Koeman Perlihatkan Harapan di Liga Champions
loading...
A
A
A
KIEV - Bisa jadi terlalu cepat untuk mengatakan Ronald Koeman sedang menghitung hari terkait masa depannya bersama Barcelona. Selain musim belum separuh jalan, Koeman juga masih memperlihatkan harapan di ajang Liga Champions.
Banyak data menyebutkan jika Koeman tidak bisa dikatakan berhasil sejauh ini di Camp Nou, terutama penampilan Barca di Primera Liga. Dia baru saja membuat rekor hasil terburuk dalam 25 tahun di Barca, menyusul kekalahan 0-1 saat melawan Atletico Madrid di Stadion Wanda Metropolitano. (Baca: AC Milan Masih Tunggu Pemeriksaan Separuh Nyawa Tim)
Total dari delapan pertandingan yang sudah berlangsung, Blaugrana baru mengumpulkan 11 dari kemungkinan 24 poin. Mereka meraih tiga menang, dua imbang, dan tiga kali kalah. Lionel Messi dkk kini terdampar di urutan ke-10 klasemen sementara Primera Liga. Menurut Marca, ini adalah start terburuk Barcelona di liga sejak musim 1995/1996 atau dalam kurun waktu 25 tahun terakhir.
Ini kemudian memunculkan tanya tentang janji revolusi yang pernah disampaikan Koeman dan direksi Barca sebelum musim dimulai. Koeman mengatakan siap memberikan warna baru di Barca dengan “mengusir” berapa pemain senior di dalam tim.
Dia melepas Ivan Rakitic ke Sevilla, Luis Suarez diizinkan menyeberang ke Atletico Madrid, dan Arturo Vidal terbang ke Italia untuk memperkuat tim Seri A Inter Milan. Barca juga melepaskan Arthur ke Juventus, Nelson Semedo bergabung ke Wolverhampton Wanderers di Liga Primer. (Baca juga: Apakah Amal Bisa Mengubah Takdir?)
Sebagai ganti, Koeman mendatangkan Miralem Pjanic dari Juventus, Trincao (Braga), dan Sergio Dest (Ajax). Sebelumnya dia mendapatkan tambahan tenaga karena Barca berhasil mendapatkan tenaga Frenkie de Jong dari Ajax.
Masalahnya, janji revolusi yang diharapkan tak sesuai harapan. Koeman dianggap tidak menghadirkan warna baru dalam permainan dan starting line-up Barca sejauh ini. Fakta bahwa susunan pemain hampir tidak berubah signifikan musim lalu adalah buktinya.
Barcelona masih terlihat sama seperti era Quique Setien, dengan sembilan dari 11 pemain reguler musim lalu masih menempati starting line-up. Dua pemain “anyar” yang dianggap memberikan warna adalah Ansu Fati dan Pedri. Fati sebenarnya sudah bersinar di musim lalu, tapi rutin mendapat kepercayaan di era Koeman.
Ini yang kemudian memunculkan pertanyaan terkait masa depan pelatih asal Belanda tersebut di Barca. “Seperti pelatih mana pun, saya bertanggung jawab. Kami tahu harus meningkatkan hasil dan kami harus memercayai para pemain yang saya miliki,” kata Koeman, dikutip Marca. (Baca juga: Siap-siap! Seleksi PPPK Guru Honorer Segera Dibuka)
Dalam situasi sulit tersebut, Koeman bisa sedikit lega karena memiliki waktu menarik napas dengan bermain di pentas Eropa. Setidaknya, melihat penampilan Messi dkk sejauh ini di ajang Liga Champions. Lihat saja bagaimana perjalanan mereka masih sempurna.
Tiga pertandingan dengan tiga kemenangan. Barca memimpin klasemen sementara Grup G, di atas Juventus dengan sembilan poin dari tiga pertandingan yang dijalani. Perolehan ini jauh dari yang diperlihatkan saat mereka bermain di kompetisi lokal.
