Naturalisasi Pesepak Bola Eropa untuk Timnas Indonesia

Senin, 20 September 2021 - 23:42 WIB
loading...
Naturalisasi Pesepak Bola Eropa untuk Timnas Indonesia
Elkan Baggott salah satu pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia. Foto: PSSI
A A A
JAKARTA - Naturalisasi pesepak bola eropa untuk timnas Indonesia menjadi sangat penting saat ini. Naturalisasi menjadi salah satu solusi jangka pendek untuk meningkatkan prestasi timnas Indonesia.

Naturalisasi menjadi salah satu cara jangka pendek setelah melihat perkembangan akademi dan kualitas Liga Indonesia sendiri. Naturalisasi bukanlah hal yang baru di dunia sepak bola.



Misalnya timnas Jerman. Timnas Jerman menaturalisasi banyak warga imigran atau keturunan karena negara Jerman sendiri memang memiliki banyak warga imigran di dalamnya.

Contohnya adalah Mesut Oezil yang berasal dari Turki. Dan juga ada Jerome Boateng yang orang tuanya berasal dari Ghana. Contoh lain timnas yang banyak menggunakan warga keturunan imigran di dalamnya timnasnya adalah timnas Prancis.

Sebagai contoh Paul Pogba yang orang tuanya berasal dari Guinea. Juga ada Karim Benzema yang orang tuanya berasal dari Aljazair yang sudah lama tinggal di Prancis.

Mengapa naturalisasi penting untuk timnas sepak bola? Sebenarnya kita bisa melihat kondisi masing-masing negara dalam hal naturalisasi. Jika kondisi negaranya seperti Jerman dan Prancis, maka naturalisasi pemain-pemain keturunan dan imigran menjadi hal lumrah. Bahkan, naturalisasi bisa dibantu dengan mudah jika memang pemain tersebut dianggap penting bagi timnas Prancis atau Jerman.



Nah, jika kita melihat prestasi dan kondisi sepak bola Indonesia, naturalisasi bisa menjadi solusi jangka pendek untuk mengakhir paceklik prestasi timnas sepak bola Indonesia. Prestasi internasional terakhir timnas Indonesia adalah SEA Games 1991. Artinya sudah 30 tahun kita tidak memiliki gelar di turnamen internasional.

Kemudian jika melihat kualitas pembinaan pemain muda Indonesia, sepertinya masih cukup jauh baik dari segi fasilitas, fisik pemain, dan mental pemain. Fasilitas yang paling terasa dan berpengaruh bagi klub-klub Indonesia adalah tidak adanya tempat latihan tetap yang membuat program latihan menjadi tergantung dengan budget sewa lapangan dan fasilitas lapangan yang tersedia.

Maka tidak jarang jika klub yang sudah dianggap profesional dan main di Liga 1 Indonesia harus berpindah tempat latihan. Kadang di lapangan kampung, lapangan hotel, atau bahkan di lapangan futsal. Hal ini tentu sangat jauh jika dibandingkan klub-klub profesional di luar Indonesia yang sudah memiliki lapangan latihan sendiri.

Kemudian jika dilihat dari sisi kebugaran pemain, pemain menjadi sulit menjaga kebugaran tubuh jika harus berpindah gym atau bahkan tidak latihan ke gym. Latihan di gym membuat otot pemain terbentuk dan bisa bertahan lama jika sudah berhasil dibentuk. Jika tidak latihan di gym, maka otot pemain akan menjadi kendor dan pasti akan kalah body charge jika harus berduel dengan tim luar Indonesia.

Faktor makanan juga menjadi salah satu faktor yang membuat timnas Indonesia kurang berkembang. Pola makan yang tidak sesuai dengan ahli nutrisi untuk atlet membuat kondisi stamina pemain kita sudah terkurang ketika memasuki menit ke 60 ke atas. Maka, tidak heran jika kita sering melihat timnasi Indonesia kebobolan di menit 60 ke atas.

Terakhir, faktor mental jago kandang membuat mental pemain Indonesia tidak teruji di turnamen internasional. Mereka menjadi kaget jika harus bertanding dan berduel fisik di lapangan, apalagi jika kondisi fisik dan stamina lawan lebih baik daripada kita. Dengan kualitas fisik dan stamina seadanya, sudah dipastikan timnas kita akan kalah dan hanya tinggal menunggu waktu untuk kebobolan.

Maka, sambil memperbaiki kualitas pembinaan pemain muda untuk jangka menengah dan panjang, naturalisasi para pemain keturunan Indonesia menjadi solusi yang jitu. Mereka memiliki darah Indonesia dari leluhurnya baik dari ayah, ibu, kakek, nenek, dan lain-lain. Mereka memiliki darah Indonesia sehingga mereka berhak untuk membela timnas Indonesia.
(sto)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4103 seconds (0.1#10.140)