Orang Tua Hokky Caraka Beberkan Perjuangan Putranya Dipanggil Timnas Indonesia U-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hokky Caraka Bintang Briliant belakangan ini menjadi buah bibir. Penyerang Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 itu menunjukkan sinarnya saat melawan Brunei Darussalam U-19 di ajang Piala AFF U-19 2022.
Remaja berusia 17 tahun itu empat kali menjebol gawang Brunei pada laga kedua Grup A. Pemain PSS Sleman itu kini menjadi top skor sementara.
Ini membuat Budi Ribut Suryono (47) terkejut. Dia kaget karena putranya mampu mencetak Quat-trick di laga internasional. Dia malah tidak menyangka permainan Hokky bisa sebagus itu.
"Saya kaget juga. Tetapi, saya bersyukur Hokky mampu untuk memberikan yang terbaik untuk Timnas Indonesia,"paparnya, Selasa (5/7/2022) ketika dikonfirmasi melalui telepon.
Hokky ternyata berasal dari Gunungkidul. Pelajar kelas 3 SMK KKO Seyegan ini lahir dan besar di Dusun Susulan 1 Kalurahan Genjahan Kapewon Ponjong, berjarak 20 kilometer dari ibu kota Gunungkidul, Wonosari.
Budi menyatakan sangat mendukung cita-cita anak kedua dari 4 bersaudara itu. Karena mendukung 100% pilihan Hokky menjadi pesepak bola sejak 2016-2017, dia mengaku sampai mengorbankan pekerjaannya.
Dia rela mengorbankan pekerjaannya di kota lain demi mendukung cita-cita anaknya. Budi memilih menjadi "tukang ojek" pribadi Hokky. Dia meluangkan waktunya untuk mengantar dan menjemput putranya itu sekolah dan latihan.
Saat ini Budi memang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia hanya bekerja serabutan, di mana asal ada pekerjaan dia akan dengan senang hati mengerjakannya. "Ndak apa-apa demi cita-cita anak saya," jelasnya.
Hingga sampai titik ini, jalan yang dilalui Hokky cukup panjang. Dia sudah menyukai sepak bola sejak berusia 4-6 bulan. Di mana kala itu, dia ketika tidur selalu memeluk bola yang diberikannya.
Darah atlit Hokky rupanya tidak berasal dari Budi, justru dari kakeknya. Budi mengaku sama sekali tidak bisa bermain sepak bola. Namun, Ayahnya sewaktu muda dulu sering bermain sepak bola antar kampung di sekitar Gunungkidul.
Budi menceritakan awal mula anaknya berkecimpung di dunia sepak bola. Meniti karier profesional di PSS Sleman, Hokky memang telah menyukai sepak bola sejak kecil. Ketika kelas 3 Sekolah Dasar (SD), dia sudah gemar menggocek bola.
Karena melihat bakat anak ketiganya itulah, Budi akhirnya memasukkan Hokky ke Sekolah Sepakbola (SSB) Handayani. Dia terdaftar di SSB itu sejak kelas 3 SD.
Di SSB Handayani itulah kemampuan Hokky mulai diasah. Dia berkali-kali mengikuti pertandingan sepak bola baik yang melibatkan SSB Handayani atau sekolah tempatnya belajar.
Di mata pelatih, Hokky memiliki kemampuan yang cukup bagus. Budi bahkan sering mendapat pesan dari pelatih yang mengatakan jika anaknya memiliki bakat menjadi atlet sepak bola dan perlu untuk lebih diasah lagi.
"Setelah lulus SD kemudian saya daftarkan ke SMP KKO (Khusus Kemampuan Olahraga) Playen,"terangnya.
Di KKO Playen itulah, Budi berharap kemampuan Hokky dapat dikembangkan. Sejak di SMP itu itu pula bakatnya mulai membuat banyak pelatih tertarik.
Hokky sering diikutsertakan dalam berbagai kompetisi untuk mengasah kemampuan serta mentalnya.
Setelah itu, Hokky kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA KKO Sayegan. Lalu, pada 2020, dia kemudian bergabung dalam Akademi junior milik PS Sleman.
"Tak lama setelah itu dia masuk Akademi, empat bulan kemudian mengikuti seleksi Tim Garuda Select ketiga. Hasilnya, Hokky terpilih sebagai pemain yang akan memperkuat tim Garuda Select untuk menjalani pembinaan," kenang Budi.
