Kerap Dihujat Sebelum Rebut Emas Olimpiade Tokyo, Greysia/Apri: Itu Bikin Kita Terkenal

JAKARTA - Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu bercerita kenangan masa lalu ketika sempat dihujat orang. Namun, mereka justru memaknai itu sebagai kesempatan untuk meraih popularitas.



Greysia/Apriyani kini menjadi trend setter atlet di Indonesia untuk memberikan prestasi membanggakan di kancah internasional. Sejarah ketika menjadi peraih emas satu-satunya bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 dari cabor bulu tangkis masih terkenang.

Namun tak dapat dipungkiri, Greysia/Apriyani sempat melalui masa-masa sulit ketika berjuang untuk mencapai titik ini. Bahkan mereka sudah terbiasa dengan pengalaman “menang dipuji, kalah dicaci”.

Hal itu mereka ceritakan ketika menghadiri podcast Deddy Corbuzier yang diunggah di akun Youtube, Kamis (23/9/2021). Di momen itu, Greysia/Apri menjawab dengan pasti bahwa cacian publik bukan lagi suatu hal yang aneh.

Mereka awalnya ditanya mengenai cacian seperti apa yang sering didapat ketika mengalami kekalahan. Greysia yang terlihat lebih dominan berbicara menjawab dengan diiringi senyum.

“Kalau di sisi saya, mungkin ‘wah sudah harus pensiun lah’ atau ‘ah masa pemain profesional mainnya kaya gitu?’ atau ya sudah terlalu banyak lah karena saya kan sudah lama main bulu tangkis,” kata Greysia.

“Jadi perkataan-perkataan seperti itu sampai yang menyakitkan aja saya sudah nggak denger lagi,” lanjutnya.

Deddy kemudian menimpali bahwa kebanyakan orang yang mencerca seperti itu adalah yang tidak berada di bidang itu, dalam hal ini bulu tangkis. Greysia dan Apri membenarkan hal itu sambil tertawa.

Tak lama giliran Deddy memberikan ceritanya seputar hal yang sama. Sampai akhirnya Greysia menimpali bahwa ternyata cacian dan hujatan itu yang membuat mereka terkenal seperti saat ini.

“Tapi itu yang membuat kita terkenal kan? Jadi biarin aja yang kaya begitu-begitu membuat kita terkenal dan maju,” timpal Greysia diiringi tawa.

“Karena ada dramanya, ada yang suka ada yang nggak suka, kan film harus begitu,” lanjutnya.



“Kalau semua suka, hidup datar-datar aja kan,” timpal Apri.