Ellyas Pical, Pahlawan Olahraga Indonesia dari Gelanggang Tinju

Minggu, 15 Agustus 2021 - 16:00 WIB
loading...
Ellyas Pical, Pahlawan Olahraga Indonesia dari Gelanggang Tinju
Ellyas Pical, Pahlawan Olahraga Indonesia dari Gelanggang Tinju. Foto: Dok
A A A
JAKARTA - Indonesiamemiliki petinju bernama EllyasPical yang mungkin akan sulit dilupakan begitu saja namanya. Sebab pria kelahiran Ullath, Maluku Tengah itu adalah petinju pertama asal Indonesia yang berhasil menjadi juara dunia.

Tepatnya EllyasPicalmenjadi juara dunia IBF kelas bantam Yunior (kelas super terbang) pada 3 Mei 1985. Pada saat itu, EllyasPicalsanggup mengalahkan petinju asal Korea Selatan, yakni Chun Ju-do dengan TKO di ronde kedelapan.



Berkat kemampuan EllyasPicalyang sanggup mengalahkan Chun Ju-do pada pertarungan perebutan sabuk juara dunia IBF kelas super terbang itu, yang mana berlangsung di Stadion Bung Karno, Indonesia pun berhasil memiliki petinju yang merasakan gelar juara dunia.

Tentunya perjuangan yang berat telah dilalui EllyasPicaluntuk bisa mencapai titik di mana ia berstatus juara dunia IBF kelas super terbang tersebut. Sebab seperti yang diketahui, menjadi seorang petinju ternyata adalah profesi yang awalnya tak disetujui oleh orang tua EllyasPical.

EllyasPicalkecil dulunya adalah seorang anak yang banyak menghabiskan waktu mencari Mutiara di laut Maluku. Gara-gara kegiatan kecilnya itu, Ellyas Pikal pun menderita kelainan pada pendengarannya karena menyelam tanpa menggunakan alat bantu.

Dalam kegiatannya mencari Mutiara, Ellyas Pikal pun sering menyaksikan pertandingan tinju di layar televisi dan pada saat itu ia sangat mengidolakan Muhammad Ali . Berawal dari sana, Ellyas Pical memiliki tekad untuk menjadi petinju.

Sayangnya, niat Ellyas Pical menjadi petinju profesional sempat mendapatkan respons yang kurang baik dari orang tuanya. Kendati begitu, Ellyas Pical tak menyerah begitu saja dan tetap berlatih tinju pada usia 13 tahun meski harus diam-diam agar tidak ketahuan kedua orang tuanya.

Sejak saat itulah, Ellyas Pical mulai terlihat menunjukkan memiliki bakal di dunia tinju, Ia sukses menjuarai berbagai kompetisi di kelas terbang, baik dari tingkat kabupatan sampai Piala Presiden.

Karier profesional Ellyas Pical dimulai pada 1982, di mana pada saat itu ia menghadapi sesama petinju Indonesia, yakni Eddy Rafael. Pada saat itu, Ellyas Pical keluar sebagai pemenang di ronde keempat.

Singkat cerita setelah melalui sembilan pertarungan dengan delapan kemenangan dan satu kekalahan, Ellyas Pical dihadapkan pertarungan dengan petinju asal Korea Selatan, Hee Yun-jung pada 19 Mei 1984 di Seoul. Pada adu tinju itu, Ellyas Pical lantas berhasil menang dan sukses membawa pulang gelar juara OPBF kelas super terbang.

Dengan kemenangan yang berakhir di ronde ke-12 itu, Ellyas Pical pun menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri. Ia bahkan sanggup mempertahankan gelar OPBF kelas super terbang itu pada Oktober 1984 saat ditantang petinju asal Jepang, Mutsou Watanabe,

Setelah bertarung melawan petinju asal Jepang tersebut, barulah Ellyas Pical menghadapi Chun Ju-do dan meraih gelar juara dunia pertama untuk Indonesia. Ia menang dengan pukulan hook dan uppercut dari tangan kirinya yang sangat kuat.

Saking kuatnya, pukulan tinju kiri Ellyas Pical, ia pun dijuluki sebagai The Exocet. Nama itu merupakan nama rudal milik Prancis yang dipakai Argentina dalam Perang Malvinas yang pecah pada saat eraPicalberjaya.

Pada tahun yang sama, tepatnya pada 25 Agustus 1985, Ellyas Pical ditantang petinju asal Australia untuk merebut gelar juara dunia IBF kelas super terbang miliknya. Hebatnya Ellyas Pical berhasil menang dan mempertahankan sabuknya tersebut.

Sayangnya, setahun berselang sabuk juara dunia IBF kelas super terbang milik Ellyas Pical pindah ke tangan petinju asal Dominika, yakni Cesar Polanco di pertarungan yang berakhir 15 ronde tersebut. Tak senang kalah dari Polanco, Ellyas Pical menantang kembali empat bulan setelahnya.

Pada 5 Juli 1985 , Ellyas Pical sanggup membalaskan dendamnya kepada Polanco dan merebut kembali gelar IBF kelas super miliknya. Ia bahkan sanggup mempertahankan gelar tersebut saat menghadapi Dong Chun Lee (Korea Selatan) pada Desember 1986.

Kehebatan Ellyas Pical sempat dihentikan petinju asal Thailand, Khaosai Galaxy pada 28 Februari 1987. Kekalahan itu membuat Ellyas Pical sempat depresi. Butuh beberapa bulan bagi Ellyas Pikal untuk menenangkan diri hingga akhirnya merebut kembali gelar juara dunia IBF kelas super terbang pada Oktober 1987.

Pada saat itu, Ellyas Pical sanggup merebut sabuk IBF kelas super terbang itu dari petinju Korea Selatan, Chang Tae-il. Selama dua tahun sabuk itu berhasil dipertahankan Ellyas Pical setelah mencoba mempertahankannya sebanyak tiga kali.

Pada akhirnya sabuk juara dunia IBF kelas super terbang itu berhasil direbut oleh petinju asal Kolombia, Juan Polo Perez saat mereka berdua bertarung di Valley Sports Arena, Virginia, Amerika Serikat pada 14 Oktober 1989.

Setelah gelar juara dunianya diambil, Ellyas Pical sempat melakoni tiga pertarungan non gelar sebanyak tiga kali hingga akhirnya memutuskan pensiun usai terakhir bertarung pada 2000. Total catatan pertarungan Ellyas Pical adalah 20 kemenangan, sekali imbang, dan lima kekalahan dari total 26 penampilannya.

Setelah pensiun, diketahui menjadi petugas keamanan di sebuah tempat diskotik di Jakarta. Pekerjaannya tersebut pun membuat Ellyas Pical jatuh ke dunia gelap sampai akhirnya ia ditangkap karena melakukan transaksi narkoba di sebuah diskotik pada 13 Juli 2005.

Ellyas Pical divonis hukuman penjara selama tujuh tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Setelah bebas pada 7 Februari 2006, Ellyas Pical lantas dipekerjakan di KONI Pusat.

Baru-baru ini Ellyas Pical mendapatkan penghargaan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Ia tepatnya dinobatkan sebagai pria lanjuta usia (lansia) berprestasi di peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2021 pada 29 Mei 2021 yang lalu.
(sto)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3516 seconds (0.1#10.140)