Budi menambahkan, sebetulnya tahun 2014 Hokky pernah lolos seleksi Akademi Arema Malang. Namun, karena masih sekolah maka tidak dilanjutkan. Hokky memilih melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kemampuan di DIY saja.
Budi mengklaim awalnya Hokky hanya direkrut untuk tim Junior di PSS Sleman. Lalu, setelah bergabung sekitar 6 bulan, tepatnya Agustus 2021 atau setelah pulang dari Garuda Select dia segera mendapat kontrak profesional dari PSS.
"Hokky kembali terpilih dalam pemain Garuda Select keempat pada bulan Desember 2021 hingga bulan Mei 2022 lalu,"ungkap Budi.
Dalam kesempatan itu, Hokky kembali menjalani karantina untuk menjalani pusat pelatihan. Kemampuannya terus dilatih agar lebih tajam dan berkembang.
Garuda Select merupakan program pembinaan untuk pemain sepak bola muda Indonesia di Eropa. Sepulang dari Garuda Select, Hokky langsung mendapat panggilan kompetisi di Perancis.
Setelah itu kembali dipanggil Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2022. Hingga akhirnya, dia membukukan 4 gol saat tim Merah Putih menjamu Brunei Darusalam.
Budi menjelaskan posisi yang ditempati Hokky saat ini sebetulnya bukanlah posisi awal ketika dia berkarir dalam sepak bola.
Awalnya, Hokky bermain di posisi stopper. Namun, karena berbagai tes yang dilakukan kemudian Hokky diubah posisinya menjadi Striker hingga saat ini.
"Posisi sebenarnya itu stopper. Tetapi oleh pelatih justru ditempatkan sebagai striker atau penyerang. Jadi striker itu sekitar dua tahun belakangan ini. Kalau harapan saya semoga Hokky bisa menjawab ekspektasi masyarakat di pertandingan nanti," bebernya.
Budi mengaku bangga dengan capaian anaknya saat ini. Meski Hokky menjadi top skor sementara Piala AFF U-19 2022 dan berpeluang membela tim senior, dia ingin anaknya tidak besar kepala. Tetap rendah hati harus menjadi prioritas.
Disisi lain, Budi menyebut Kabupaten Gunungkidul memiliki banyak potensi atlet-atlet yang kompetitif di berbagai bidang keolahragaan.
Hanya saja tingginya potensi itu tidak dibarengi dengan pengelolaan atlet yang baik sehingga tidak jarang atlet potensial di Gunungkidul justru terabaikan.
Remaja berusia 17 tahun itu empat kali menjebol gawang Brunei pada laga kedua Grup A. Pemain PSS Sleman itu kini menjadi top skor sementara.
Ini membuat Budi Ribut Suryono (47) terkejut. Dia kaget karena putranya mampu mencetak Quat-trick di laga internasional. Dia malah tidak menyangka permainan Hokky bisa sebagus itu.
"Saya kaget juga. Tetapi, saya bersyukur Hokky mampu untuk memberikan yang terbaik untuk Timnas Indonesia,"paparnya, Selasa (5/7/2022) ketika dikonfirmasi melalui telepon.
Hokky ternyata berasal dari Gunungkidul. Pelajar kelas 3 SMK KKO Seyegan ini lahir dan besar di Dusun Susulan 1 Kalurahan Genjahan Kapewon Ponjong, berjarak 20 kilometer dari ibu kota Gunungkidul, Wonosari.
Budi menyatakan sangat mendukung cita-cita anak kedua dari 4 bersaudara itu. Karena mendukung 100% pilihan Hokky menjadi pesepak bola sejak 2016-2017, dia mengaku sampai mengorbankan pekerjaannya.
Dia rela mengorbankan pekerjaannya di kota lain demi mendukung cita-cita anaknya. Budi memilih menjadi "tukang ojek" pribadi Hokky. Dia meluangkan waktunya untuk mengantar dan menjemput putranya itu sekolah dan latihan.
Saat ini Budi memang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia hanya bekerja serabutan, di mana asal ada pekerjaan dia akan dengan senang hati mengerjakannya. "Ndak apa-apa demi cita-cita anak saya," jelasnya.
Hingga sampai titik ini, jalan yang dilalui Hokky cukup panjang. Dia sudah menyukai sepak bola sejak berusia 4-6 bulan. Di mana kala itu, dia ketika tidur selalu memeluk bola yang diberikannya.
Darah atlit Hokky rupanya tidak berasal dari Budi, justru dari kakeknya. Budi mengaku sama sekali tidak bisa bermain sepak bola. Namun, Ayahnya sewaktu muda dulu sering bermain sepak bola antar kampung di sekitar Gunungkidul.