Alasan ini yang membuat Koeman bisa kembali berharap Liga Champions sebagai lilin kecil di tengah lorong gelap perjalanan Blaugrana di kompetisi domestik, seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya. Mari kita runut bagaimana Liga Champions menjadi penyelamat Koeman.
Dimulai saat Barcelona bermain imbang melawan Sevilla (1-1) dan dikalahkan Getafe 0-1, mereka kemudian mendapatkan kemenangan pada debut Liga Champions saat mengalahkan Ferencvaros dengan skor telak 5-1. Kembali dari Eropa, Barcelona kemudian dipermalukan Real Madrid 1-3 di Camp Nou. (Baca juga: Tips Memilih Dokter untuk Konsultasi Anak)
Namun, begitu kembali ke Eropa, Barcelona berhasil mempermalukan juara bertahan Seri A Juventus dua gol tanpa balas. Masalahnya, kemenangan itu tak membuat mereka bisa menang melawan Deportivo Alaves karena harus puas dengan hasil imbang 1-1.
Hasil itu membuat Koeman mendapatkan kritik, tapi lagi dan lagi diselamatkan saat bermain melawan Dynamo Kiev, karena Barca menang 2-1. Kini, setelah mereka baru saja menelan kekalahan 0-1 dari Atletico, Barca akan kembali ke pentas Eropa.
Giliran Barca harus terbang NSK Olimpiyskiy, kandang Dynamo Kyiv. Pertandingan ini menjadi penting karena jika berhasil mendapatkan kemenangan atas wakil Ukraina tersebut, hampir bisa dipastikan Barca akan melenggang ke fase gugur. Setidaknya, mereka bisa berhitung di posisi runner-up.
Dengan tekanan setelah kekalahan 0-1 dari Atletico dan deret pemain yang cedera, Koeman dituntut harus bisa membuat komposisi tim terbaik. Absennya Gerrad Pique, Samuel Umtiti, Ronald Araujo, Ansu Fati, dan Osmane Dembele yang menepi karena cedera, jelas butuh kecerdikan sendiri dari Koeman. “Seperti pelatih mana pun, saya khawatir. Ada banyak pemain yang cedera akhir-akhir ini karena jadwal yang kami miliki," tandasnya. (Baca juga: Mendadak Nganggur, Kartu Prakerja Banyak Diburu Laki-laki)
Seperti dikutip situs UEFA, Dynamo dan Barca sudah bertemu 11 kali. Lima pertandingan terakhir di fase grup Liga Champions UEFA. Pada Pertemuan terakhir sebelum musim ini, Barcelona menang 2-0 di kandang dan 2-1 di Kyiv pada musim 2009/2010, Messi mencetak gol di kedua pertandingan.
Di sisi lain, Dynamo tercatat memenangkan tiga dari 11 pertandingan tersebut secara keseluruhan. Duel yang paling diingat adalah saat Liga Champions UEFA 1997/1998 ketika Dynamo menang 3-0 di kandang dan mengempaskan Barcelona di Camp Nou dengan skor 4-0. Andriy Shevchenko muncul ke permukaan dengan tiga gol yang dicetak.
