Bagas/Fikri, Digdaya Ganda Putra Indonesia di All England
loading...
A
A
A
BIRMINGHAM - Kemenangan debutan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri di All England 2022 bukan sebuah kebetulan. Selama tujuh dasawarsa, ganda putra Indonesia merupakan lini paling dominan di turnamen tersebut.
Bagas/Fikri baru duduk di peringkat ke-28 dunia ketika menggondol gelar prestisius All England, Minggu (20/3/2022). Prestasi pasangan berjuluk Bakri didapat setelah mengalahkan seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Dalam pertarungan yang berlangsung 36 menit di Birmingham, Inggris, Bagas/Fikri berhasil mengalahkan Hendra/Ahsan —yang duduk di peringkat dua dunia— dengan skor 21-19, 21-13. Bagas/Fikri berhasil mengatasi jam terbang seniornya sekaligus membuktikan hitung-hitungan di atas kertas sedang tak berlaku.
Buat pasangan muda Fikri/Bagas, gelar ini merupakan torehan tertinggi dalam kariernya di level senior. Sebelumnya, Bakri cuma runner-up di Belgian International Challenge 2021, sisanya hanya bisa menembus perempat final seperti saat di Denmark Open 2021.
Gelar ini juga melengkapi rangkaian kejutan yang ditorehkan keduanya. Mereka lolos ke final All England 2022 dalam debutnya di turnamen bulu tangkis tertua di dunia. Wajar, dalam wawancara pasca laga final, Bagas Maulana mengaku merasa gelar ini datang seperti mimpi.
“Saya masih belum bisa berkata-kata, terharu, tidak percaya, senang dan bangga campur aduk jadi satu,” ujar Bagas dikutip PBSI, Senin (21/3/2022).
Meski masih setengah tidak percaya, Bagas/Fikri bukan kebetulan juara All England. Pada perjalanannya, mereka sukses mengalahkan "lawan kakap" seperti unggulan delapan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dari Malaysia, unggulan ketiga Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang, dan unggulan teratas sekaligus kompatriotnya Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya .
Bagas/Fikri kini punya tugas merawat kejayaan ganda putra Indonesia di All England. Jika ditarik ke belakang, ganda putra Indonesia menjadi penyumbang gelar terbanyak di All England dengan 22 kali trofi. Pencapaian ini di atas tunggal putra (15 gelar), tunggal putri (4 gelar), ganda putri (2 gelar), dan ganda campuran (6 gelar).
Ganda putra Indonesia pernah mendominasi gelar All England selama empat tahun beruntun melalui pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra (1972-1973) dan Tjun Tjun/Johan Wahjudi (1974-1975).
Hegemoni Merah Putih di sektor tersebut semakin tertancap setelah memenangi lima gelar ganda putra beruntun di All England melalui Tjun/Wahjudi (1977, 1978, 1979, dan 1980) dan Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono (1981).
Terhitung, sejak era 90-an hingga hari ini, Ganda putra Indonesia menjadi yang terbaik di antara seluruh peserta All England. Dalam hal perolehan gelar sejak 1990, Indonesia berhasil merengkuh 12 gelar di sektor ganda putra.
Tak heran, ekspektasi tinggi kini berada di pundak Bagas/Fikri. Dengan fakta bahwa Hendra/Ahsan dan Marcus/Kevin semakin mendekati masa pensiun, pasangan Bakri menyandang tugas merawat tradisi kejayaan ganda putra di All England.
Bagas/Fikri baru duduk di peringkat ke-28 dunia ketika menggondol gelar prestisius All England, Minggu (20/3/2022). Prestasi pasangan berjuluk Bakri didapat setelah mengalahkan seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Dalam pertarungan yang berlangsung 36 menit di Birmingham, Inggris, Bagas/Fikri berhasil mengalahkan Hendra/Ahsan —yang duduk di peringkat dua dunia— dengan skor 21-19, 21-13. Bagas/Fikri berhasil mengatasi jam terbang seniornya sekaligus membuktikan hitung-hitungan di atas kertas sedang tak berlaku.
Buat pasangan muda Fikri/Bagas, gelar ini merupakan torehan tertinggi dalam kariernya di level senior. Sebelumnya, Bakri cuma runner-up di Belgian International Challenge 2021, sisanya hanya bisa menembus perempat final seperti saat di Denmark Open 2021.
Gelar ini juga melengkapi rangkaian kejutan yang ditorehkan keduanya. Mereka lolos ke final All England 2022 dalam debutnya di turnamen bulu tangkis tertua di dunia. Wajar, dalam wawancara pasca laga final, Bagas Maulana mengaku merasa gelar ini datang seperti mimpi.
“Saya masih belum bisa berkata-kata, terharu, tidak percaya, senang dan bangga campur aduk jadi satu,” ujar Bagas dikutip PBSI, Senin (21/3/2022).
Meski masih setengah tidak percaya, Bagas/Fikri bukan kebetulan juara All England. Pada perjalanannya, mereka sukses mengalahkan "lawan kakap" seperti unggulan delapan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dari Malaysia, unggulan ketiga Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang, dan unggulan teratas sekaligus kompatriotnya Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya .
Bagas/Fikri kini punya tugas merawat kejayaan ganda putra Indonesia di All England. Jika ditarik ke belakang, ganda putra Indonesia menjadi penyumbang gelar terbanyak di All England dengan 22 kali trofi. Pencapaian ini di atas tunggal putra (15 gelar), tunggal putri (4 gelar), ganda putri (2 gelar), dan ganda campuran (6 gelar).
Ganda putra Indonesia pernah mendominasi gelar All England selama empat tahun beruntun melalui pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra (1972-1973) dan Tjun Tjun/Johan Wahjudi (1974-1975).
Hegemoni Merah Putih di sektor tersebut semakin tertancap setelah memenangi lima gelar ganda putra beruntun di All England melalui Tjun/Wahjudi (1977, 1978, 1979, dan 1980) dan Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono (1981).
Terhitung, sejak era 90-an hingga hari ini, Ganda putra Indonesia menjadi yang terbaik di antara seluruh peserta All England. Dalam hal perolehan gelar sejak 1990, Indonesia berhasil merengkuh 12 gelar di sektor ganda putra.
Tak heran, ekspektasi tinggi kini berada di pundak Bagas/Fikri. Dengan fakta bahwa Hendra/Ahsan dan Marcus/Kevin semakin mendekati masa pensiun, pasangan Bakri menyandang tugas merawat tradisi kejayaan ganda putra di All England.
(sto)