Budi menceritakan awal mula anaknya berkecimpung di dunia sepak bola. Meniti karier profesional di PSS Sleman, Hokky memang telah menyukai sepak bola sejak kecil. Ketika kelas 3 Sekolah Dasar (SD), dia sudah gemar menggocek bola.
Karena melihat bakat anak ketiganya itulah, Budi akhirnya memasukkan Hokky ke Sekolah Sepakbola (SSB) Handayani. Dia terdaftar di SSB itu sejak kelas 3 SD.
Di SSB Handayani itulah kemampuan Hokky mulai diasah. Dia berkali-kali mengikuti pertandingan sepak bola baik yang melibatkan SSB Handayani atau sekolah tempatnya belajar.
Di mata pelatih, Hokky memiliki kemampuan yang cukup bagus. Budi bahkan sering mendapat pesan dari pelatih yang mengatakan jika anaknya memiliki bakat menjadi atlet sepak bola dan perlu untuk lebih diasah lagi.
"Setelah lulus SD kemudian saya daftarkan ke SMP KKO (Khusus Kemampuan Olahraga) Playen,"terangnya.
Di KKO Playen itulah, Budi berharap kemampuan Hokky dapat dikembangkan. Sejak di SMP itu itu pula bakatnya mulai membuat banyak pelatih tertarik.
Hokky sering diikutsertakan dalam berbagai kompetisi untuk mengasah kemampuan serta mentalnya.
Setelah itu, Hokky kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA KKO Sayegan. Lalu, pada 2020, dia kemudian bergabung dalam Akademi junior milik PS Sleman.
"Tak lama setelah itu dia masuk Akademi, empat bulan kemudian mengikuti seleksi Tim Garuda Select ketiga. Hasilnya, Hokky terpilih sebagai pemain yang akan memperkuat tim Garuda Select untuk menjalani pembinaan," kenang Budi.
Budi menambahkan, sebetulnya tahun 2014 Hokky pernah lolos seleksi Akademi Arema Malang. Namun, karena masih sekolah maka tidak dilanjutkan. Hokky memilih melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kemampuan di DIY saja.
Budi mengklaim awalnya Hokky hanya direkrut untuk tim Junior di PSS Sleman. Lalu, setelah bergabung sekitar 6 bulan, tepatnya Agustus 2021 atau setelah pulang dari Garuda Select dia segera mendapat kontrak profesional dari PSS.
"Hokky kembali terpilih dalam pemain Garuda Select keempat pada bulan Desember 2021 hingga bulan Mei 2022 lalu,"ungkap Budi.
Dalam kesempatan itu, Hokky kembali menjalani karantina untuk menjalani pusat pelatihan. Kemampuannya terus dilatih agar lebih tajam dan berkembang.
Garuda Select merupakan program pembinaan untuk pemain sepak bola muda Indonesia di Eropa. Sepulang dari Garuda Select, Hokky langsung mendapat panggilan kompetisi di Perancis.
Setelah itu kembali dipanggil Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2022. Hingga akhirnya, dia membukukan 4 gol saat tim Merah Putih menjamu Brunei Darusalam.
Budi menjelaskan posisi yang ditempati Hokky saat ini sebetulnya bukanlah posisi awal ketika dia berkarir dalam sepak bola.
Awalnya, Hokky bermain di posisi stopper. Namun, karena berbagai tes yang dilakukan kemudian Hokky diubah posisinya menjadi Striker hingga saat ini.
"Posisi sebenarnya itu stopper. Tetapi oleh pelatih justru ditempatkan sebagai striker atau penyerang. Jadi striker itu sekitar dua tahun belakangan ini. Kalau harapan saya semoga Hokky bisa menjawab ekspektasi masyarakat di pertandingan nanti," bebernya.
Budi mengaku bangga dengan capaian anaknya saat ini. Meski Hokky menjadi top skor sementara Piala AFF U-19 2022 dan berpeluang membela tim senior, dia ingin anaknya tidak besar kepala. Tetap rendah hati harus menjadi prioritas.
Disisi lain, Budi menyebut Kabupaten Gunungkidul memiliki banyak potensi atlet-atlet yang kompetitif di berbagai bidang keolahragaan.
Hanya saja tingginya potensi itu tidak dibarengi dengan pengelolaan atlet yang baik sehingga tidak jarang atlet potensial di Gunungkidul justru terabaikan.
(mirz)