Jadi Pahlawan Inter Milan, Lukaku Akui Nikmati Periode Terbaik dalam Karier
loading...
A
A
A
MILAN - Romelu Lukaku mengaku sedang merasakan satu setengah tahun terbaik dalam kariernya setelah bergabung bersama Inter Milan . Meski demikian, penyerang asal Belgia itu tetap memperingatkan rekan setimnya agar bisa membunuh pertandingan lebih cepat.
(Manchester City Gagal Menang, Guardiola Malah Puji Foden)
Lukaku menjadi pahlawan Inter saat melawan Borussia Monchengladbach pada laga kelima penyisihan Grup B Liga Champions . Mantan bintang Manchester United (MU) itu mencatat brace yang memungkinkan I Nerazzurri menang 3-2 di Borussia-Park.
Kontribusi Lukaku di menit ke-64 dan ke-73 melengkapi gol pembuka Matteo Darmian (17) dan sekaligus membuat upaya Alassane Plea (45 dan 76) menjadi sia-sia. Plea sejatinya mencetak gol ketiga jelang bubaran, tapi dianulir karena offside.
Itu jadi kemenangan pertama Inter di Liga Champions musim ini dan sekaligus membuka kans lolos ke babak 16 besar. Meski masih jadi juru kunci, wakil Serie A itu mengoleksi lima poin, terpaut dua poin dari Real Madrid serta Shakhtar Donetsk, dan tertinggal tiga poin dengan Monchengladbach.
“Seperti yang saya katakan, saya hanya salah satu dari 25 pemain (Inter Milan). Ada pemain yang jauh lebih berpengalaman di sini daripada saya. Saya hanya ingin membantu tim untuk menang. Itulah yang saya lakukan di setiap sesi latihan dan setiap pertandingan,” kata Lukaku
“Saya cuma ingin membantu Inter. Saya sangat senang berada di sini bersama para pemain ini. Saya telah merasakan satu setengah tahun terbaik dalam karir saya di Inter. Jadi saya berterima kasih kepada pelatih, stafnya, dan rekan satu tim saya,” lanjutnya kepada Sky Sport Italia.
Meski demikian, Lukaku menilai Inter harus meningkatkan lagi performa. Sebab, pada laga itu, setelah memimpin 3-1, tuan rumah dibiarkan menyerang dan hampir saja menyamakan kedudukan jika gol ketiga Plea tidak dianulir.
“Kami seharusnya mengakhiri permainan, kami unggul 3-1 dan beruntung dengan VAR bahwa gol penyeimbang lawan dianulir. Karena itu, kami tidak boleh negatif, karena ada banyak pemain muda dan kami sedang berkembang,” kata Lukaku lagi
Pada laga tandang itu, emosi Lukaku sempat meledak dan berteriak kepada Nicolo Barella beberapa saat sebelum Monchengladbach menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dibabak pertama. Dia lalu menjelaskan mengapa itu sampai terjadi.
(Preview Manchester United vs Paris Saint-Germain: Sarat Emosi)
“Saya sedikit marah, karena Lautaro (Martinez) dan saya saat itu adalah dua lawan dua. Saya pikir dalam 40 menit pertama kami menyerang dengan sangat baik, jadi ada risiko yang harus kami ambil. Tetapi, kami melakukannya secara berlebihan," pungkasnya.
Lihat Juga: Tragedi Berdarah di Belgrade: Pau Cubarsi Butuh 10 Jahitan di Wajah usai Diterjang Tendangan
(Manchester City Gagal Menang, Guardiola Malah Puji Foden)
Lukaku menjadi pahlawan Inter saat melawan Borussia Monchengladbach pada laga kelima penyisihan Grup B Liga Champions . Mantan bintang Manchester United (MU) itu mencatat brace yang memungkinkan I Nerazzurri menang 3-2 di Borussia-Park.
Kontribusi Lukaku di menit ke-64 dan ke-73 melengkapi gol pembuka Matteo Darmian (17) dan sekaligus membuat upaya Alassane Plea (45 dan 76) menjadi sia-sia. Plea sejatinya mencetak gol ketiga jelang bubaran, tapi dianulir karena offside.
Itu jadi kemenangan pertama Inter di Liga Champions musim ini dan sekaligus membuka kans lolos ke babak 16 besar. Meski masih jadi juru kunci, wakil Serie A itu mengoleksi lima poin, terpaut dua poin dari Real Madrid serta Shakhtar Donetsk, dan tertinggal tiga poin dengan Monchengladbach.
“Seperti yang saya katakan, saya hanya salah satu dari 25 pemain (Inter Milan). Ada pemain yang jauh lebih berpengalaman di sini daripada saya. Saya hanya ingin membantu tim untuk menang. Itulah yang saya lakukan di setiap sesi latihan dan setiap pertandingan,” kata Lukaku
“Saya cuma ingin membantu Inter. Saya sangat senang berada di sini bersama para pemain ini. Saya telah merasakan satu setengah tahun terbaik dalam karir saya di Inter. Jadi saya berterima kasih kepada pelatih, stafnya, dan rekan satu tim saya,” lanjutnya kepada Sky Sport Italia.
Meski demikian, Lukaku menilai Inter harus meningkatkan lagi performa. Sebab, pada laga itu, setelah memimpin 3-1, tuan rumah dibiarkan menyerang dan hampir saja menyamakan kedudukan jika gol ketiga Plea tidak dianulir.
“Kami seharusnya mengakhiri permainan, kami unggul 3-1 dan beruntung dengan VAR bahwa gol penyeimbang lawan dianulir. Karena itu, kami tidak boleh negatif, karena ada banyak pemain muda dan kami sedang berkembang,” kata Lukaku lagi
Pada laga tandang itu, emosi Lukaku sempat meledak dan berteriak kepada Nicolo Barella beberapa saat sebelum Monchengladbach menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dibabak pertama. Dia lalu menjelaskan mengapa itu sampai terjadi.
(Preview Manchester United vs Paris Saint-Germain: Sarat Emosi)
“Saya sedikit marah, karena Lautaro (Martinez) dan saya saat itu adalah dua lawan dua. Saya pikir dalam 40 menit pertama kami menyerang dengan sangat baik, jadi ada risiko yang harus kami ambil. Tetapi, kami melakukannya secara berlebihan," pungkasnya.
Lihat Juga: Tragedi Berdarah di Belgrade: Pau Cubarsi Butuh 10 Jahitan di Wajah usai Diterjang Tendangan
(mirz)