Media Malaysia Ungkap 3 Kualitas Timnas Indonesia: No 1 Dikritik Vietnam
loading...
A
A
A
KALLANG - Timnas Indonesia mendapat sorotan dari media Malaysia jelang bentrok kedua negara pada laga pemungkas Grup B Piala AFF 2020 , Minggu (19/12/2021). Kualitas permainan skuat Garuda yang meningkat mendapat sorotan media Negeri Jiran.
Memang, sejak ditangani Tan Cheng Hoe, skuat Macan Malaya -julukan timnas Malaysia - memiliki rekor keseluruhan yang lebih baik setiap kali bertemu Indonesia. Namun, sejak timnas Merah Putih diambil alih Shin Tae-yong, Indonesia dinilai memiliki kualitas yang berbeda.
Pada dua pertemuan tahun 2019 di kualifikasi Piala Dunia 2022 (sebelum ditangani Shin Tae-yong), Indonesia kalah 2-3 di Gelora Bung Karno dan 0-2 di Bukit Jalil.
Kombinasi pemain muda dan berpengalaman yang dihimpun pelatih asal Korea Selatan itu sejauh ini berhasil memberi dampak positif di ajang Piala AFF 2020. Setelah tiga pertandingan, skuat Garuda telah menghasilkan 9 gol dan hanya kebobolan 3 gol.
Dari statitsik tersebut, media Malaysia Semuanyabola menilai tiga kualitas skuat Indonesia dibandingkan pertemuan dengan Malaysia pada 2019 lalu. Berikut, kualitas Indonesia yang patut diperhatikan pemain dan pelatih skuat Macan Malaya.
3. Sistem permainan yang fleksibel
Di bawah Shin Tae-yong, skuad Indonesia bisa bermain dalam sistem yang lebih fleksibel tergantung pada kekuatan dan kelemahan lawan. Misalnya, melawan tim lemah seperti Laos dan Kamboja, Indonesia turun dengan sistem pertahanan empat pemain dengan sistem 4-4-2 atau opsi 4-4-1-1.
Indonesia menargetkan lebih banyak gol melawan tim yang lebih lemah untuk menemukan keunggulan gol. Terbukti, saat melawan tim yang lebih unggul seperti Vietnam, mereka mengubah pendekatan itu dan menurunkan lima bek.
Sistem 5-4-1 yang digunakan Shin Te-yong dalam laga ini jelas efektif membatasi kecepatan pemain Vietnam, terutama untuk menetralisir ancaman lawan di sayap.
Shin Tae-yong kemungkinan akan menggunakan sistem 4-4-2/4-4-1-1 pada laga melawan Malaysia nanti dalam upaya mencari gol awal untuk meraih keunggulan.
2. Kekuatan mental
Di antara perubahan signifikan tim Indonesia kali ini adalah kekuatan mental para pemainnya. Hal itu diakui secara pribadi oleh Shin Tae-yong yang membeberkan bagaimana kualitas menjadi senjata utama pasukan Garuda melawan Vietnam.
Shin Tae-yong juga tidak pernah merasa puas dengan penampilan tim Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu akan selalu menuntut lebih dari para pemainnya meski sudah menang.
Sikap ini sudah ditanamkan Shin Tae-yong sejak awal mengelola skuad Garuda. Jajaran pemain akhirnya terbiasa dengan sikap tidak puas dan selalu memotivasi diri untuk memberikan yang terbaik saat beraksi di lapangan.
1. Strategi permainan keras
Skuat Garuda di Piala AFF kali ini juga menampilkan pola permainan yang keras, bertujuan agar lawan kesulitan mengatur pergerakannya. Pola permainan ini pun tak luput dari kritikan media Vietnam.
Statistik permainan setelah tiga pertandingan membuktikan klaim ini. Indonesia menjadi tim yang paling banyak mendapat kartu kuning dibandingkan Malaysia dan Vietnam, yakni 6 kartu kuning.
Skuat Garuda juga memenangkan 33 tekel, dibandingkan dengan 15 untuk Malaysia dan 16 untuk Vietnam. Cukup untuk menjelaskan pola permainan keras yang dipraktikkan tim di Piala AFF kali ini.
