Kebangkitan Italia, Tenaga Medis Dapat Penghormatan di Laga Perdana
loading...
A
A
A
TURIN - Pandemi Covid-19 yang terjadi di Italia dalam tiga bulan terakhir telah merenggut banyak nyawa dan membuat petugas medis berjuang keras. Sebagai bentuk apresiasi, penghormatan pun akan diberikan kepada dua pertandingan leg kedua semifinal Coppa Italia , dini hari nanti dan Minggu (14/6/2020).
Inisiatif tersebut dikonfirmasi oleh Liga Seri A yang disetujui Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza. Rencananya, sebelum kick-off akan ada seremoni mengheningkan cipta selama satu menit, kemudian para pemain dan ofisial akan memberi tepuk tangan kepada petugas kesehatan di lapangan.
“Tim dan ofisial pertandingan akan memuji tiga profesional kesehatan yang akan hadir di lapangan bersama para pemain. Secara simbolis mewakili semua perawat, dokter, petugas medis, peneliti, operator, dan lainnya yang bekerja tanpa lelah dalam perang melawan Covid-19. Dunia sepak bola ingin berterima kasih kepada mereka,” ungkap pernyataan Liga Seri A dilansir football-italia.net. (Baca: LaLiga Kembali Bergulir, Sevila Jungkalkan Real Betis)
Pertandingan leg kedua semifinal Coppa Italia menjadi awal bangkitnya sepak bola Italia setelah digempur oleh pandemi Covid-19. Bila berjalan sesuai rencana, dini hari nanti Juventus akan menjamu AC Milan di Allianz Stadium, disusul SSC Napoli versus Inter Milan, Minggu (14/6).
Namun, ada beberapa perubahan terkait peraturan pertandingan. Khusus musim ini, tidak ada perpanjangan waktu di dua pertandingan leg kedua Coppa Italia dan langsung ke babak adu penalti.
Karena itu, leg kedua semifinal dan final akan diselesaikan dalam waktu normal atau melalui adu penalti. Namun, aturan gol tandang masih berlaku jika empat ikatan terakhir berakhir imbang.
Pertandingan kontra Milan rupanya begitu dinantikan pelatih Juve, Maurizio Sarri. Meski berhasil mencetak gol tandang saat bermain 1-1 pada leg pertama semifinal Coppa Italia yang berlangsung di San Siro, 13 Februari lalu, Sarri tetap waspada. Dia menilai, Milan adalah tim kuat sehingga harus dilawan dengan kekuatan optimal juga.
Kewaspadaan Sarri didasari empat pertemuan terakhir di semua kompetisi di mana tiga kemenangan La Vecchia Signora diraih dengan skor tipis 1-0 (17/1/19), 2-1 (6/4/19), dan 1-0 (11/11/19).
“Semua pertandingan kami melawan Milan sulit musim ini. Mereka adalah tim yang mempersulit kami dan hasil leg pertama tidak menjamin kami apa pun. Skorsing membuat saya berpikir bahwa mereka akan bermain dengan XI yang sama dan kompetitif seperti di leg pertama. Peluang kedua tim sama besarnya,” kata Sarri.
Karenanya, Sarri akan mencoba menurunkan komposisi terbaik. Cristiano Ronaldo (CR7), Gonzalo Higuain, dan Douglas Costa, kemungkinan diandalkan di lini serang. Mereka akan didukung Miralem Pjanic serta Aaron Ramsey. Di lini belakang, Leonardo Bonucci menjadi palang pintu terakhir. Sementara kondisi, Paulo Dybala masih terus dipantau. (Baca juga: Agustus, Menkes Italia izinkan Penggemar Tonton Pertandingan Serie A)
Sarri berharap skema yang diturunkannya mampu menggaransi Juve ke final Coppa Italia, 17 Juni mendatang. Mantan pelatih SSC Napoli dan Chelsea tersebut akan berusaha sebaik mungkin lantaran menganggap melakoni tiga kompetisi dengan interval berbeda menjadi keuntungan tersendiri.
Setelah Coppa Italia, Juve melakoni pertandingan Seri A pertama mereka pada akhir pekan depan. Sementara leg kedua 16 besar Liga Champions pada Agustus. “Saya pikir kami beruntung bermain untuk tiga tujuan secara terpisah dari satu sama lain. Kami dapat memfokuskan motivasi kami pada satu tujuan dan satu waktu. Ini bisa menjadi keuntungan bagi kami,” tegas Sarri.
Sementara dari kubu tim tamu, Milan sedang dihinggapi permasalahan internal. Dikabarkan ketegangan terjadi saat CEO Ivan Gazidis bertemu skuad I Rossoneri di Milanelo, Rabu (10/6).
Menurut Sky Sport Italia dan Gazzetta dello Sport, tim menyatakan kekesalannya terutama melalui Zlatan Ibrahimovic. Mereka kecewa karena Gazidis mengadakan pertemuan hanya berjarak beberapa hari sebelum leg kedua semifinal Coppa Italia melawan Juve. (Baca juga: Sepak Bola Tak Bisa Menunggu Vaksin Anti-Virus Corona)
Para pemain ingin klub berkomunikasi dengan mereka jauh sebelumnya, terutama setelah mereka setuju untuk menerima pemotongan gaji 50% pada April lalu untuk membantu menutupi hilangnya pendapatan selama penghentian kompetisi.
Gazidis juga dikatakan telah meyakinkan para pemain bahwa masa depan pelatih Stefano Pioli belum diputuskan, kendati mantan pelatih RB Leipzigm Ralf Rangnick membenarkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan Milan untuk musim depan.