Tuan rumah dalam posisi sulit karena banyak pemain harus absen meski baru saja memenangkan pertandingan melawan Inhulets dengan skor 2-0. Seperti dikutip situs digisport, Pelatih Mircea Lucescu bersiap kehilangan 15 pemainnya karena berbagi alasan. (Lihat videonya: Hati-hati Modus Penipuan Modifikasi ATM)
Ada lima pemain mengalami cedera seperti Nikita Burda, Oleksandr Tymchik, Vladimir Kostevich, Nazariy Rusin, dan Tomasz Kedziora. Sementara 10 pemain harus menjalani isolasi karena Covid-19. Mereka adalah Viktor Tsygankov, Sergiy Sidorchuk, Gerson Rodriguez, Alexander Sirota, Mikkel Duelund, Denis Popov, Ruslan Neshcheret, Bogdan Lednev, Artem Shabanov, dan Alexander Andrievsky. (Ma'ruf)
Lihat Juga: LaLiga 2024/25 Kembali Bergulir, Duel Krusial Barcelona! Simak Jadwal dan Link Streaming di Vision+
Banyak data menyebutkan jika Koeman tidak bisa dikatakan berhasil sejauh ini di Camp Nou, terutama penampilan Barca di Primera Liga. Dia baru saja membuat rekor hasil terburuk dalam 25 tahun di Barca, menyusul kekalahan 0-1 saat melawan Atletico Madrid di Stadion Wanda Metropolitano. (Baca: AC Milan Masih Tunggu Pemeriksaan Separuh Nyawa Tim)
Total dari delapan pertandingan yang sudah berlangsung, Blaugrana baru mengumpulkan 11 dari kemungkinan 24 poin. Mereka meraih tiga menang, dua imbang, dan tiga kali kalah. Lionel Messi dkk kini terdampar di urutan ke-10 klasemen sementara Primera Liga. Menurut Marca, ini adalah start terburuk Barcelona di liga sejak musim 1995/1996 atau dalam kurun waktu 25 tahun terakhir.
Ini kemudian memunculkan tanya tentang janji revolusi yang pernah disampaikan Koeman dan direksi Barca sebelum musim dimulai. Koeman mengatakan siap memberikan warna baru di Barca dengan “mengusir” berapa pemain senior di dalam tim.
Dia melepas Ivan Rakitic ke Sevilla, Luis Suarez diizinkan menyeberang ke Atletico Madrid, dan Arturo Vidal terbang ke Italia untuk memperkuat tim Seri A Inter Milan. Barca juga melepaskan Arthur ke Juventus, Nelson Semedo bergabung ke Wolverhampton Wanderers di Liga Primer. (Baca juga: Apakah Amal Bisa Mengubah Takdir?)
Sebagai ganti, Koeman mendatangkan Miralem Pjanic dari Juventus, Trincao (Braga), dan Sergio Dest (Ajax). Sebelumnya dia mendapatkan tambahan tenaga karena Barca berhasil mendapatkan tenaga Frenkie de Jong dari Ajax.
Masalahnya, janji revolusi yang diharapkan tak sesuai harapan. Koeman dianggap tidak menghadirkan warna baru dalam permainan dan starting line-up Barca sejauh ini. Fakta bahwa susunan pemain hampir tidak berubah signifikan musim lalu adalah buktinya.
Barcelona masih terlihat sama seperti era Quique Setien, dengan sembilan dari 11 pemain reguler musim lalu masih menempati starting line-up. Dua pemain “anyar” yang dianggap memberikan warna adalah Ansu Fati dan Pedri. Fati sebenarnya sudah bersinar di musim lalu, tapi rutin mendapat kepercayaan di era Koeman.
Ini yang kemudian memunculkan pertanyaan terkait masa depan pelatih asal Belanda tersebut di Barca. “Seperti pelatih mana pun, saya bertanggung jawab. Kami tahu harus meningkatkan hasil dan kami harus memercayai para pemain yang saya miliki,” kata Koeman, dikutip Marca. (Baca juga: Siap-siap! Seleksi PPPK Guru Honorer Segera Dibuka)
Dalam situasi sulit tersebut, Koeman bisa sedikit lega karena memiliki waktu menarik napas dengan bermain di pentas Eropa. Setidaknya, melihat penampilan Messi dkk sejauh ini di ajang Liga Champions. Lihat saja bagaimana perjalanan mereka masih sempurna.
Tiga pertandingan dengan tiga kemenangan. Barca memimpin klasemen sementara Grup G, di atas Juventus dengan sembilan poin dari tiga pertandingan yang dijalani. Perolehan ini jauh dari yang diperlihatkan saat mereka bermain di kompetisi lokal.
Alasan ini yang membuat Koeman bisa kembali berharap Liga Champions sebagai lilin kecil di tengah lorong gelap perjalanan Blaugrana di kompetisi domestik, seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya. Mari kita runut bagaimana Liga Champions menjadi penyelamat Koeman.
