Bawa Thailand Juarai Piala AFF 2020, Alexandre Polking Malah Dihujat Fans Sendiri
loading...
A
A
A
BANGKOK - Alexandre Polking sukses membantu Thailand menjuarai Piala AFF 2020 setelah menggasak Indonesia dengan aggregat 6-2 di final. Anehnya, pelatih yang akrab disapa Mano itu malah dikritik dan dihujat pendukung tim Gajah Perang. Apa sebabnya?
Thailand mengukuhkan statusnya sebagai tim tersukses di Piala AFF lantaran mengoleksi enam gelar. Sentuhan magis Polking membuat Negeri Gajah Putih mengangkat trofi juara dengan catatan tidak terkalahkan dari delapan laga.
Lebih lanjut, Thailand juga menjadi tim paling produktif sepanjang turnamen dengan 18 gol dari delapan laga. Mereka hanya gagal mencetak gol pada leg kedua semifinal kontra Vietnam yang berakhir 0-0.
Meski demikian, para pendukung Thailand tetap kecewa. Mereka menilai bahwa taktik yang diterapkan Polking belum memiliki sistem bermain yang jelas.
Dua gol yang disarangkan Indonesia pada leg kedua final dijadikan contoh. Jika tidak ada perubahan, fans menilai Thailand hanya akan mandek di level Asia Tenggara dan akan terus menjadi bulan-bulanan di level Asia.
“Dua kali kebobolan oleh skuad muda Indonesia, saya hanya beri nilai 10 dari 100 kepada Mano, karena saya belum melihat gaya bermain yang jelas, mengubah taktik setiap laga hanya untuk hasil jangka pendek,” kata salah seorang pendukung Thailand dilansir Bogda24h.
Skuad Thailand juga dituding bermain kotor pada babak gugur Piala AFF 2020. Salah seorang pendukung menilai para pemain Thailand akan diusir wasit satu persatu jika ada Video Assistant Referee (VAR).
“Setiap kartu kuning bukan untuk kebaikan tim, tetapi karena niat mereka untuk menyakiti pemain lawan. Kebiasaan yang hilang beberapa waktu silam ini muncul kembali,” kata pendukung Thailand yang lain.
“Jika pertandingan Asia Tenggara memiliki VAR, maka kami akan kehilangan pemain (karena kartu merah),” imbuhnya.
Thailand mengukuhkan statusnya sebagai tim tersukses di Piala AFF lantaran mengoleksi enam gelar. Sentuhan magis Polking membuat Negeri Gajah Putih mengangkat trofi juara dengan catatan tidak terkalahkan dari delapan laga.
Lebih lanjut, Thailand juga menjadi tim paling produktif sepanjang turnamen dengan 18 gol dari delapan laga. Mereka hanya gagal mencetak gol pada leg kedua semifinal kontra Vietnam yang berakhir 0-0.
Meski demikian, para pendukung Thailand tetap kecewa. Mereka menilai bahwa taktik yang diterapkan Polking belum memiliki sistem bermain yang jelas.
Dua gol yang disarangkan Indonesia pada leg kedua final dijadikan contoh. Jika tidak ada perubahan, fans menilai Thailand hanya akan mandek di level Asia Tenggara dan akan terus menjadi bulan-bulanan di level Asia.
“Dua kali kebobolan oleh skuad muda Indonesia, saya hanya beri nilai 10 dari 100 kepada Mano, karena saya belum melihat gaya bermain yang jelas, mengubah taktik setiap laga hanya untuk hasil jangka pendek,” kata salah seorang pendukung Thailand dilansir Bogda24h.
Skuad Thailand juga dituding bermain kotor pada babak gugur Piala AFF 2020. Salah seorang pendukung menilai para pemain Thailand akan diusir wasit satu persatu jika ada Video Assistant Referee (VAR).
“Setiap kartu kuning bukan untuk kebaikan tim, tetapi karena niat mereka untuk menyakiti pemain lawan. Kebiasaan yang hilang beberapa waktu silam ini muncul kembali,” kata pendukung Thailand yang lain.
“Jika pertandingan Asia Tenggara memiliki VAR, maka kami akan kehilangan pemain (karena kartu merah),” imbuhnya.
(mirz)