Federasi Sepak Bola Italia Siapkan Sanksi untuk Pemain Anti-vaksin

Minggu, 25 Juli 2021 - 06:01 WIB
loading...
Federasi Sepak Bola Italia Siapkan Sanksi untuk Pemain Anti-vaksin
Federasi Sepak Bola Italia Siapkan Sanksi untuk Pemain Anti-vaksin. Foto: IST
A A A
ROMA - Sejumlah klub Italia mengeluhkan beberapa oknum pemain yang menolak vaksin. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pun mengusulkan jika pemain tersebut harus membayar atas tindakannya.

FIGC mendorong agar para pemain Serie A dan Serie B divaksinasi pada awal musim. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di dalam kompetisi.



Saat ini beberapa klub di Serie A juga telah memulai vaksinasi seperti AS Roma, Sampdoria, dan Fiorentina. Pihak FIGC sendiri tak mengeluarkan kebijakan secara langsung, namun hanya berpesan agar tidak memaksa.

Celakanya, kini terdapat klaster Covid-19 yang muncul akibat oknum pemain menilai vaksin. Beberapa pemain itu pun tersdapat di berbagai tim seperti Lazio , Spezia, Empoli hingga Udinese.

Hal ini tentu membuat para petinggi tim bingung. Padahal, kompetisi Liga Italia akan dimulai pada 21 Agustus. Namun, FIGC juga tak bisa memaksa pemain agar wajib vaksin seperti di Liga Italia.

Oleh sebab itu, Komisi Medis FIGC Gianni Nanni mengusulkan agar pemain yang menolak vaksin harus membayar. Dia menilai pandemi tak kunjung berakhir akibat para oknum peman yang tak mau vaksin.

“Sebagian besar skuad sudah divaksin, setidaknya dengan dosis pertama. Tetapi, ada sebagian pemain yang belum divaksin. Ini sudah langkah besar, dibanding tahun lalu,” kata Nanni dikutipFootball Italia, Sabtu (24/7/2021).

“Model yang dilakukan Inggris sangat drastis, tetapi efektif. Ketika menghadapi pandemi, kami harus memiliki peraturan jelas yang dihormati. Saya tidak yakin hal itu bisa dilakukan di Italia, karena belum bisa mewajibkan vaksin,” ujarnya.

“Namun, kami bisa mengambil keputusan lain. Kami bisa memberi tahu jika yang tak mau divaksin, harus bertanggung jawab. Mereka harus membayar biaya perawatan yang muncul akibat keputusan mereka,” tutur Nanni.

Jika terjadi kasus di dalam tim, maka mereka harus membayar efek finansial. Orang memang berhak memutuskan. Namun, mereka juga harus memiliki moral dan tanggung jawab secara ekonomi akibat keputusan itu. saya pikir itu bukan permintaan berat,” ucapnya.
(sto)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1691 seconds (0.1#10.140)