Jelang Balapan Perdana MotoGP 2020, Yamaha Kesulitan Bawa Kru ke Eropa
loading...
A
A
A
LESMO - Tim Monster Energy Yamaha menghadapi masalah besar jelang balapan perdana MotoGP 2020 di Spanyol pada pertengahan Juli nanti. Tim Garputala menyatakan kesulitan memboyong kru asal Australia dan Jepang menuju Eropa di tengah pandemi virus corona.
Balapan perdana MotoGP 2020 bakal digelar dalam satu bulan ke depan di Jerez, Spanyol Selatan, yang rencananya menggelar dua race pada 19 Juli dan 26 Juli. Namun, ini menjadi kabar buruk bagi Yamaha yang belum mendapatkan cara untuk memobilisasi anggota kru ke Eropa. Sebab, pembatasan perjalanan di berbagai negara membuat Yamaha dan pabrikan Jepang lainnya memiliki masalah logistik yang signifikan.
Tim Yamaha, termasuk mekanik pembalapnya Valentino Rossi, yaitu Alex Briggs yang merupakan orang Australia tinggal di dekat Kota Mullumbimby di New South Wales Utara, juga terancam tak bisa bergabung. Kondisi ini membuat Direktur Tim Yamaha Lin Jarvis merasa khawatir tidak bisa menjalani balapan dengan kekuatan penuh. (Baca: Disindir Takut Tinggalkan Honda, Begini Reaksi Marquez)
“Kekhawatiran terbesar kami yang tersisa adalah kebebasan bepergian untuk grup Jepang. Dalam kasus kami, orang Australia juga datang. Saat ini mereka tidak bisa terbang ke Eropa, bahkan jika mereka telah melakukan tes yang menyatakan mereka negatif terhadap virus. Namun, untuk beberapa hari sekarang, Australia telah mengizinkan pengecualian yang ditentukan oleh alasan penting untuk tujuan profesional. Karena itu, kami akan mengirimkan permintaan kami,” kata Jarvis dilansir speedweek.
Warga negara dan penduduk Australia saat ini harus meminta pembebasan untuk meninggalkan negara itu, seperti yang dilakukan pembalap FIA Formula 3 Oscar Piastri. Namun, Jarvis menunjuk batas 90 hari bagi warga negara non-Uni Eropa untuk tinggal di daerah Schengen yang terdiri dari 26 negara Eropa, termasuk lima negara (Spanyol, Republik Ceko, Austria, Italia, dan Prancis) yang saat ini akan menjadi tuan rumah MotoGP 2020 sebagai rintangan lainnya.
Jepang saat ini mewajibkan mereka yang kembali dari sejumlah negara, seperti Italia, untuk mematuhi karantina selama 14 hari, mirip dengan aturan Australia. Dengan demikian, Briggs yang biasanya akan melakukan perjalanan melalui Brisbane, tidak mungkin mematuhi batas Schengen 90 hari tanpa kehilangan balapan dengan kembali ke rumah. (Baca juga: Ladang Ganja Ditemukan di Empatlawang, 100 Batang Disita)
“Tidak ada orang dari negara non-UE yang bisa menghabiskan lebih dari 90 hari di wilayah Schengen dalam jangka waktu enam bulan. Jika Anda tinggal di sini selama 92 hari, itu ilegal. Ini adalah kondisi di mana mungkin satu orang dapat terlibat. Tetapi, sebagai perusahaan global, kami di Yamaha harus dengan cermat mematuhi semua hukum. Karena itu, kami tidak akan mengambil risiko apa pun di area ini,” katanya.
Menurut Jarvis, ini juga akan menjadi masalah bagi Honda dan Suzuki, tapi memberikan keuntungan pada Aprilia, Ducati, dan KTM. “Kami menegaskan bahwa kami hanya bisa mengambil bagian dalam balapan MotoGP jika solusinya dapat ditemukan. Mekanik kami dari Jepang, khususnya, harus bisa menghadiri Grand Prix. Jika mereka tidak bisa datang, kita akan mengalami kesulitan menjalankan balapan,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
Balapan perdana MotoGP 2020 bakal digelar dalam satu bulan ke depan di Jerez, Spanyol Selatan, yang rencananya menggelar dua race pada 19 Juli dan 26 Juli. Namun, ini menjadi kabar buruk bagi Yamaha yang belum mendapatkan cara untuk memobilisasi anggota kru ke Eropa. Sebab, pembatasan perjalanan di berbagai negara membuat Yamaha dan pabrikan Jepang lainnya memiliki masalah logistik yang signifikan.
Tim Yamaha, termasuk mekanik pembalapnya Valentino Rossi, yaitu Alex Briggs yang merupakan orang Australia tinggal di dekat Kota Mullumbimby di New South Wales Utara, juga terancam tak bisa bergabung. Kondisi ini membuat Direktur Tim Yamaha Lin Jarvis merasa khawatir tidak bisa menjalani balapan dengan kekuatan penuh. (Baca: Disindir Takut Tinggalkan Honda, Begini Reaksi Marquez)
“Kekhawatiran terbesar kami yang tersisa adalah kebebasan bepergian untuk grup Jepang. Dalam kasus kami, orang Australia juga datang. Saat ini mereka tidak bisa terbang ke Eropa, bahkan jika mereka telah melakukan tes yang menyatakan mereka negatif terhadap virus. Namun, untuk beberapa hari sekarang, Australia telah mengizinkan pengecualian yang ditentukan oleh alasan penting untuk tujuan profesional. Karena itu, kami akan mengirimkan permintaan kami,” kata Jarvis dilansir speedweek.
Warga negara dan penduduk Australia saat ini harus meminta pembebasan untuk meninggalkan negara itu, seperti yang dilakukan pembalap FIA Formula 3 Oscar Piastri. Namun, Jarvis menunjuk batas 90 hari bagi warga negara non-Uni Eropa untuk tinggal di daerah Schengen yang terdiri dari 26 negara Eropa, termasuk lima negara (Spanyol, Republik Ceko, Austria, Italia, dan Prancis) yang saat ini akan menjadi tuan rumah MotoGP 2020 sebagai rintangan lainnya.
Jepang saat ini mewajibkan mereka yang kembali dari sejumlah negara, seperti Italia, untuk mematuhi karantina selama 14 hari, mirip dengan aturan Australia. Dengan demikian, Briggs yang biasanya akan melakukan perjalanan melalui Brisbane, tidak mungkin mematuhi batas Schengen 90 hari tanpa kehilangan balapan dengan kembali ke rumah. (Baca juga: Ladang Ganja Ditemukan di Empatlawang, 100 Batang Disita)
“Tidak ada orang dari negara non-UE yang bisa menghabiskan lebih dari 90 hari di wilayah Schengen dalam jangka waktu enam bulan. Jika Anda tinggal di sini selama 92 hari, itu ilegal. Ini adalah kondisi di mana mungkin satu orang dapat terlibat. Tetapi, sebagai perusahaan global, kami di Yamaha harus dengan cermat mematuhi semua hukum. Karena itu, kami tidak akan mengambil risiko apa pun di area ini,” katanya.
Menurut Jarvis, ini juga akan menjadi masalah bagi Honda dan Suzuki, tapi memberikan keuntungan pada Aprilia, Ducati, dan KTM. “Kami menegaskan bahwa kami hanya bisa mengambil bagian dalam balapan MotoGP jika solusinya dapat ditemukan. Mekanik kami dari Jepang, khususnya, harus bisa menghadiri Grand Prix. Jika mereka tidak bisa datang, kita akan mengalami kesulitan menjalankan balapan,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
(ysw)