Victoria Azarenka Menangis di Lapangan akibat Perang Rusia vs Ukraina
loading...
A
A
A
INDIAN WELLS - Petenis cantik asal Belarusia, Victoria Azarenka menangis di tengah lapangan saat bertanding melawan petenis Kazakhstan Elena Rybakina di Indiana Wells, Selasa (15/3/2022). Banyak pihak menyebut dia menangis karena berempati pada nasib warga Ukraina yang diinvasi Rusia.
Di pertandingan itu, Azarenka menelan kekalahan dengan skor 3-6 di set pertama. Kemudian, di set kedua saat skor masih 2-2, petenis berusia 32 tahun itu tiba-tiba meneteskan air matanya di atas lapangan tepatnya saat hendak melakukan servis.
Tak berhenti sampai di sana, Azarenka kemudian berusaha untuk melanjutkan pertandingan. Namun dia tetap tidak bisa. Kemudian dia meletakkan tangan di wajahnya dan berjongkok lalu menangis lagi.
Lalu wasit kursi menanyakan kepadanya apakah membutuhkan bantuan atau tidak. Azarenka pun menjawab ‘saya minta maaf, saya sangat minta maaf’ dengan nada sendu.
Setelah jeda beberapa menit, Azarenka kembali bermain. Sayangnya, mau tidak mau dia harus kalah dalam pertandingan tersebut. Dia takluk di set kedua dengan skor 4-6.
Insiden ini lantas membuat banyak orang yang mengira bahwa pemain Belarusia itu sedih karena peristiwa perang antara Rusia dan Ukraina, di mana negaranya adalah sekutu terbuka Putin dan Rusia. Apalagi dalam turnamen ini, dia tidak bisa melihat benderanya berkibar imbas hukuman dari WTA atas perstiwa tersebut.
Rasa empati pun tersalurkan dari beberapa petenis lain setelah tahu Azarenka menangis dibarengi dengan riuh tepuk tangan penonton. Hal tersebut membuat Azarenka semakin terharu dan berkeinginan bahwa peperangan di atas bumi ini segera ditiadakan.
"Satu hal yang hilang di dunia ini adalah rasa kasih sayang, empati. Itu adalah sesuatu yang saya rasa dapat saya tawarkan. Saya berharap orang lain mulai menerapkannya karena kita semua adalah manusia,” tutur Azarenka saat konferensi pers, dilansir dari Tennis World USA, Rabu (16/3/2022).
“Yang terpenting, jaga masing-masing. Ini tentang hidup. Saya tahu kadang-kadang itu adalah angan-angan, tetapi saya pikir fondasi kemanusiaan tidak boleh hilang dalam konflik apa pun. Kekerasan tidak pernah dibenarkan, itu tidak akan pernah ada di mata saya,” imbuhnya.
Azarenka berharap para petenis dapat tumbuh lebih banyak dan dapat turut mencegah situasi dan konflik yang terjadi di dunia. Kemudian setelah pertandingan, profil Instagram dan Twitter Azarenka dinonaktifkan sebagai bentuk kesedihannya.
Di pertandingan itu, Azarenka menelan kekalahan dengan skor 3-6 di set pertama. Kemudian, di set kedua saat skor masih 2-2, petenis berusia 32 tahun itu tiba-tiba meneteskan air matanya di atas lapangan tepatnya saat hendak melakukan servis.
Tak berhenti sampai di sana, Azarenka kemudian berusaha untuk melanjutkan pertandingan. Namun dia tetap tidak bisa. Kemudian dia meletakkan tangan di wajahnya dan berjongkok lalu menangis lagi.
Lalu wasit kursi menanyakan kepadanya apakah membutuhkan bantuan atau tidak. Azarenka pun menjawab ‘saya minta maaf, saya sangat minta maaf’ dengan nada sendu.
Setelah jeda beberapa menit, Azarenka kembali bermain. Sayangnya, mau tidak mau dia harus kalah dalam pertandingan tersebut. Dia takluk di set kedua dengan skor 4-6.
Insiden ini lantas membuat banyak orang yang mengira bahwa pemain Belarusia itu sedih karena peristiwa perang antara Rusia dan Ukraina, di mana negaranya adalah sekutu terbuka Putin dan Rusia. Apalagi dalam turnamen ini, dia tidak bisa melihat benderanya berkibar imbas hukuman dari WTA atas perstiwa tersebut.
Rasa empati pun tersalurkan dari beberapa petenis lain setelah tahu Azarenka menangis dibarengi dengan riuh tepuk tangan penonton. Hal tersebut membuat Azarenka semakin terharu dan berkeinginan bahwa peperangan di atas bumi ini segera ditiadakan.
"Satu hal yang hilang di dunia ini adalah rasa kasih sayang, empati. Itu adalah sesuatu yang saya rasa dapat saya tawarkan. Saya berharap orang lain mulai menerapkannya karena kita semua adalah manusia,” tutur Azarenka saat konferensi pers, dilansir dari Tennis World USA, Rabu (16/3/2022).
“Yang terpenting, jaga masing-masing. Ini tentang hidup. Saya tahu kadang-kadang itu adalah angan-angan, tetapi saya pikir fondasi kemanusiaan tidak boleh hilang dalam konflik apa pun. Kekerasan tidak pernah dibenarkan, itu tidak akan pernah ada di mata saya,” imbuhnya.
Azarenka berharap para petenis dapat tumbuh lebih banyak dan dapat turut mencegah situasi dan konflik yang terjadi di dunia. Kemudian setelah pertandingan, profil Instagram dan Twitter Azarenka dinonaktifkan sebagai bentuk kesedihannya.
(sto)