Disebut Punya Bakat Brilian ke Final Dua Musim Beruntun: Tuchel Cuma Tertawa
loading...
A
A
A
LONDON - Pelatih Chelsea Thomas Tuchel mencatatkan rekor unik di Liga Champions . Pelatih asal Jerman itu menjadi juru taktik pertama yang lolos ke final Liga Champions dua kali beruntun bersama dua klub berbeda.
Ketika disebut dirinya memiliki bakat brilian setelah lolos ke final Liga Champions dua musim beruntun, Tuchel tertawa.
Tuchel juga menjadi satu-satunya manajer yang menghadapi Real Madrid enam kali dalam kompetisi tersebut tanpa mengalami kekalahan (menang 2, seri 4).
"Atau tidak (punya bakat brilian), karena ini bukan klub yang sama. Saya sangat, sangat senang bahwa kami telah mencapai ini," katanya seraya tertawa seperti dilansir laman resmi UEFA.
"Saya sangat bersyukur memiliki kesempatan menjalani hidup saya di sepak bola. Untuk memiliki hasrat ini sebagai sebuah profesi, saya sangat bersyukur. Juga, melakukannya di level ini, untuk melatih tim seperti ini dan untuk mencapai final untuk kedua kalinya, saya sangat berterima kasih."
Menurut laporan William Hill, Tuchel menjadi juru taktik pertama yang lolos ke final Liga Champions dua kali beruntun bersama dua klub berbeda. Namun, pada kesempatan pertama, Tuchel gagal menjadi juara.
Sebagaimana diketahui, Tuchel hampir menjadi juara Liga Champions bersama Paris Saint-Germain (PSG) pada musim lalu. PSG asuhan Tuchel tampil luar biasa sepanjang kompetisi terelite Benua Biru itu.
Namun, PSG gagal membawa pulang trofi Liga Champions. Les Parisiens -julukan PSG- kalah 0-1 dari Bayern Muenchen di partai puncak. Padahal, jika juara pada musim lalu, Tuchel dan PSG akan meraih trofi Liga Champions pertama mereka.
Namun, Tuchel berkesempatan untuk membayar lunas kegagalan sebelumnya pada musim ini. Kesempatan itu hadir bersama Chelsea yang merekrut Tuchel usai dipecat PSG pada pertengahan musim ini.
Tuchel meneruskan pekerjaan yang ditinggalkan Frank Lampard di Chelsea. Juru taktik asal Inggris itu mampu membangkitkan Chelsea yang sempat terpuruk bersama Lampard.
Chelsea bahkan dibawa Tuchel melenggang ke final Liga Champions. Tiket final diraih Chelsea usai menyingkirkan Real Madrid di semifinal.
The Blues -julukan Chelsea- menang agregat 3-1 atas Madrid yang merupakan tim tersukses di Liga Champions dengan koleksi 13 trofi. Setelah Madrid, tantangan berikutnya bagi Chelsea adalah Manchester City di final.
Chelsea dan Man City punya tekad kuat untuk menjadi juara Liga Champions. Chelsea berhasrat meraih trofi Si Kuping Besar kedua mereka, sedangkan Man City bertekad menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya.
Final akan berlangsung di Stadion Olimpiade Ataturk, Turki, Sabtu 29 Mei 2021. Chelsea dan Man City diprediksi akan tampil maksimal demi jadi tim terbaik di Eropa.
Lihat Juga: PSG Tantang Bayern Munchen dalam Duel Sengit di Liga Champions, Simak Jadwal dan Link Streaming di Vision+
Ketika disebut dirinya memiliki bakat brilian setelah lolos ke final Liga Champions dua musim beruntun, Tuchel tertawa.
Tuchel juga menjadi satu-satunya manajer yang menghadapi Real Madrid enam kali dalam kompetisi tersebut tanpa mengalami kekalahan (menang 2, seri 4).
"Atau tidak (punya bakat brilian), karena ini bukan klub yang sama. Saya sangat, sangat senang bahwa kami telah mencapai ini," katanya seraya tertawa seperti dilansir laman resmi UEFA.
"Saya sangat bersyukur memiliki kesempatan menjalani hidup saya di sepak bola. Untuk memiliki hasrat ini sebagai sebuah profesi, saya sangat bersyukur. Juga, melakukannya di level ini, untuk melatih tim seperti ini dan untuk mencapai final untuk kedua kalinya, saya sangat berterima kasih."
Menurut laporan William Hill, Tuchel menjadi juru taktik pertama yang lolos ke final Liga Champions dua kali beruntun bersama dua klub berbeda. Namun, pada kesempatan pertama, Tuchel gagal menjadi juara.
Sebagaimana diketahui, Tuchel hampir menjadi juara Liga Champions bersama Paris Saint-Germain (PSG) pada musim lalu. PSG asuhan Tuchel tampil luar biasa sepanjang kompetisi terelite Benua Biru itu.
Namun, PSG gagal membawa pulang trofi Liga Champions. Les Parisiens -julukan PSG- kalah 0-1 dari Bayern Muenchen di partai puncak. Padahal, jika juara pada musim lalu, Tuchel dan PSG akan meraih trofi Liga Champions pertama mereka.
Namun, Tuchel berkesempatan untuk membayar lunas kegagalan sebelumnya pada musim ini. Kesempatan itu hadir bersama Chelsea yang merekrut Tuchel usai dipecat PSG pada pertengahan musim ini.
Tuchel meneruskan pekerjaan yang ditinggalkan Frank Lampard di Chelsea. Juru taktik asal Inggris itu mampu membangkitkan Chelsea yang sempat terpuruk bersama Lampard.
Chelsea bahkan dibawa Tuchel melenggang ke final Liga Champions. Tiket final diraih Chelsea usai menyingkirkan Real Madrid di semifinal.
The Blues -julukan Chelsea- menang agregat 3-1 atas Madrid yang merupakan tim tersukses di Liga Champions dengan koleksi 13 trofi. Setelah Madrid, tantangan berikutnya bagi Chelsea adalah Manchester City di final.
Chelsea dan Man City punya tekad kuat untuk menjadi juara Liga Champions. Chelsea berhasrat meraih trofi Si Kuping Besar kedua mereka, sedangkan Man City bertekad menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya.
Final akan berlangsung di Stadion Olimpiade Ataturk, Turki, Sabtu 29 Mei 2021. Chelsea dan Man City diprediksi akan tampil maksimal demi jadi tim terbaik di Eropa.
Lihat Juga: PSG Tantang Bayern Munchen dalam Duel Sengit di Liga Champions, Simak Jadwal dan Link Streaming di Vision+
(sha)