Amel dan Anabel, Atlet Biliar Kakak Beradik: Menjaga Prestasi di Tengah Pandemi

Minggu, 25 April 2021 - 13:02 WIB
loading...
Amel dan Anabel, Atlet Biliar Kakak Beradik: Menjaga Prestasi di Tengah Pandemi
Emilia Putri Rahmanda dan Annabella Putri Yohana giat berlatih sambil menjalankan ibadah puasa Ramadan/Foto/dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dua bersaudara Emilia Putri Rahmanda dan Annabella Putri Yohana tergolong keluarga yang hebat. Amel -sapaan Amelia- dan Anabel -panggilan akrab Annabella- memiliki hobi olahraga yang sama: biliar . Keduanya sama-sama berpretasi.

Atlet biliar kakak beradik dari Pasuruan, Jawa Timur, itu giat berlatih sambil menjalankan ibadah puasa Ramadan. Dalam latihan, mereka juga tetap disiplin menjaga protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.



Amel masih berusia 21 tahun, sedangkan Anabel 16 tahun. Tapi, soal prestasi juara, mereka sudah mengoleksi banyak gelar. Mereka pernah menjuarai sejumlah kompetisi di tingkat junior. Bahkan sang kakak, Amel pernah merebut medali emas di Kejuaran Nasional pada tahun 2015.

Mereka, atlet biliar harapan Indonesia di masa depan. Amel mengatakan akan terus berjuang mewujudkan impiannya menjadi atlet nasional dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional lewat cabang olahraga biliar.



Tak heran bila di tengah pandemi dan di bulan puasa ini pun mereka tetap rutin berlatih. Mereka tidak ingin sekedar melewati masa pandemi ini, tetapi bertekad mengisinya dengan latihan rutin untuk menjaga prestasi.

Memang tidak mudah berlatih di antara kewajiban menjalankan puasa dan keharusan menjaga protokol kesehatan. Tapi nyatanya mereka tetap berlatih 5 hari seminggu kecuali Sabtu dan mInggu, jam 15.00 sampai jam 17.00 dan selesai beribadah Taraweh jam 20.00 sampai 22.00.



Latihan harus lebih giat karena sudah lebih dari satu tahun sejak corona merebak mereka tidak lagi mengikuti turnamen. Praktis hampir tidak ada turnamen, selain mereka memang membatasi mobilitas.

Mereka menceritakan betapa besar andil orang tua khususnya almarhum ayah mereka, Johan Suhartono atas perjalanan prestasi mereka di cabang biliar ini.

Amel diperkenalkan pada biliar oleh almarhum ayahnya ketika ia masih berusia 9 tahun atau saat kelas 3 SD. Anabel dilatih biliar saat kelas 2 SD. Ayah mereka memiliki usaha rumah biliar sehingga memudahkan mereka mengenal dan menekuni permainan ini.

Amel tentu saja lebih dahulu berkiprah dan terjun di berbagai kejuaraan. Sang adik Anabel mengaku semakin tertarik kepada biliar ketika melihat sang kakak mulai sering menjadi juara dan menerima hadiah.

Amel mengatakan sosok almarhum ayahnya sebagai orang yang sangat gigih membimbing mereka untuk menjadi pebiliar berprestasi. Sebelum meninggal pada 2017, ayah mereka berpesan, “Ayah gak bisa ninggalin harta tapi ayah bisa ninggalin ilmu billiar ini buat masa depan kamu.” Demikian Amel meniru ucapan sang ayah.

Dari sang ayah juga mereka menjadi percaya biliar dapat menjadi jalan mengejar prestasi dan kebanggaan juga jalan menuju masa depan. Ayah mereka bukan sekedar memberi petuah tetapi terjun melatih dan mendampingi kemanapun mereka mengikuti lomba.

Salah satu perjalanan paling diingat dan mengesankan, ketika Amel mengikuti Kajuaraan Nasional di Jakarta pada 2015. Berangkat dari Surabaya dengan kereta api kelas ekonomi, tidur di stasiun dan emperan stadion Gelora Bung Karno di Senayan. Tetapi berkat suport total dari orang tua Amel berhasil menjadi juara.

“Di situ saya berangkat dengan mama dan ayah. Biaya full sendiri. Alhamdulillah dapat penginapan dan transportasi buat hotel ke tempat pertandingan. Kita berangkat dari rumah naik kereta ekonomi sampai Jakarta kita sampai jam 2 subuh. Di situ kita nunggu jam 5 harus tidur di stasiun Pasar Senen dan karena kita taunya check in hotel jam 12 kita menunggu di stadion Gelora Bung Karno tiduran di emperan lalu jam 11 berangkat menuju hotel. Di situ alhamdulillah mendapatkan 2 medali emas dan dapat peraih medali emas terbanyak nomer tiga.”

Anabel mengatakan almarhum ayah mereka juga selalu berpesan agar mereka pantang menyerah. Salah satu pesan yang selalu diingat Anabel, sang ayah mengayakan kalau tertinggal skor, tidak boleh langsung menyerah karena itu belum kalah.

“Waktu kejurnas pertama di Cikarang dengan ketinggalan skor 6 0 , lawan dapat nilai 6 dan sedangkan mencari 7 kemenangan dan saya balik dengan skor 7 6 di 8 besar, dan mendapatkan perak di Kejurnas 2017. “ Anabel mengenang petuah sang ayah yang selalu menjadi pegangan.

Perjalanan masih panjang. Perjuangan belum tuntas. Peluang luas membentang. Mereka tidak pernah ragu melangkah. Hal itu karena peran ibu mereka Mona Johan yang kini meneruskan tugas sang ayah mendampingi kedua atlet muda kakak beradik ini.

“Bisa sering bersama mereka di saat berlatih dan bertanding di dalam dan luar kota, dan mereka adalah anak-anak penurut dan mudah dibimbing dan diarahkan yang baik. Cita-cita kami , saya dan mendiang ayahnya, mereka bisa menjadi atlet Pelatnas.” Demikian ucap Mona Johan.

Amel dan Anabel menepis pandangan negatif sebagian orang terhadap biliar.

“Tidak sama sekali. Bersyukur saya kenal semua orang biliar yang baik dan tidak membawa pengaruh negatif ke saya. Semua memberi dukungan ke saya dan adek saya” Demikian tegas Amel.

“Tidak semua nya negatif, tetapi bagaimana cara kita merubah itu menjadi hal positif,” Anabel mendukung pernyataan kakaknya.
(sha)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)