Aleix Espargaro Bangga meski Belum Pernah Menang di MotoGP, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
GRANOLLERS - Aleix Espargaro harus menerima kenyataan belum pernah finish pertama selama meramaikan MotoGP . Namun, pembalap Aprilia Racing, tetap bangga karena selalu unggul atas rekan satu timnya.
Aleix memulai karirnya di MotoGP sejak 2009. Namun, sebelum itu, dia telah berkecimpung di dunia balap motor sejak 2004, mulai dari kelas 125cc
Itu artinya, Aleix telah menghabiskan sekitar 18 tahun untuk ngebut di lintasan di semua kelas. Bisa dibilang pembalap berusia 32 tahun itu termasuk veteran.
Mirisnya, selama rentang waktu itu Aleix belum pernah mencicipi kemenangan. Dia hanya tiga kali masuk podium di dua kelas berbeda. Dia Finish ketiga saat Moto2 2011 di GP Katalan.
Di MotoGP, dia jadi runner-up di GP Aragon 2014, dan merebut posisi ketiga di GP Inggris pada 2021. Aleix menyadari torehan minor itu membuatnya kerap dipandang sebelah mata.
Uniknnya, Aleix mengaku tidak mempermasalahkannya. Dia menyatakan punya rasa kebanggaan tersendiri yang membuatnya tetap semangat untuk terus balapan.
Dia tetap bangga karena kerap tampil lebih baik dibandingkan sederet nama hebat yang pernah menjadi rekan setimnya. “Itu bukan sesuatu yang mengganggu saya. Tetapi orang tampaknya tidak yakin bahwa saya adalah pengemudi yang baik dan cepat," ucapnya.
"Setiap tahun dikatakan bahwa siapapun yang datang (ke Aprilia) akan finis di depan karena mereka semua pembalap cepat,” kata Aleix, dilansir dari Corsedimoto.
Bila menilik dari klasemen musim ini, Aleix berada di peringkat tujuh dengan koleksi 20 poin. Dia unggul dari rekan setimnya, Maverick Vinales yang saat ini bertengger di posisi 16.
“Jika Anda melihat, Bradley Smith berada di urutan keenam dalam kejuaraan dunia bersama Yamaha. Ini tidak mudah. Scott Redding adalah seorang juara dunia. Andrea Iannone menang bersama Ducati,” jelas Aleix.
“Dan sekarang Maverick telah tiba, yang telah memenangkan banyak balapan bersama Yamaha. Saya melakukan yang terbaik. Saya nyaman dengan Aprilia dan saya pikir tidak mudah bertarung dengan motor yang sama,” ungkapnya.
Jika menilik secara karier, prestasi Vinales di MotoGP sebenarnya jauh lebih baik ketimbang Aleix. Mantan pembalap Yamaha itu sudah sembilan kali finish pertama.
Hanya saja setelah bergabung dengan Aprilia pada pertengahan musim 2021, Vinales lebih sering diasapi Aleix. Fenomena itu berlanjut hingga musim ini.
Menarik disimak apakah Aleix bisa menjaga hegemoninya dengan terus finis di depan Vinales atau tidak. Sebab, MotoGP 2022 masih menyisakan 21 seri.
Terdekat, para rider akan menjalani balapan seri ketiga yaitu MotoGP Argentina 2022 di Sirkuit Autodromo Termas de Río Hondo pada (3/3/2022).
Aleix memulai karirnya di MotoGP sejak 2009. Namun, sebelum itu, dia telah berkecimpung di dunia balap motor sejak 2004, mulai dari kelas 125cc
Itu artinya, Aleix telah menghabiskan sekitar 18 tahun untuk ngebut di lintasan di semua kelas. Bisa dibilang pembalap berusia 32 tahun itu termasuk veteran.
Mirisnya, selama rentang waktu itu Aleix belum pernah mencicipi kemenangan. Dia hanya tiga kali masuk podium di dua kelas berbeda. Dia Finish ketiga saat Moto2 2011 di GP Katalan.
Di MotoGP, dia jadi runner-up di GP Aragon 2014, dan merebut posisi ketiga di GP Inggris pada 2021. Aleix menyadari torehan minor itu membuatnya kerap dipandang sebelah mata.
Uniknnya, Aleix mengaku tidak mempermasalahkannya. Dia menyatakan punya rasa kebanggaan tersendiri yang membuatnya tetap semangat untuk terus balapan.
Dia tetap bangga karena kerap tampil lebih baik dibandingkan sederet nama hebat yang pernah menjadi rekan setimnya. “Itu bukan sesuatu yang mengganggu saya. Tetapi orang tampaknya tidak yakin bahwa saya adalah pengemudi yang baik dan cepat," ucapnya.
"Setiap tahun dikatakan bahwa siapapun yang datang (ke Aprilia) akan finis di depan karena mereka semua pembalap cepat,” kata Aleix, dilansir dari Corsedimoto.
Bila menilik dari klasemen musim ini, Aleix berada di peringkat tujuh dengan koleksi 20 poin. Dia unggul dari rekan setimnya, Maverick Vinales yang saat ini bertengger di posisi 16.
“Jika Anda melihat, Bradley Smith berada di urutan keenam dalam kejuaraan dunia bersama Yamaha. Ini tidak mudah. Scott Redding adalah seorang juara dunia. Andrea Iannone menang bersama Ducati,” jelas Aleix.
“Dan sekarang Maverick telah tiba, yang telah memenangkan banyak balapan bersama Yamaha. Saya melakukan yang terbaik. Saya nyaman dengan Aprilia dan saya pikir tidak mudah bertarung dengan motor yang sama,” ungkapnya.
Jika menilik secara karier, prestasi Vinales di MotoGP sebenarnya jauh lebih baik ketimbang Aleix. Mantan pembalap Yamaha itu sudah sembilan kali finish pertama.
Hanya saja setelah bergabung dengan Aprilia pada pertengahan musim 2021, Vinales lebih sering diasapi Aleix. Fenomena itu berlanjut hingga musim ini.
Menarik disimak apakah Aleix bisa menjaga hegemoninya dengan terus finis di depan Vinales atau tidak. Sebab, MotoGP 2022 masih menyisakan 21 seri.
Terdekat, para rider akan menjalani balapan seri ketiga yaitu MotoGP Argentina 2022 di Sirkuit Autodromo Termas de Río Hondo pada (3/3/2022).
(mirz)