Dunia Sepak Bola Inggris dan Kekerasan pada Perempuan: Mendy, Ryan Giggs, hingga Mason Greenwood
loading...
A
A
A
Kasus Giggs terungkap ketika seorang tetangga mendengar pertengkaran keras dan Giggs dituduh melakukan pelecehan psikologis terhadap pasangannya dan menyerang saudara perempuannya.
Pelatih asal Wales itu dicopot sementara dari posisinya sebagai pelatih negaranya dan sedang menunggu persidangan. Persidangannya seharusnya diadakan pada bulan Januari 2022, tetapi telah ditunda hingga Agustus karena padatnya agenda yang tersedia di pengadilan.
Hal-hal tidak berhenti di situ juga. Seorang pemain Everton ditangkap karena dicurigai melakukan pelanggaran seks anak dan diskors oleh klub.
Masalahnya melampaui pemain sepak bola, tetapi memang ada dalam sepak bola. Menurut laporan Marca, pada Piala Eropa 2020 digelar, kasus kekerasan dalam rumah tangga meningkat setelah kekalahan Inggris dari Italia di final. Sembilan puluh persen dari korban adalah perempuan.
Sebuah studi yang dilakukan University of Lancaster pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Inggris kalah atau seri dalam sebuah pertandingan menyebabkan peningkatan kasus.
Saat Inggris menang atau seri mengalami peningkatan sebesar 26 persen, sementara saat kalah menunjukkan kasus kekerasan laki-laki terhadap perempuan meningkat sebanyak 38 persen.
Pelatih asal Wales itu dicopot sementara dari posisinya sebagai pelatih negaranya dan sedang menunggu persidangan. Persidangannya seharusnya diadakan pada bulan Januari 2022, tetapi telah ditunda hingga Agustus karena padatnya agenda yang tersedia di pengadilan.
Hal-hal tidak berhenti di situ juga. Seorang pemain Everton ditangkap karena dicurigai melakukan pelanggaran seks anak dan diskors oleh klub.
Masalahnya melampaui pemain sepak bola, tetapi memang ada dalam sepak bola. Menurut laporan Marca, pada Piala Eropa 2020 digelar, kasus kekerasan dalam rumah tangga meningkat setelah kekalahan Inggris dari Italia di final. Sembilan puluh persen dari korban adalah perempuan.
Sebuah studi yang dilakukan University of Lancaster pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Inggris kalah atau seri dalam sebuah pertandingan menyebabkan peningkatan kasus.
Saat Inggris menang atau seri mengalami peningkatan sebesar 26 persen, sementara saat kalah menunjukkan kasus kekerasan laki-laki terhadap perempuan meningkat sebanyak 38 persen.
(sha)