Petarung Indonesia Andalkan Brazilian Jiu Jitsu Demi Kalahkan Jawara Wushu Filipina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elipitua Siregar bertekad mengakhiri rentetan kekalahan Indonesia atas petarung Filipina di ONE Championship . Petarung yang dijuluki The Magician ini tak gentar saat menghadapi Robin “The Ilonggo” Catalan dalam ajang ONE: HEAVY HITTERS pada Jumat (14/1/2022).
Jelang terbang ke Singapore Indoor Stadium, petarung 25 tahun ini telah menyiapkan strategi matang untuk menghadapi sang rival yang telah dua kali membenamkan jagoan Indonesia di pentas MMA global. Pada Desember lalu, Paul “The Great King” Lumihi juga menelan kekalahan pada ronde pertama dari Jhanlo Sangiao, rekan senegara Robin Catalan.
Demi memutus tren negatif dari petarung Filipina ini, Elipitua telah mempertajam kemampuan baik dalam arena tarung atas maupun bawah. Evaluasi ini merujuk pada kekalahan pertamanya dan satu-satunya di ONE Championship dari petarung China, Liu Peng Shuai pada Februari 2019 lalu.
BACA JUGA: Elipitua Siregar Siap Balaskan Dendam Dua Petarung Indonesia dari Jagoan Filipina
“Sebenarnya persiapan merata, namun saya kira lebih berkembang dalam BJJ (Brazilian Jiu-jitsu). Karena saat kalah dalam pertandingan keempat melalui kuncian kimura, saya kurang disiplin dan sering membolos saat berlatih BJJ. Dari sana saya belajar, saya introspeksi diri, lalu lebih rajin lagi berlatih BJJ karena saya seorang grappler. Perkembangan yang saya rasa lebih signifikan itu di BJJ,” ungkap Elipitua.
Pria yang kini berlatih di Bali MMA tersebut percaya jika kemampuan BJJ akan jadi salah satu faktor penentu saat menghadapi Robin Catalan, atlet yang lebih ditakuti akan pukulan dan tendangannya. Dengan memaksa sang rival bertarung di bawah, maka peluangnya untuk menyelesaikan laga dengan cepat lewat kuncian akan semakin terbuka.
“Saya adalah pegulat, dan serangan utama bergulat itu takedown (menjatuhkan) dan pin (menahan). Tetapi kalau hanya gulat saja, tidak akan tahu cara kontrol yang lebih baik, bertahan dari submission, atau mencari submission itu sendiri. Para pegulat hanya sekadar tahu, tetapi untuk melakukan itu sangat berbeda,” lanjut pria berdarah Batak ini.
BACA JUGA: Petarung UFC Berpenghasilan Terbanyak 2021: No 1 Raup Rp83 Miliar
Jika pun harus beradu pukulan di area atas, The Magician ini mengaku tak gentar. Dia sudah menjalani cukup persiapan selama lebih dari sebulan terakhir mengasah kemampuan baku hantam. “Di Bali, kita mempersiapkan semua itu. Latihan striking, grappling, dan kembali striking lagi, kemudian berganti lagi. Jadi semua itu kita latih,” ujarnya.
Selain ingin membalas kekalahan Indonesia atas Filipina, Elipitua juga mengemban misi pribadi. Dia ingin menjadi atlet pertama dari bumi pertiwi yang bertanding dalam laga perebutan gelar juara dunia. Sejauh ini, kiprahnya cukup bagus. Dalam lima laga, dia telah memenangi empat pertandingan yang semuanya diraih secara meyakinkan pada ronde pertama atau kedua. Kemenangan atas Robin Catalan jelas akan membuat namanya semakin diperhitungkan.
