Pensiun sebagai Pemain, Jacksen F Tiago Jadi Pelatih Tersukses di Indonesia
loading...
A
A
A
Setahun bermain di Petrokimia, Jacksen diboyong ke Stadion Andi Mattalatta (kandang PSM). Runner up 1995-1996 menjadi bukti kesaktian Jacksen yang kala itu dibantu oleh dua pemain Brazil lainnya, Marcio Novo dan Luciono Leandro.
Tahun berikutnya, Jacksen kembali ke Surabaya untuk merumput bersama Persebaya. Dukungan pemain hebat dari Widodo C Putra, Anang Maaruf, hingga Carlos de Mello membuat dirinya dimanjakkan sebagai striker.
"Saya akui kelebihan saya menempatkan posisi. Saya membaca peluang," tambah Jacksen menceritakan dirinya saat bermain.
Di tahun itulah Jacksen berhasil membawa Persebaya menjuarai kasta tertinggi Liga Indonesia. Namannya kemudian diangkat menjadi salah satu pemain terbaik liga setelah berhasil menyarangkan 25 gol dan meraih gelar sepatu emas atau top score.
Kehebatannya di Surabaya membuat liga China dan Singapura tertarik menggunakan jasanya. Ia pun sempat malang melintang sebelum akhirnya kembali Petrokimia dan gantung sepatu di tahun 2002.
Pelatih Berprestasi
Pernah menjuarai liga 1 bersama Persebaya menjadi pengalaman berharga baginya. Ia kemudian menggeluti karir kepelatihannya dan menangani tim Assyabaab Surabaya sebelum akhirnya resmi melatih Persebaya setelah tim itu turun kasta ke divisi 2 di tahun 2003.
Bukan Jacksen bila tak berprestasi. Lewat tangan dinginnya, Persebaya menjelma menjadi tim elit papan atas liga super. Selain kembali membuat Persebaya ke Liga 1, Jacksen mampu membuat Persebaya sebagai kampiun Liga.
Usai melatih Persebaya, pria yang kini menjadi Warga Negara Indonesia itupun malang melintas ke beberapa tim, yaitu Persita Tanggeran di tahun 2006, Persiter Ternate tahun 2007, Mitra Kukar 2008, dan Persitara Jakarta Utara 2008.
Dream Team Persipura
Menukangi beberapa tim liga 1, membuat pengalaman Jacksen kian matang. Ia kemudian didapuk menggantikan Raja Isa sebagai pelatih Persipura di tahun 2008.
Tahun berikutnya, Jacksen kembali ke Surabaya untuk merumput bersama Persebaya. Dukungan pemain hebat dari Widodo C Putra, Anang Maaruf, hingga Carlos de Mello membuat dirinya dimanjakkan sebagai striker.
"Saya akui kelebihan saya menempatkan posisi. Saya membaca peluang," tambah Jacksen menceritakan dirinya saat bermain.
Di tahun itulah Jacksen berhasil membawa Persebaya menjuarai kasta tertinggi Liga Indonesia. Namannya kemudian diangkat menjadi salah satu pemain terbaik liga setelah berhasil menyarangkan 25 gol dan meraih gelar sepatu emas atau top score.
Kehebatannya di Surabaya membuat liga China dan Singapura tertarik menggunakan jasanya. Ia pun sempat malang melintang sebelum akhirnya kembali Petrokimia dan gantung sepatu di tahun 2002.
Pelatih Berprestasi
Pernah menjuarai liga 1 bersama Persebaya menjadi pengalaman berharga baginya. Ia kemudian menggeluti karir kepelatihannya dan menangani tim Assyabaab Surabaya sebelum akhirnya resmi melatih Persebaya setelah tim itu turun kasta ke divisi 2 di tahun 2003.
Bukan Jacksen bila tak berprestasi. Lewat tangan dinginnya, Persebaya menjelma menjadi tim elit papan atas liga super. Selain kembali membuat Persebaya ke Liga 1, Jacksen mampu membuat Persebaya sebagai kampiun Liga.
Usai melatih Persebaya, pria yang kini menjadi Warga Negara Indonesia itupun malang melintas ke beberapa tim, yaitu Persita Tanggeran di tahun 2006, Persiter Ternate tahun 2007, Mitra Kukar 2008, dan Persitara Jakarta Utara 2008.
Dream Team Persipura
Menukangi beberapa tim liga 1, membuat pengalaman Jacksen kian matang. Ia kemudian didapuk menggantikan Raja Isa sebagai pelatih Persipura di tahun 2008.