Ditentang UEFA, Begini Format Kompetisi European Super League
loading...
A
A
A
LONDON - Rencana menggelar European Super League (ESL) mendapat sentimen negatif bahkan penolakan. Klub-klub yang berpartisipasi di dalamnya dianggap berkhianat. Lantas, seperti apa format kompetisi ESL itu?
Sebanyak 12 klub elit Eropa, Senin (19/4/2021) dini hari WIB sepakat membentuk kompetisi tengah pekan. Mereka yang tanda tangan dalam proposal kompetisi adalah AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool , Manchester City, Manchester United, Real Madrid dan Tottenham Hotspur.
Diperkirakan tiga klub lagi akan bergabung menjelang musim perdana, 2023 mendatang. Adapun semua kontestan bakal bertanding dengan jadwal tengah pekan yang secara otomatis bentrok dengan jadwal Liga Champions dan Liga Europa.
Dalam siaran rilisnya, ESL menjadwalkan awal kompetisi jatuh pada bulan Agustus. Sebanyak 20 klub (15 klub pendiri dan lima klub tambahan) akan terbagi ke dalam dua grup, sehingga masing-masing grup dihuni 10 kontestan. Fase grup akan dituntaskan dengan format pertandingan dua leg.
Tiga klub teratas dari masing-masing grup secara otomatis lolos ke babak perempat final atau delapan besar. Dua slot di babak ini akan diperebutkan melalui sistem play-off oleh klub di peringkat keempat dan kelima dari masing-masing grup.
Setelah kompetisi mengerucut menjadi delapan tim, format penyisihan akan berjalan dengan sistem gugur (knock out). Pertandingan akan berlangsung kandang-tandang (home away) sampai partai final yang akan digelar di venue netral.
“Segera setelah dimulainya kompetisi pria, liga wanita yang sesuai juga akan diluncurkan” tulis ESL dalam pernyataan resmi mereka, dikutip Daily Mail, Senin (19/4/2021).
Dalam rilis yang sama, disebutkan bahwa kompetisi European Super League bertujuan membangun pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih besar. Proyek ambisius itu juga diklaim sudah dimulai dengan membuka komunikasi bersama otoritas sepak bola Eropa, yakni UEFA.
Meski begitu, Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) justru menolak gagasan tersebut karena ide kompetisi tengah pekan dianggap kontradiktif dengan tradisi Liga Champions dan Liga Europa. UEFA bahkan berencana menjatuhkan sanksi kepada klub dan pemain yang terlibat di European Super League.
Lihat Juga: Dari La Liga hingga UEFA Champions League, Streaming Olahraga Favorit beIN Sports di Vision+
Sebanyak 12 klub elit Eropa, Senin (19/4/2021) dini hari WIB sepakat membentuk kompetisi tengah pekan. Mereka yang tanda tangan dalam proposal kompetisi adalah AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool , Manchester City, Manchester United, Real Madrid dan Tottenham Hotspur.
Diperkirakan tiga klub lagi akan bergabung menjelang musim perdana, 2023 mendatang. Adapun semua kontestan bakal bertanding dengan jadwal tengah pekan yang secara otomatis bentrok dengan jadwal Liga Champions dan Liga Europa.
Dalam siaran rilisnya, ESL menjadwalkan awal kompetisi jatuh pada bulan Agustus. Sebanyak 20 klub (15 klub pendiri dan lima klub tambahan) akan terbagi ke dalam dua grup, sehingga masing-masing grup dihuni 10 kontestan. Fase grup akan dituntaskan dengan format pertandingan dua leg.
Tiga klub teratas dari masing-masing grup secara otomatis lolos ke babak perempat final atau delapan besar. Dua slot di babak ini akan diperebutkan melalui sistem play-off oleh klub di peringkat keempat dan kelima dari masing-masing grup.
Setelah kompetisi mengerucut menjadi delapan tim, format penyisihan akan berjalan dengan sistem gugur (knock out). Pertandingan akan berlangsung kandang-tandang (home away) sampai partai final yang akan digelar di venue netral.
“Segera setelah dimulainya kompetisi pria, liga wanita yang sesuai juga akan diluncurkan” tulis ESL dalam pernyataan resmi mereka, dikutip Daily Mail, Senin (19/4/2021).
Dalam rilis yang sama, disebutkan bahwa kompetisi European Super League bertujuan membangun pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih besar. Proyek ambisius itu juga diklaim sudah dimulai dengan membuka komunikasi bersama otoritas sepak bola Eropa, yakni UEFA.
Meski begitu, Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) justru menolak gagasan tersebut karena ide kompetisi tengah pekan dianggap kontradiktif dengan tradisi Liga Champions dan Liga Europa. UEFA bahkan berencana menjatuhkan sanksi kepada klub dan pemain yang terlibat di European Super League.
Lihat Juga: Dari La Liga hingga UEFA Champions League, Streaming Olahraga Favorit beIN Sports di Vision+
(sha)