4 Perbedaan Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong Dengan Era Simon McMenemy

Rabu, 06 Juli 2022 - 12:17 WIB
loading...
4 Perbedaan Timnas Indonesia...
Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong dengan era Simon McMenemy sangat menarik untuk dibahas. Ada empat perbedaan yang sangat mencolok ketika kedua pelatih asing tersebut menangani skuad Garuda / Foto: Kolase
A A A
Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong dengan era Simon McMenemy sangat menarik untuk dibahas. Ada empat perbedaan yang sangat mencolok ketika kedua pelatih asing tersebut menangani skuad Garuda.

Simon McMenemy dipercaya melatih Timnas Indonesia pada 2018. Saat itu ia dipercaya menangi skuad Garuda di kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dihuni Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Tapi perjalanan Simon McMenemy tidaklah mulus. Dalam lima pertandingan yang dijalani pasukan Garuda tak pernah merasakan kemenangan.

BACA JUGA: Pelatih Thailand U-19 Kecele gara-gara Shin Tae-yong Ubah Sistem Permainan

Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat Simon McMenemy dari bangku kepelatihan. Posisinya digantikan dengan Shin Tae-yong.

Di bawah asuhan Shin Tae-yong , Timnas Indonesia berhasil memungut satu poin dari tiga laga tersisa di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Jadi setidaknya pelatih dari Negeri K-Pop itu lebih baik ketimbang Simon McMenemy meskipun kedua ahli strategi ini sama-sama gagal merasakan kemenangan.

BACA JUGA: Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Thailand di Piala AFF U-19 2022

Jadi bagaimana letak perbedaan Shin Tae-yong dan Simon Mcmenemy?



Berikut Perbedaan Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong dan Simon Mcmenemy:

1. Karier Kepelatihan

Karier kepelatihan Shin Tae-yong dan Simon McMenemy bisa dikatakan sangat berbeda. Hal ini bisa dilihat dari tim yang pernah ditangani mereka.

Simon tercatat pernah melatih Haywards Health FC, sebuah klub amatir di Inggris setelah lulus kuliah. Lalu dia menjadi asisten pelatih tim amatir Worthing FC di Inggris.

Setelah itu, Simon tiba-tiba langsung menjadi pelatih timnas Filipina di Piala AFF 2010. Kemudian, dia pindah melatih klub Vietnam, Dong Tam Long An. Dia melatih disana selama 2 tahun.

Kemudian Simon berpindah melatih klub Indonesia seperti Mitra Kukar, Pelita Jaya, Bhayangkara FC, hingga melatih timnas Indonesia.

Shin Tae Yong sendiri tercatat pernah melatih Seongnam FC dan mendapat juara Liga Champions Asia 2011. Shin Tae-yong juga pernah menjadi asisten pelatih Brisbane Roar di tauhn 2005-2008.

Kemudian, Shin Tae-yong menjadi asisten pelatih timnas Korea Selatan di tahun 2014. Shin Tae Yong juga menangani timnas Korea Selatan U-23 dan U-20.

Pada 2017, Shin Tae-yong menjadi pelatih timnas senior Korea Selatan di Piala Dunia 2018 di Rusia. Dia mampu mengalahkan timnas Jerman dengan skor 2-0.

2. Usia Pemain Timnas Indonesia

Simon McMenemy dikritik banyak pihak karena memanggil pemain gaek yang sudah menurun performanya untuk timnas Indonesia. Beberapa nama pemain gaek tersebut misal Ricardo Salampessy (35 tahun), Yustinus Pae (35 tahun), Ruben Sanadi (32 tahun), Alberto Goncalves (38 tahun), dan Achmad Jufriyanto (32 tahun).

Nama Yustinus Pae menjadi nama paling mengejutkan. Apalagi ketika Yustinus Pae menjadi starter di laga melawan Malaysia yang sangat jelas speednya kalah jauh dengan winger Malaysia.

Berbeda dengan Simon, Shin Tae-yong bisa dibilang memotong generasi. Banyak pemain yang masih berusia emas tidak dipanggil lagi di timnas Indonesia.

Sebut saja Zulfiandi, M Hargianto, Febri Hariyadi, Ricky Fajrin, Hansamu Yama, dll. Padahal, nama-nama itu adalah andalan Luis Milla di periode sebelumnya.

Shin Tae-yong lebih memilih pemain muda seperti Asnawi, Egy Maulana, Witan Sulaeman, Rachmat Irianto, Pratama Arhan, Nadeo, Dewangga, Saddil Ramdani, Rizky Ridho, hingga Marselino Ferdinan untuk mengisi timnas senior Indonesia.

Bahkan, Shin Tae-yong juga memasukkan pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar Indonesia seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Elkan Baggott.

Shin Tae-yong tercatat hanya memanggil 2 pemain berkepala 3 di kualifikasi Piala Asia 2023, yaitu Fachrudin Ariyanto (33 tahun) dan Marc Klok (30 tahun).

3. Pola Makan Pemain

Pola latihan Shin Tae-yong dan Simon McMenemy juga berbeda. Shin Tae-yong terkenal sangat ketat untuk urusan makanan untuk pemain timnas.

Beberapa pemain timnas bahkan ada yang terbuang hanya karena masalah makanan. Misalnya Hansamu Yama yang sampai sekarang tidak pernah dipanggil Shin Tae-yong ke timnas Indonesia lagi.

Hal ini yang kurang diperhatikan di era Simon McMenemy. Simon McMenemy tidak terlalu ketat dalam mengatur pola makan pemain timnas Indonesia.

4. Kedisiplinan Pemain

Shin Tae-yong terkenal dengan kedisiplinan yang tinggi untuk pemain timnas Indonesia. Bahkan, Shin Tae-yong tidak segan mendepak pemain yang indisipliner.

Tercatat ada beberapa pemain indisipliner yang didepak Shin Tae Yong dari timnas seperti Nurhidayat, Serdy Fano, Yudha Febrian, dll. Bahkan, Serdy Fano langsung didepak hanya gara-gara telat bangun sebelum terbang untuk TC ke Kroasia.

Hal ini membuat para pemain Timnas Indonesia sekarang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Hal ini juga membuat suasana ruang ganti Timnas Indonesia lebih baik karena pemain yang indisipliner tidak ada di dalam timnas Indonesia.
(yov)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0646 seconds (0.1#10.140)