Kasus Covid-19 Melonjak, Sekelompok Warga Jepang Minta Olimpiade Dihentikan
loading...
Kasus Covid-19 Melonjak, Warga Jepang Minta Hentikan Olimpiade 2020. Foto: China.org
A
A
A
TOKYO - Olimpiade Tokyo 2020 masih saja mendapat pertentangan dari warga Jepang. Meski sudah berjalan, para pendemo menuntut Olimpiade untuk dihentikan lantaran kasus Covid-19 di Jepang yang kembali meningkat. Sementara itu diketahui kasus positif Covid 19 di klaster Olimpiade sudah semakin meningkat diantaranya adalah dialami warga lokal, staf dan atlet.
Kasus rekor harian Covid-19 di Tokyo sudah mencapai rekor 3.865, sementara kasus harian nasional mencapai 10 ribu untuk pertama kalinya. Media lokal mengabarkan pemerintah akan mengumumkan status darurat, di empat prefektur di luar Tokyo. Lalu status darurat di Tokyo dan Okinawa diperpanjang hingga akhir Agustus.
"Menjadi tuan rumah Olmpiade dan mecegah infeksi Covid19, keduanya sangat bertentangan. Saya pikir benar yang harus dilakukan pemerintah adalah membatalkan Olimpiade dan mengalokasikan semua energi dan anggaran untuk mengendalikan Covid-19," ucap Koji Sugihara, salah satu pendemo Olimpiade Tokyo 2020.
"Olimpiade digelar dalam kondisi di mana lebih dari 3000 orang, kini telah terinfeksi Covid-19. Saya di sini untuk memohon kepada Perdana Menteri Jepang Suga, yang merupakan Kepala Eksekutif Jepang, untuk menuntut pembatalan Olimpiade," ucap Kai Koyama pendemo Olimpiade Tokyo 2020.
Meski panitia sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, hingga artikel ini dibuat, sudah lebih banyak kasus bertambahnya infeksi Covid-19. Kasus positif Covid-19 di klaster Olimpiade sudah mencapai 193, dengan 20 orang diantaranya adalah staf dan atlet.
Catatan itu termasuk para atlet yang terpaksa dibatalkan keikutsertaannya di pertandingan Olimpiade Tokyo 2020. Lalu rekan atlet yang melakukan kontak fisik dengan yang terpapar juga diwajibkan menjalankan isolasi mandiri.
Selain itu, salah satu kekkhawatiran warga Jepang adalah lambatnya vaksinasi Covid-19. Saat ini baru sepertiga warga Jepang yang telah mendapatkan vaksin, itu juga baru dimulai pada dosis pertama.
Meski begitu, Olimpiade Tokyo 2020 hingga saat ini tetap berjalan. Hanya saja pertandingan di pesta olahraga terbesar di dunia itu berlangsung tanpa adanya penonton.
Kasus rekor harian Covid-19 di Tokyo sudah mencapai rekor 3.865, sementara kasus harian nasional mencapai 10 ribu untuk pertama kalinya. Media lokal mengabarkan pemerintah akan mengumumkan status darurat, di empat prefektur di luar Tokyo. Lalu status darurat di Tokyo dan Okinawa diperpanjang hingga akhir Agustus.
Baca Juga :
Lockdown, Australia Kerahkan Militer ke Sydney
"Menjadi tuan rumah Olmpiade dan mecegah infeksi Covid19, keduanya sangat bertentangan. Saya pikir benar yang harus dilakukan pemerintah adalah membatalkan Olimpiade dan mengalokasikan semua energi dan anggaran untuk mengendalikan Covid-19," ucap Koji Sugihara, salah satu pendemo Olimpiade Tokyo 2020.
"Olimpiade digelar dalam kondisi di mana lebih dari 3000 orang, kini telah terinfeksi Covid-19. Saya di sini untuk memohon kepada Perdana Menteri Jepang Suga, yang merupakan Kepala Eksekutif Jepang, untuk menuntut pembatalan Olimpiade," ucap Kai Koyama pendemo Olimpiade Tokyo 2020.
Meski panitia sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, hingga artikel ini dibuat, sudah lebih banyak kasus bertambahnya infeksi Covid-19. Kasus positif Covid-19 di klaster Olimpiade sudah mencapai 193, dengan 20 orang diantaranya adalah staf dan atlet.
Catatan itu termasuk para atlet yang terpaksa dibatalkan keikutsertaannya di pertandingan Olimpiade Tokyo 2020. Lalu rekan atlet yang melakukan kontak fisik dengan yang terpapar juga diwajibkan menjalankan isolasi mandiri.
Selain itu, salah satu kekkhawatiran warga Jepang adalah lambatnya vaksinasi Covid-19. Saat ini baru sepertiga warga Jepang yang telah mendapatkan vaksin, itu juga baru dimulai pada dosis pertama.
Meski begitu, Olimpiade Tokyo 2020 hingga saat ini tetap berjalan. Hanya saja pertandingan di pesta olahraga terbesar di dunia itu berlangsung tanpa adanya penonton.
(sto)
Lihat Juga :