Permainan ini diprediksi akan berlangsung mengingat rivalitas kedua negara ini sudah terkenal. Pola permainan Indonesia pun dinilai begitu keras hingg terkadang memancing provokasi.
Memang, sejak ditangani Tan Cheng Hoe, skuat Macan Malaya -julukan timnas Malaysia - memiliki rekor keseluruhan yang lebih baik setiap kali bertemu Indonesia. Namun, sejak timnas Merah Putih diambil alih Shin Tae-yong, Indonesia dinilai memiliki kualitas yang berbeda.
Pada dua pertemuan tahun 2019 di kualifikasi Piala Dunia 2022 (sebelum ditangani Shin Tae-yong), Indonesia kalah 2-3 di Gelora Bung Karno dan 0-2 di Bukit Jalil.
Kombinasi pemain muda dan berpengalaman yang dihimpun pelatih asal Korea Selatan itu sejauh ini berhasil memberi dampak positif di ajang Piala AFF 2020. Setelah tiga pertandingan, skuat Garuda telah menghasilkan 9 gol dan hanya kebobolan 3 gol.
Dari statitsik tersebut, media Malaysia Semuanyabola menilai tiga kualitas skuat Indonesia dibandingkan pertemuan dengan Malaysia pada 2019 lalu. Berikut, kualitas Indonesia yang patut diperhatikan pemain dan pelatih skuat Macan Malaya.
3. Sistem permainan yang fleksibel
Di bawah Shin Tae-yong, skuad Indonesia bisa bermain dalam sistem yang lebih fleksibel tergantung pada kekuatan dan kelemahan lawan. Misalnya, melawan tim lemah seperti Laos dan Kamboja, Indonesia turun dengan sistem pertahanan empat pemain dengan sistem 4-4-2 atau opsi 4-4-1-1.
Indonesia menargetkan lebih banyak gol melawan tim yang lebih lemah untuk menemukan keunggulan gol. Terbukti, saat melawan tim yang lebih unggul seperti Vietnam, mereka mengubah pendekatan itu dan menurunkan lima bek.
Sistem 5-4-1 yang digunakan Shin Te-yong dalam laga ini jelas efektif membatasi kecepatan pemain Vietnam, terutama untuk menetralisir ancaman lawan di sayap.
Shin Tae-yong kemungkinan akan menggunakan sistem 4-4-2/4-4-1-1 pada laga melawan Malaysia nanti dalam upaya mencari gol awal untuk meraih keunggulan.
2. Kekuatan mental
Di antara perubahan signifikan tim Indonesia kali ini adalah kekuatan mental para pemainnya. Hal itu diakui secara pribadi oleh Shin Tae-yong yang membeberkan bagaimana kualitas menjadi senjata utama pasukan Garuda melawan Vietnam.
Shin Tae-yong juga tidak pernah merasa puas dengan penampilan tim Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu akan selalu menuntut lebih dari para pemainnya meski sudah menang.
Sikap ini sudah ditanamkan Shin Tae-yong sejak awal mengelola skuad Garuda. Jajaran pemain akhirnya terbiasa dengan sikap tidak puas dan selalu memotivasi diri untuk memberikan yang terbaik saat beraksi di lapangan.
1. Strategi permainan keras
Skuat Garuda di Piala AFF kali ini juga menampilkan pola permainan yang keras, bertujuan agar lawan kesulitan mengatur pergerakannya. Pola permainan ini pun tak luput dari kritikan media Vietnam.
Statistik permainan setelah tiga pertandingan membuktikan klaim ini. Indonesia menjadi tim yang paling banyak mendapat kartu kuning dibandingkan Malaysia dan Vietnam, yakni 6 kartu kuning.
Skuat Garuda juga memenangkan 33 tekel, dibandingkan dengan 15 untuk Malaysia dan 16 untuk Vietnam. Cukup untuk menjelaskan pola permainan keras yang dipraktikkan tim di Piala AFF kali ini.
Permainan ini diprediksi akan berlangsung mengingat rivalitas kedua negara ini sudah terkenal. Pola permainan Indonesia pun dinilai begitu keras hingg terkadang memancing provokasi.
(sha)