F1 dilansir reuters. "Kami juga harus pergi ke Dewan Olahraga Motor Dunia untuk mendapatkan persetujuan," lanjutnya.

Pemerintah Vietnam mengatakan pada pihak F1 bahwa prioritas negara Asia Tenggara itu adalah pemilihan umum, pengentasan pandemi Covid-19 dan pemulihan dari badai Molave yang membuat 1,3 juta masyarakat mengungsi. Negosiasi dilakukan agar GP Vietnam digeser pada 2022 tapi situasinya diyakini bakal berujung pembatalan.

Hingga saat ini ada lima sirkuit lain yang diperkirakan akan bersaing menggantikan balapan di Hanoi, yaitu Istanbul Park (Turki), Imola (San Marino), Algarve (Portugal), Sepang (Malaysia), atau salah satu Sirkuit di Jerman. (Baca juga: Kemendikbud Dukung Pelaksanaan Kampus Sehat Selama Pandemi)

Sementara itu. Bos Mercedes Toto Wolff berharap F1 bisa belajar dari musim 2020, ketika beberapa sirkuit legenda terpaksa turun tangan di tengah krisis virus korona. Namun, kehadirannya itu cuma sebagai alternatif agar olahraga balap mobil paling bergengsi di dunia tersebut tetap berjalan.

"Saya tidak setuju, peristiwa ini cenderung membuat sirkuit seperti terlihat tempat parkir supermarket besar, menunggu antrian," ucap Wolff. "Kami membutuhkan sirkuit di mana setiap ada kesalahan benar-benar dihukum," lanjutnya.

Sedangkan Istanbul Park, yang akan menjadi tuan rumah GP Turki akhir pekan ini, berkesempatan mengisi posisi Hanoi pada F1 2021. Apalagi, pihaknya bakal mencoba mempertahankan dan bisa mengamankan slot kosong untuk jadwal tahun depan.

Padahal, Sirkuit tersebut tersebut hadir di F1 awalnya sebagai pengganti karena situasi pandemi Covid-19 yang masih menyebar di berbagai negara tuan rumah F1 pada musim ini. "Saya mencoba mempertahankannya," kata promotor GP Turki Vural Ak. "Kami juga sedang dalam pembicaraan untuk menggelar GP Turki tahun depan. Kemungkinan akan segera selesai. Tujuan saya adalah menjadikan balapan ini sebagai balapan reguler," tambahnya.

Sementara itu, Barcelona memiliki jadwal balapan pada 9 Mei meski belum menandatangani kontrak dengan promotor F1, Liberty Media. Begitu juga dengan Interlagos masih ada dalam kalender 2021 meski Rio de Janeiro telah memberikan penawaran sebagai tuan rumah. (Lihat videonya: Waspada Angka Kejahatan Selama Pandemi Naik)

Dengan begitu, secara total jumlah balapan untuk musim depan menjadi 22 untuk saat ini. Namun ada yang mengabarkan bahwa FIA ingin menyelenggarakan 23 balapan pada musim 2021. Jika terjadi, itu akan menjadi musim terpanjang dalam sejarah F1. (Raikhul Amar)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)