Ahli Virus asal Jepang Pesimistis Olimpiade Tokyo Bisa Digelar Tahun Depan
loading...
A
A
A
TOKYO - Olimpiade Tokyo 2020 ditunda hingga tahun depan dengan harapan tak terganggu virus corona. Namun, seorang ahli virus asal Jepang pesimistis pesta olahraga empat tahunan itu bisa digelar sesuai jadwal yang baru disusun.
Kentaro Iwata, seorang profesor penyakit menular di Universitas Kobe, mengaku pesimistis dengan jadwal baru Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 yang sudah resmi digeser ke tahun 2021. Bukan bermaksud membuat warga panik, namun dia tak yakin pandemi bakal berakhir tahun ini.
“Menggelar Olimpiade membutuhkan dua kondisi: satu mengendalikan COVID di Jepang. Kedua mengendalikan virus ini di negara-negara lain, karena Anda mengundang banyak orang dari banyak negara,” kata Kentaro Iwata kepada Japan Times.
Iwata mengatakan Jepang mungkin dapat mengendalikan virus COVID-19 sebelum musim panas 2021. Namun, dia tak yakin negara-negara lain, yang mengirim atlet dan penonton, bisa mengendalikan virus tersebut hingga tahun depan.
Sebagai catatan, Olimpiade dan Paralimpiade dipindahkan masing-masing ke tanggal 23 Juli hingga 8 Agustus dan 24 Agustus hingga 5 September 2021. Sementara saat berita ini dibuat, terdapat lebih dari 2,4 juta orang di berbagai negara yang terjangkit virus corona.
Kepala eksekutif Tokyo 2020, Tosihiro Muto baru-baru ini mengakui, pandemi virus corona mungkin sekali lagi akan memengaruhi pesta olahraga tersebut. Dengan sangat berhati-hati Muto mengatakan saat ini belum ada satu orang pun yang bisa menjamin wabah selesai pada bulan Juli tahun depan.
Di Jepang sendiri ada 10 ribu kasus positif corona dengan angka kematian mencapai 236. Kondisi tersebut membuat Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe memperpanjang keadaan darurat di negara itu.
Kentaro Iwata, seorang profesor penyakit menular di Universitas Kobe, mengaku pesimistis dengan jadwal baru Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 yang sudah resmi digeser ke tahun 2021. Bukan bermaksud membuat warga panik, namun dia tak yakin pandemi bakal berakhir tahun ini.
“Menggelar Olimpiade membutuhkan dua kondisi: satu mengendalikan COVID di Jepang. Kedua mengendalikan virus ini di negara-negara lain, karena Anda mengundang banyak orang dari banyak negara,” kata Kentaro Iwata kepada Japan Times.
Iwata mengatakan Jepang mungkin dapat mengendalikan virus COVID-19 sebelum musim panas 2021. Namun, dia tak yakin negara-negara lain, yang mengirim atlet dan penonton, bisa mengendalikan virus tersebut hingga tahun depan.
Sebagai catatan, Olimpiade dan Paralimpiade dipindahkan masing-masing ke tanggal 23 Juli hingga 8 Agustus dan 24 Agustus hingga 5 September 2021. Sementara saat berita ini dibuat, terdapat lebih dari 2,4 juta orang di berbagai negara yang terjangkit virus corona.
Kepala eksekutif Tokyo 2020, Tosihiro Muto baru-baru ini mengakui, pandemi virus corona mungkin sekali lagi akan memengaruhi pesta olahraga tersebut. Dengan sangat berhati-hati Muto mengatakan saat ini belum ada satu orang pun yang bisa menjamin wabah selesai pada bulan Juli tahun depan.
Di Jepang sendiri ada 10 ribu kasus positif corona dengan angka kematian mencapai 236. Kondisi tersebut membuat Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe memperpanjang keadaan darurat di negara itu.
(mirz)