Biodata dan Agama Felmy Sumaehe, Petinju Wanita Indonesia Juara WBA Asia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kiprah petinju wanita kurang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Cukup banyak yang belum tahu bahwa di dalam negeri ada petinju wanita berbakat, diantaranya Felmy Sumaehe.
Harus diakui petinju pria seperti Chris John dan Daud Jordan lebih sering terdengar dibanding petinju wanita yang satu ini.
Sudah sejak dulu bertinju hanya dianggap sebagai olahraga laki laki. Namun, semenjak kesetaraan gender mulai didengungkan, banyak olahraga telah memiliki kategori untuk wanita.
Mulai dari Sepak bola, hingga olahraga yang keras seperti UFC dan tinju. Indonesia juga mendukung gerakan kesetaraan gender ini. Salah satu cabang olahraganya adalah tinju.
Felmy Sumaehe adalah petinju wanita Indonesia kelahiran 1996 yang beragama Kristen. Di usia ke 20 tahun, dia sudah berhasil menyandang gelar juara Kelas Bantam World Boxing Association (WBA) Asia Female.
Wanita asal Manado ini berhasil mengalahkan Arasa Nimnoi dari Thailand dengan kemenangan angka, pada 17 Maret 2018. Dia bisa memanfaatkan keuntungan kandang karena laga berlangsung di Jakarta.
Hal ini sekaligus mencatatkan namanya sebagai petinju profesional wanita Indonesia yang pertama berhasil mendapat gelar Internasional.
Pada saat berusia 22 tahun Felmi menambah koleksi gelarnya. Dia berhasi merebut juara kelas Bantam WBC Asian Female Championship.
Dalam pertandingan yang diselenggarakan di The PALLAS SCBD Jakarta ini dia berhasil meraih kemenangan saat mengalahkan Nareepangsri dengan kemenangan TKO pada ronde ke sembilan.
Prestasi berikutnya yang didapat petinju wanita ini adalah gelar sabuk juara WBA Asia Female Bantamweight Championship pada 10 November 2020. Setelah mengalahkan Vanessa Taborda yang merupakan petinju asal Argentina.
Petinju wanita ini telah mencatatkan 6 kemenangan dan 2 diantaranya KO. Dia telah menyukai olahraga ini sejak usianya menginjak 13 tahun.
Pencapaiannya kini memang luar biasa namun itu tidak datang begitu saja. Di masa lalunya Felmy sempat kesulitan mengenai masalah biaya, dan sempat mencari dana sendiri untuk mencari sponsor dan penghasilan yang didapat ketika memenangkan pertandingan.
Lihat Juga: Kisah Tragis Duk Koo Kim, Petinju Korea yang Meninggal setelah Koma 4 Hari akibat Dipukul Ray Mancini
Harus diakui petinju pria seperti Chris John dan Daud Jordan lebih sering terdengar dibanding petinju wanita yang satu ini.
Sudah sejak dulu bertinju hanya dianggap sebagai olahraga laki laki. Namun, semenjak kesetaraan gender mulai didengungkan, banyak olahraga telah memiliki kategori untuk wanita.
Mulai dari Sepak bola, hingga olahraga yang keras seperti UFC dan tinju. Indonesia juga mendukung gerakan kesetaraan gender ini. Salah satu cabang olahraganya adalah tinju.
Felmy Sumaehe adalah petinju wanita Indonesia kelahiran 1996 yang beragama Kristen. Di usia ke 20 tahun, dia sudah berhasil menyandang gelar juara Kelas Bantam World Boxing Association (WBA) Asia Female.
Wanita asal Manado ini berhasil mengalahkan Arasa Nimnoi dari Thailand dengan kemenangan angka, pada 17 Maret 2018. Dia bisa memanfaatkan keuntungan kandang karena laga berlangsung di Jakarta.
Hal ini sekaligus mencatatkan namanya sebagai petinju profesional wanita Indonesia yang pertama berhasil mendapat gelar Internasional.
Pada saat berusia 22 tahun Felmi menambah koleksi gelarnya. Dia berhasi merebut juara kelas Bantam WBC Asian Female Championship.
Dalam pertandingan yang diselenggarakan di The PALLAS SCBD Jakarta ini dia berhasil meraih kemenangan saat mengalahkan Nareepangsri dengan kemenangan TKO pada ronde ke sembilan.
Prestasi berikutnya yang didapat petinju wanita ini adalah gelar sabuk juara WBA Asia Female Bantamweight Championship pada 10 November 2020. Setelah mengalahkan Vanessa Taborda yang merupakan petinju asal Argentina.
Petinju wanita ini telah mencatatkan 6 kemenangan dan 2 diantaranya KO. Dia telah menyukai olahraga ini sejak usianya menginjak 13 tahun.
Pencapaiannya kini memang luar biasa namun itu tidak datang begitu saja. Di masa lalunya Felmy sempat kesulitan mengenai masalah biaya, dan sempat mencari dana sendiri untuk mencari sponsor dan penghasilan yang didapat ketika memenangkan pertandingan.
Lihat Juga: Kisah Tragis Duk Koo Kim, Petinju Korea yang Meninggal setelah Koma 4 Hari akibat Dipukul Ray Mancini
(mirz)