Kerugian Australia Terbuka
loading...
A
A
A
MELBOURNE - Pandemi virus corona tidak hanya menjadi pukulan secara teknis bagi Australia Terbuka namun juga finansial. Tennis Australia (TA) dikabarkan mengalami kerugian jutaan dolar untuk menerapkan protokol kesehatan bagi seluruh petenis.
Rencananya, ajang Grand Slam ini akan digelar mulai 8 Februari mendatang atau molor dari jadwal sebelumnya, 18 Januari mendatang. Penundaan akibat krisis Covid-19 ini membuat TA mengalami kerugian saat menggelar Grand Slam pembuka musim itu. (Baca juga: Nadal Tunggu Kepastian Australia terbuka 2021)
Menurut laporan yang diterbitkan Wide World of Sports , TA akan menghabiskan sekitar AUD40 juta atau sekitar Rp424 miliar untuk memastikan Australia Terbuka tetap digelar. Pembengkakan biaya ini salah satunya dipicu akomodasi pemain yang menggunakan penerbangan carter ke Melbourne pada 15–17 Januari mendatang.
Ini merupakan salah satu dari tahapan penerapan protokol pencegahan Covid-19 yang disyaratkan pemerintah negara bagian Victoria. Petenis yang akan berkompetisi di Grand Slam itu harus memasuki semacam area gelembung (area terbatas) selama 14 hari untuk menjalani karantina.
Selama menjalani isolasi, petenis akan diizinkan meninggalkan kamar hotel mereka selama lima jam sehari untuk berlatih, perawatan, dan gym. Setelah itu, mereka akan diwajibkan untuk tinggal di kamar hotel.
Semua petenis juga harus menjalani lima kali tes Covid-19 selama berada di karantina dan harus menyelesaikan tes pertama sebelum mereka diizinkan keluar untuk berlatih. Pengujian akan dilakukan pada hari 1, 3, 7, 10, dan 14 dari masa karantina. (Baca juga: Telur Rebus Banyak Manfaatnya Lho. Ini Salah Satunya)
Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa TA telah memastikan akan tetap membagikan hadiah uang senilai USD71 juta (Rp1 triliun) penuh meskipun menanggung biaya yang begitu besar.
Menyikapi protokol kesehatan ketat tersebut, petenis nomor dua dunia Rafael Nadal berharap agar seluruh kontestan bisa memahami situasi tersebut. Dia berharap, pemain bisa fleksibel dan menemukan cara untuk bermain di turnamen sebanyak mungkin tahun depan.
“Kita hanya memerlukan kesabaran dan kemampuan menerima situasi yang kita hadapi. Situasi ini sulit bagi semua orang,” ucapnya.
Menurut Associated Press, pemerintahan Victoria sangat terpukul dengan kondisi akibat gelombang kedua dari Covid-19 yang semakin memburuk. Kondisi itu juga memaksa Kota Melbourne melakukan penguncian (lockdown) dengan waktu yang cukup lama. Bahkan, mereka menerapkan jam malam, perjalanan malam, serta pembatasan lainnya di negara bagian itu. (Baca juga: Sri Mulyani Geber Aparat Pajak untuk Dongkrak Penerimaan)
Rencananya, ajang Grand Slam ini akan digelar mulai 8 Februari mendatang atau molor dari jadwal sebelumnya, 18 Januari mendatang. Penundaan akibat krisis Covid-19 ini membuat TA mengalami kerugian saat menggelar Grand Slam pembuka musim itu. (Baca juga: Nadal Tunggu Kepastian Australia terbuka 2021)
Menurut laporan yang diterbitkan Wide World of Sports , TA akan menghabiskan sekitar AUD40 juta atau sekitar Rp424 miliar untuk memastikan Australia Terbuka tetap digelar. Pembengkakan biaya ini salah satunya dipicu akomodasi pemain yang menggunakan penerbangan carter ke Melbourne pada 15–17 Januari mendatang.
Ini merupakan salah satu dari tahapan penerapan protokol pencegahan Covid-19 yang disyaratkan pemerintah negara bagian Victoria. Petenis yang akan berkompetisi di Grand Slam itu harus memasuki semacam area gelembung (area terbatas) selama 14 hari untuk menjalani karantina.
Selama menjalani isolasi, petenis akan diizinkan meninggalkan kamar hotel mereka selama lima jam sehari untuk berlatih, perawatan, dan gym. Setelah itu, mereka akan diwajibkan untuk tinggal di kamar hotel.
Semua petenis juga harus menjalani lima kali tes Covid-19 selama berada di karantina dan harus menyelesaikan tes pertama sebelum mereka diizinkan keluar untuk berlatih. Pengujian akan dilakukan pada hari 1, 3, 7, 10, dan 14 dari masa karantina. (Baca juga: Telur Rebus Banyak Manfaatnya Lho. Ini Salah Satunya)
Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa TA telah memastikan akan tetap membagikan hadiah uang senilai USD71 juta (Rp1 triliun) penuh meskipun menanggung biaya yang begitu besar.
Menyikapi protokol kesehatan ketat tersebut, petenis nomor dua dunia Rafael Nadal berharap agar seluruh kontestan bisa memahami situasi tersebut. Dia berharap, pemain bisa fleksibel dan menemukan cara untuk bermain di turnamen sebanyak mungkin tahun depan.
“Kita hanya memerlukan kesabaran dan kemampuan menerima situasi yang kita hadapi. Situasi ini sulit bagi semua orang,” ucapnya.
Menurut Associated Press, pemerintahan Victoria sangat terpukul dengan kondisi akibat gelombang kedua dari Covid-19 yang semakin memburuk. Kondisi itu juga memaksa Kota Melbourne melakukan penguncian (lockdown) dengan waktu yang cukup lama. Bahkan, mereka menerapkan jam malam, perjalanan malam, serta pembatasan lainnya di negara bagian itu. (Baca juga: Sri Mulyani Geber Aparat Pajak untuk Dongkrak Penerimaan)