Formula One, China Siap Ikuti Inggris dan Austria
loading...
A
A
A
ENGLEWOOD - Grand Prix (GP) China menjadi salah satu kandidat kuat untuk menggelar seri Formula One (F1) 2020 . Bahkan, balapan yang akan berlangsung di Sirkuit Internasional Shanghai itu berencana menggelar dua putaran secara beruntun.
Sejak pandemi virus corona mulai menyebar ke berbagai negara di dunia pada Maret lalu, F1 terkena dampaknya dan menangguhkan semua balapan. Bahkan, situasi itu membuat beberapa seri memutuskan membatalkan menyelenggarakan F1 tahun ini seperti Australia, Belanda, Monako, dan Prancis.
Sementara beberapa negara memutuskan menunda. Sekarang, F1 sudah merilis jadwal baru seusai penangguhan akibat virus corona. Ada delapan seri dari enam negara yang bersedia menjadi tuan rumah. Menariknya, Sirkuit Red Bull Ring dan Silverstone berencana menggelar dua balapan secara beruntun. (Baca: Kontrak Diperpanjang, Sirkuit Monza Tuan Rumah Formula One hingga 2025)
Belakangan, China juga memiliki keinginan yang sama dengan melangsungkan dua balapan berturut-turut. Harapan itu bisa saja terwujud lantaran pihak F1 berencana bisa menggelar balapan setidaknya 15 seri tahun ini. Sampai saat ini baru negara Eropa yang berada di jadwal, yaitu Austria, Hungaria, Inggris, Spanyol, Belgia, dan Italia. Tapi, yang jelas, pihaknya akan terus berusaha keras agar balapan juga berlangsung di luar Eropa.
“China telah bergabung dengan kandidat lain seperti Bahrain, Abu Dhabi, dan Sochi (Rusia) untuk mengadakan balapan dua kali dalam semusim. F1 terus berusaha keras agar bisa memastikan balapan bisa mencapai 15 kali agar aman dari segi masalah kontrak TV dan pendapatan juga terjamin,” tulis pernyataan F1 dari situs resminya.
Pekan lalu, media Rusia melaporkan bahwa organisasi GP Rusia di Sochi juga tertarik menggelar balapan ganda. Namun, Liberty Media, pemilik F1, mengenakan biaya setengah harga dari biaya normal untuk akhir pekan balapan yang kedua. Sementara GP China masih harus terus dipantau dari seputar virus corona, karena negara tersebut masih melarang pelancong asing untuk berkunjung. (Baca: Sirkuit Misamo Buka Wacana Gelar Balapan MotoGP dengan Kehadiran Penggemar)
Sementara itu, negara lain yang mengalami penundaan seperti Azerbaijan, Singapura, Vietnam, dan Jepang tampaknya belum memiliki kejelasan kapan akan kembali mendapatkan jadwal baru atau tidak.
Baku sudah tidak ada kabar sejak penundaan. Singapura masih bersikeras untuk menggelar balapan pada malam hari. Tapi, Singapura belum mendapatkan jadwal terbaru. Sementara Vietnam dilaporkan kurang berminat untuk mengadakan balapan di musim gugur. Jepang juga sedikit memiliki harapan setelah membatalkan balapan di ajang MotoGP, Minggu lalu.
Adapun balapan di Benua Amerika, Meksiko dan Brasil terus berencana menggelar balapan dengan dihadiri penonton, meskipun situasi kedua negara tersebut sedikit rumit. Begitu juga dengan Amerika Serikat di mana Austin, kota penyelenggara GP AS, terancam karena terpapar Covid-19, meskipun dikabarkan akan dialihkan ke Indianapolis. Namun, kabar tersebut masih belum bisa diputuskan dan baru bisa mengetahuinya di akhir bulan ini. (Raikhul Amar)
Sejak pandemi virus corona mulai menyebar ke berbagai negara di dunia pada Maret lalu, F1 terkena dampaknya dan menangguhkan semua balapan. Bahkan, situasi itu membuat beberapa seri memutuskan membatalkan menyelenggarakan F1 tahun ini seperti Australia, Belanda, Monako, dan Prancis.
Sementara beberapa negara memutuskan menunda. Sekarang, F1 sudah merilis jadwal baru seusai penangguhan akibat virus corona. Ada delapan seri dari enam negara yang bersedia menjadi tuan rumah. Menariknya, Sirkuit Red Bull Ring dan Silverstone berencana menggelar dua balapan secara beruntun. (Baca: Kontrak Diperpanjang, Sirkuit Monza Tuan Rumah Formula One hingga 2025)
Belakangan, China juga memiliki keinginan yang sama dengan melangsungkan dua balapan berturut-turut. Harapan itu bisa saja terwujud lantaran pihak F1 berencana bisa menggelar balapan setidaknya 15 seri tahun ini. Sampai saat ini baru negara Eropa yang berada di jadwal, yaitu Austria, Hungaria, Inggris, Spanyol, Belgia, dan Italia. Tapi, yang jelas, pihaknya akan terus berusaha keras agar balapan juga berlangsung di luar Eropa.
“China telah bergabung dengan kandidat lain seperti Bahrain, Abu Dhabi, dan Sochi (Rusia) untuk mengadakan balapan dua kali dalam semusim. F1 terus berusaha keras agar bisa memastikan balapan bisa mencapai 15 kali agar aman dari segi masalah kontrak TV dan pendapatan juga terjamin,” tulis pernyataan F1 dari situs resminya.
Pekan lalu, media Rusia melaporkan bahwa organisasi GP Rusia di Sochi juga tertarik menggelar balapan ganda. Namun, Liberty Media, pemilik F1, mengenakan biaya setengah harga dari biaya normal untuk akhir pekan balapan yang kedua. Sementara GP China masih harus terus dipantau dari seputar virus corona, karena negara tersebut masih melarang pelancong asing untuk berkunjung. (Baca: Sirkuit Misamo Buka Wacana Gelar Balapan MotoGP dengan Kehadiran Penggemar)
Sementara itu, negara lain yang mengalami penundaan seperti Azerbaijan, Singapura, Vietnam, dan Jepang tampaknya belum memiliki kejelasan kapan akan kembali mendapatkan jadwal baru atau tidak.
Baku sudah tidak ada kabar sejak penundaan. Singapura masih bersikeras untuk menggelar balapan pada malam hari. Tapi, Singapura belum mendapatkan jadwal terbaru. Sementara Vietnam dilaporkan kurang berminat untuk mengadakan balapan di musim gugur. Jepang juga sedikit memiliki harapan setelah membatalkan balapan di ajang MotoGP, Minggu lalu.
Adapun balapan di Benua Amerika, Meksiko dan Brasil terus berencana menggelar balapan dengan dihadiri penonton, meskipun situasi kedua negara tersebut sedikit rumit. Begitu juga dengan Amerika Serikat di mana Austin, kota penyelenggara GP AS, terancam karena terpapar Covid-19, meskipun dikabarkan akan dialihkan ke Indianapolis. Namun, kabar tersebut masih belum bisa diputuskan dan baru bisa mengetahuinya di akhir bulan ini. (Raikhul Amar)
(ysw)