Dimulai saat Barcelona bermain imbang melawan Sevilla (1-1) dan dikalahkan Getafe 0-1, mereka kemudian mendapatkan kemenangan pada debut Liga Champions saat mengalahkan Ferencvaros dengan skor telak 5-1. Kembali dari Eropa, Barcelona kemudian dipermalukan Real Madrid 1-3 di Camp Nou. (Baca juga: Tips Memilih Dokter untuk Konsultasi Anak)
Namun, begitu kembali ke Eropa, Barcelona berhasil mempermalukan juara bertahan Seri A Juventus dua gol tanpa balas. Masalahnya, kemenangan itu tak membuat mereka bisa menang melawan Deportivo Alaves karena harus puas dengan hasil imbang 1-1.
Hasil itu membuat Koeman mendapatkan kritik, tapi lagi dan lagi diselamatkan saat bermain melawan Dynamo Kiev, karena Barca menang 2-1. Kini, setelah mereka baru saja menelan kekalahan 0-1 dari Atletico, Barca akan kembali ke pentas Eropa.
Giliran Barca harus terbang NSK Olimpiyskiy, kandang Dynamo Kyiv. Pertandingan ini menjadi penting karena jika berhasil mendapatkan kemenangan atas wakil Ukraina tersebut, hampir bisa dipastikan Barca akan melenggang ke fase gugur. Setidaknya, mereka bisa berhitung di posisi runner-up.
Dengan tekanan setelah kekalahan 0-1 dari Atletico dan deret pemain yang cedera, Koeman dituntut harus bisa membuat komposisi tim terbaik. Absennya Gerrad Pique, Samuel Umtiti, Ronald Araujo, Ansu Fati, dan Osmane Dembele yang menepi karena cedera, jelas butuh kecerdikan sendiri dari Koeman. “Seperti pelatih mana pun, saya khawatir. Ada banyak pemain yang cedera akhir-akhir ini karena jadwal yang kami miliki," tandasnya. (Baca juga: Mendadak Nganggur, Kartu Prakerja Banyak Diburu Laki-laki)
Seperti dikutip situs UEFA, Dynamo dan Barca sudah bertemu 11 kali. Lima pertandingan terakhir di fase grup Liga Champions UEFA. Pada Pertemuan terakhir sebelum musim ini, Barcelona menang 2-0 di kandang dan 2-1 di Kyiv pada musim 2009/2010, Messi mencetak gol di kedua pertandingan.
Di sisi lain, Dynamo tercatat memenangkan tiga dari 11 pertandingan tersebut secara keseluruhan. Duel yang paling diingat adalah saat Liga Champions UEFA 1997/1998 ketika Dynamo menang 3-0 di kandang dan mengempaskan Barcelona di Camp Nou dengan skor 4-0. Andriy Shevchenko muncul ke permukaan dengan tiga gol yang dicetak.
Tuan rumah dalam posisi sulit karena banyak pemain harus absen meski baru saja memenangkan pertandingan melawan Inhulets dengan skor 2-0. Seperti dikutip situs digisport, Pelatih Mircea Lucescu bersiap kehilangan 15 pemainnya karena berbagi alasan. (Lihat videonya: Hati-hati Modus Penipuan Modifikasi ATM)
Ada lima pemain mengalami cedera seperti Nikita Burda, Oleksandr Tymchik, Vladimir Kostevich, Nazariy Rusin, dan Tomasz Kedziora. Sementara 10 pemain harus menjalani isolasi karena Covid-19. Mereka adalah Viktor Tsygankov, Sergiy Sidorchuk, Gerson Rodriguez, Alexander Sirota, Mikkel Duelund, Denis Popov, Ruslan Neshcheret, Bogdan Lednev, Artem Shabanov, dan Alexander Andrievsky. (Ma'ruf)
Lihat Juga: LaLiga 2024/25 Kembali Bergulir, Duel Krusial Barcelona! Simak Jadwal dan Link Streaming di Vision+
(ysw)