“Bagi saya, ini seperti comeback karena sudah dua tahun tidak ada pertandingan dan akhirnya saya mendapatkannya pada Januari 2022. Lebih bersemangat karena saya berharap semoga ini menjadi tahun bagi saya. Mimpi saya itu menjadi penantang gelar di ONE Championship, karena Indonesia belum memiliki satu pun atlet yang dapat menjadi penantang gelar atau masuk ke perebutan gelar Juara Dunia di ONE. Itu mimpi saya,” pungkasnya
Jelang terbang ke Singapore Indoor Stadium, petarung 25 tahun ini telah menyiapkan strategi matang untuk menghadapi sang rival yang telah dua kali membenamkan jagoan Indonesia di pentas MMA global. Pada Desember lalu, Paul “The Great King” Lumihi juga menelan kekalahan pada ronde pertama dari Jhanlo Sangiao, rekan senegara Robin Catalan.
Demi memutus tren negatif dari petarung Filipina ini, Elipitua telah mempertajam kemampuan baik dalam arena tarung atas maupun bawah. Evaluasi ini merujuk pada kekalahan pertamanya dan satu-satunya di ONE Championship dari petarung China, Liu Peng Shuai pada Februari 2019 lalu.
BACA JUGA: Elipitua Siregar Siap Balaskan Dendam Dua Petarung Indonesia dari Jagoan Filipina
“Sebenarnya persiapan merata, namun saya kira lebih berkembang dalam BJJ (Brazilian Jiu-jitsu). Karena saat kalah dalam pertandingan keempat melalui kuncian kimura, saya kurang disiplin dan sering membolos saat berlatih BJJ. Dari sana saya belajar, saya introspeksi diri, lalu lebih rajin lagi berlatih BJJ karena saya seorang grappler. Perkembangan yang saya rasa lebih signifikan itu di BJJ,” ungkap Elipitua.
Pria yang kini berlatih di Bali MMA tersebut percaya jika kemampuan BJJ akan jadi salah satu faktor penentu saat menghadapi Robin Catalan, atlet yang lebih ditakuti akan pukulan dan tendangannya. Dengan memaksa sang rival bertarung di bawah, maka peluangnya untuk menyelesaikan laga dengan cepat lewat kuncian akan semakin terbuka.
“Saya adalah pegulat, dan serangan utama bergulat itu takedown (menjatuhkan) dan pin (menahan). Tetapi kalau hanya gulat saja, tidak akan tahu cara kontrol yang lebih baik, bertahan dari submission, atau mencari submission itu sendiri. Para pegulat hanya sekadar tahu, tetapi untuk melakukan itu sangat berbeda,” lanjut pria berdarah Batak ini.
BACA JUGA: Petarung UFC Berpenghasilan Terbanyak 2021: No 1 Raup Rp83 Miliar
Jika pun harus beradu pukulan di area atas, The Magician ini mengaku tak gentar. Dia sudah menjalani cukup persiapan selama lebih dari sebulan terakhir mengasah kemampuan baku hantam. “Di Bali, kita mempersiapkan semua itu. Latihan striking, grappling, dan kembali striking lagi, kemudian berganti lagi. Jadi semua itu kita latih,” ujarnya.
Selain ingin membalas kekalahan Indonesia atas Filipina, Elipitua juga mengemban misi pribadi. Dia ingin menjadi atlet pertama dari bumi pertiwi yang bertanding dalam laga perebutan gelar juara dunia. Sejauh ini, kiprahnya cukup bagus. Dalam lima laga, dia telah memenangi empat pertandingan yang semuanya diraih secara meyakinkan pada ronde pertama atau kedua. Kemenangan atas Robin Catalan jelas akan membuat namanya semakin diperhitungkan.
“Bagi saya, ini seperti comeback karena sudah dua tahun tidak ada pertandingan dan akhirnya saya mendapatkannya pada Januari 2022. Lebih bersemangat karena saya berharap semoga ini menjadi tahun bagi saya. Mimpi saya itu menjadi penantang gelar di ONE Championship, karena Indonesia belum memiliki satu pun atlet yang dapat menjadi penantang gelar atau masuk ke perebutan gelar Juara Dunia di ONE. Itu mimpi saya,” pungkasnya
(yov)