Pahlawan Olahraga, Rexy Mainaky Si Peraih Emas Olimpiade Atlanta 1996

Senin, 16 Agustus 2021 - 09:01 WIB
loading...
Pahlawan Olahraga, Rexy...
Pahlawan Olahraga, Rexy Mainaky Si Peraih Emas Olimpiade Atlanta 1996. Foto: Humas PBSI
A A A
BANGKOK - Lahir di Ternate, 9 Maret 1968, nama Rexy Mainaky tentu sudah tidak asing di telinga pecinta bulu tangkis Indonesia. Pria yang akrab disapa Eky itu adalah salah satu pemain ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Merah Putih.

Keluarga Eky sangat senang dengan bulu tangkis. Ayah dan saudara-saudara kandungnya rutin bermain badminton, sedangkan Eky kecil lebih senang bermain sepak bola.


Di kampung tempat tinggal Eky, saat itu banyak anak muda yang kerjanya hanya mabuk-mabukan. Oleh karena itu sang ayah mengarahkan anak-anaknya untuk olahraga, karena tidak mau mereka menjadi pemabuk seperti pemuda-pemuda disana.

Ada satu momen dimana Eky dijanjikan akan diberi hadiah oleh sang ayah jika masuk peringkat 10 besar di sekolah. Ayahnya mengira dia akan minta dibelikan raket, namun Eky memilih untuk dibelikan sepatu sepak bola.

Ketika saudara kandung dan teman-temannya bermain bulu tangkis di halaman belakang rumah, Eky hanya menonton. Dia baru main jika kurang orang. Dia lebih sering menghabiskan waktu di lapangan sepak bola.

Menginjak usia remaja, sang ayah berbicara kepadanya dan membuatnya banting stir menjadi pemain bulu tangkis. Sebenarnya, saat itu Eky sudah bermain kompetisi sepak bola antar daerah, namun situasinya sulit dan perkembangan sepak bola nasional juga belum menuju ke arah yang bagus.



Sang ayah mengatakan bulu tangkis Indonesia itu sudah dikenal dunia. Kalau Eky bisa menjadi juara nasional, sangat besar peluang menjadi juara dunia. Berbeda dengan sepakbola yang punya 11 pemain, tapi kalau tidak kompak tidak akan bagus mainnya.

Eky yang saat itu berusia 14 tahun mengikuti saran dari ayahnya. Dia lalu ikut seleksi untuk mewakili Maluku di pertandingan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI). Dia berhasil maju mewakili Maluku, tapi gagal lolos dari babak grup. Meski begitu, pemerintah Maluku mengusulkannya untuk belajar di sekolah atlet Ragunan.

Pada 1985 Eky terbang ke Jakarta menyusul sang kakak, Richard Mainaky, yang sudah lebih dulu menginjakan kaki di ibu kota. Eky menunjukan kegigihan dan keseriusan dalam latihan sehingga dia menjadi penghuni tetap di Ragunan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1168 seconds (0.1#10.140)