Itu berarti Pioli masih memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya dalam peran dan mempertahankan pekerjaannya. Meloloskan Milan ke final Coppa Italia hingga menjadi juara mungkin bisa dijadikan pertimbangan klub untuk mempertahankannya pada musim depan. (Alimansyah)
Inisiatif tersebut dikonfirmasi oleh Liga Seri A yang disetujui Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza. Rencananya, sebelum kick-off akan ada seremoni mengheningkan cipta selama satu menit, kemudian para pemain dan ofisial akan memberi tepuk tangan kepada petugas kesehatan di lapangan.
“Tim dan ofisial pertandingan akan memuji tiga profesional kesehatan yang akan hadir di lapangan bersama para pemain. Secara simbolis mewakili semua perawat, dokter, petugas medis, peneliti, operator, dan lainnya yang bekerja tanpa lelah dalam perang melawan Covid-19. Dunia sepak bola ingin berterima kasih kepada mereka,” ungkap pernyataan Liga Seri A dilansir football-italia.net. (Baca: LaLiga Kembali Bergulir, Sevila Jungkalkan Real Betis)
Pertandingan leg kedua semifinal Coppa Italia menjadi awal bangkitnya sepak bola Italia setelah digempur oleh pandemi Covid-19. Bila berjalan sesuai rencana, dini hari nanti Juventus akan menjamu AC Milan di Allianz Stadium, disusul SSC Napoli versus Inter Milan, Minggu (14/6).
Namun, ada beberapa perubahan terkait peraturan pertandingan. Khusus musim ini, tidak ada perpanjangan waktu di dua pertandingan leg kedua Coppa Italia dan langsung ke babak adu penalti.
Karena itu, leg kedua semifinal dan final akan diselesaikan dalam waktu normal atau melalui adu penalti. Namun, aturan gol tandang masih berlaku jika empat ikatan terakhir berakhir imbang.
Pertandingan kontra Milan rupanya begitu dinantikan pelatih Juve, Maurizio Sarri. Meski berhasil mencetak gol tandang saat bermain 1-1 pada leg pertama semifinal Coppa Italia yang berlangsung di San Siro, 13 Februari lalu, Sarri tetap waspada. Dia menilai, Milan adalah tim kuat sehingga harus dilawan dengan kekuatan optimal juga.
Kewaspadaan Sarri didasari empat pertemuan terakhir di semua kompetisi di mana tiga kemenangan La Vecchia Signora diraih dengan skor tipis 1-0 (17/1/19), 2-1 (6/4/19), dan 1-0 (11/11/19).
“Semua pertandingan kami melawan Milan sulit musim ini. Mereka adalah tim yang mempersulit kami dan hasil leg pertama tidak menjamin kami apa pun. Skorsing membuat saya berpikir bahwa mereka akan bermain dengan XI yang sama dan kompetitif seperti di leg pertama. Peluang kedua tim sama besarnya,” kata Sarri.
Karenanya, Sarri akan mencoba menurunkan komposisi terbaik. Cristiano Ronaldo (CR7), Gonzalo Higuain, dan Douglas Costa, kemungkinan diandalkan di lini serang. Mereka akan didukung Miralem Pjanic serta Aaron Ramsey. Di lini belakang, Leonardo Bonucci menjadi palang pintu terakhir. Sementara kondisi, Paulo Dybala masih terus dipantau. (Baca juga: Agustus, Menkes Italia izinkan Penggemar Tonton Pertandingan Serie A)
Sarri berharap skema yang diturunkannya mampu menggaransi Juve ke final Coppa Italia, 17 Juni mendatang. Mantan pelatih SSC Napoli dan Chelsea tersebut akan berusaha sebaik mungkin lantaran menganggap melakoni tiga kompetisi dengan interval berbeda menjadi keuntungan tersendiri.
Setelah Coppa Italia, Juve melakoni pertandingan Seri A pertama mereka pada akhir pekan depan. Sementara leg kedua 16 besar Liga Champions pada Agustus. “Saya pikir kami beruntung bermain untuk tiga tujuan secara terpisah dari satu sama lain. Kami dapat memfokuskan motivasi kami pada satu tujuan dan satu waktu. Ini bisa menjadi keuntungan bagi kami,” tegas Sarri.
Sementara dari kubu tim tamu, Milan sedang dihinggapi permasalahan internal. Dikabarkan ketegangan terjadi saat CEO Ivan Gazidis bertemu skuad I Rossoneri di Milanelo, Rabu (10/6).
Menurut Sky Sport Italia dan Gazzetta dello Sport, tim menyatakan kekesalannya terutama melalui Zlatan Ibrahimovic. Mereka kecewa karena Gazidis mengadakan pertemuan hanya berjarak beberapa hari sebelum leg kedua semifinal Coppa Italia melawan Juve. (Baca juga: Sepak Bola Tak Bisa Menunggu Vaksin Anti-Virus Corona)
Para pemain ingin klub berkomunikasi dengan mereka jauh sebelumnya, terutama setelah mereka setuju untuk menerima pemotongan gaji 50% pada April lalu untuk membantu menutupi hilangnya pendapatan selama penghentian kompetisi.
Gazidis juga dikatakan telah meyakinkan para pemain bahwa masa depan pelatih Stefano Pioli belum diputuskan, kendati mantan pelatih RB Leipzigm Ralf Rangnick membenarkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan Milan untuk musim depan.
Itu berarti Pioli masih memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya dalam peran dan mempertahankan pekerjaannya. Meloloskan Milan ke final Coppa Italia hingga menjadi juara mungkin bisa dijadikan pertimbangan klub untuk mempertahankannya pada musim depan. (Alimansyah)
(ysw)