Zidane Heran Atalanta Tidak Agresif Seperti Biasanya
loading...
A
A
A
MADRID - Real Madrid sukses membungkam Atalanta 3-1 pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2020/2021 . Selepas pertandingan, Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane memberikan sanjungan kepada para pemainnya..
Menurut Zidane, bukan hal mudah untuk menang dengan skor meyakinkan melawan tim seperti Atalanta. Sebab, menghadapi Atalanta sangat menuntut fisik. Selain itu, La Dea juga dikenal dengan permainannya yang agresif dan kerap berpesta gol.
.
Gawang Madrid sebenarnya hampir kebobolan di awal pertandingan melalui peluang yang didapat Robin Gosens. Akan tetapi, Thiabut Courtois mampu menggagalkannya. Dan seiring berjalannya pertandingan, Madrid mampu menemukan ritmenya lalu mencetak gol.
Kondisi inilah yang membuat Zidane merasa senang. Apalagi, para pemain Madrid tampil disiplin dan tidak memberi kesempatan bagi Atalanta untuk menciptakan peluang. Bahkan, satu gol yang dicetak Atalanta berasal dari bola mati (tendangan bebas).
Zidane merasa heran Atalanta tidak tampil agresif seperti biasanya. “Pada akhirnya saya pikir mereka tidak memiliki banyak peluang, hanya peluang (Duvan) Zapata, hanya satu. Mereka biasanya menciptakan banyak peluang mencetak gol, tetapi malam ini kami tidak melihatnya. Kami membuat permainan bagus dan merasa baik saat menyerang," kata Zidane dilansir football-espana.
Dalam pertandingan dini hari WIB, Madrid tampil dengan formasi 3-5-2. Luka Modric dan Toni Kroos ditempatkan sebagai double pivot. Meski Modric sudah berusia 35 tahun, namun hebatnya ia mampu tampil solid melaksanakan tugasnya.
"Saya telah memberi selamat kepada para pemain karena mereka memainkan permainan yang hebat dari awal hingga akhir melawan tim yang menuntut banyak dari Anda secara fisik,” ujar Zidane dilansir laman resmi UEFA.
“Kami perlu bertahan dengan baik dan kami mampu memainkan permainan kami sendiri dengan bola," lanjut juru taktik berpaspor Prancis itu.
Ini pertama kalinya Real Madrid melaju ke babak perempatfinal Liga Champions sejak ditinggal pergi Cristiano Ronaldo pada musim panas 2018. Pada dua musim sebelumnya, Los Blancos selalu gugur di babak 16 besar, masing-masing dari Ajax Amsterdam dan Manchester City.
Lihat Juga: Tragedi Berdarah di Belgrade: Pau Cubarsi Butuh 10 Jahitan di Wajah usai Diterjang Tendangan
Menurut Zidane, bukan hal mudah untuk menang dengan skor meyakinkan melawan tim seperti Atalanta. Sebab, menghadapi Atalanta sangat menuntut fisik. Selain itu, La Dea juga dikenal dengan permainannya yang agresif dan kerap berpesta gol.
.
Gawang Madrid sebenarnya hampir kebobolan di awal pertandingan melalui peluang yang didapat Robin Gosens. Akan tetapi, Thiabut Courtois mampu menggagalkannya. Dan seiring berjalannya pertandingan, Madrid mampu menemukan ritmenya lalu mencetak gol.
Kondisi inilah yang membuat Zidane merasa senang. Apalagi, para pemain Madrid tampil disiplin dan tidak memberi kesempatan bagi Atalanta untuk menciptakan peluang. Bahkan, satu gol yang dicetak Atalanta berasal dari bola mati (tendangan bebas).
Zidane merasa heran Atalanta tidak tampil agresif seperti biasanya. “Pada akhirnya saya pikir mereka tidak memiliki banyak peluang, hanya peluang (Duvan) Zapata, hanya satu. Mereka biasanya menciptakan banyak peluang mencetak gol, tetapi malam ini kami tidak melihatnya. Kami membuat permainan bagus dan merasa baik saat menyerang," kata Zidane dilansir football-espana.
Baca Juga
Dalam pertandingan dini hari WIB, Madrid tampil dengan formasi 3-5-2. Luka Modric dan Toni Kroos ditempatkan sebagai double pivot. Meski Modric sudah berusia 35 tahun, namun hebatnya ia mampu tampil solid melaksanakan tugasnya.
"Saya telah memberi selamat kepada para pemain karena mereka memainkan permainan yang hebat dari awal hingga akhir melawan tim yang menuntut banyak dari Anda secara fisik,” ujar Zidane dilansir laman resmi UEFA.
“Kami perlu bertahan dengan baik dan kami mampu memainkan permainan kami sendiri dengan bola," lanjut juru taktik berpaspor Prancis itu.
Ini pertama kalinya Real Madrid melaju ke babak perempatfinal Liga Champions sejak ditinggal pergi Cristiano Ronaldo pada musim panas 2018. Pada dua musim sebelumnya, Los Blancos selalu gugur di babak 16 besar, masing-masing dari Ajax Amsterdam dan Manchester City.
Lihat Juga: Tragedi Berdarah di Belgrade: Pau Cubarsi Butuh 10 Jahitan di Wajah usai Diterjang Tendangan
(sha)