Pandemi dan Hilangnya Dahaga The Reds

Sabtu, 27 Juni 2020 - 06:31 WIB
loading...
Pandemi dan Hilangnya Dahaga The Reds
Ratusan penggemar Liverpool merayakan kemenangan Liga Premier dengan suar di luar Anfield setelah Chelsea memenangkan pertandingan melawan Manchester City di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, kemarin. Kekalahan tersebut sekaligus memastikan gelar
A A A
LIVERPOOL - Penantian panjang Liverpool selama 30 tahun terakhir terbayar lunas. Tim berjuluk The Reds tersebut akhirnya merasakan nikmatnya menyandang predikat sebagai juara Liga Primer—meskipun rasa juara pasukan Juergen Klopp agak berbeda karena terjadi di masa pandemi. Seperti diketahui, kompetisi sepak bola Inggris terhenti selama 100 hari lantaran terjangan Covid-19.

Liverpool sejatinya masih membutuhkan satu kemenangan lagi untuk memupus dahaga trofi juara. Tetapi, kekalahan 1-2 yang dialami Manchester City (Man City) dari Chelsea, Jumat (26/6) membuat Jordan Henderson dkk tidak mungkin terkejar. Liverpool memimpin klasemen sementara Liga Primer dengan 86 poin, unggul 23 poin dari Man City. “Kami menjalani kompetisi yang sangat sulit dan kami bisa sukses dengan cara Liverpool," ucap Klopp.

Ini adalah gelar Liga Primer ke-19 Liverpool dan yang pertama sejak 1989-1990. Adapun 18 gelar Liga Primer sebelumnya diraih di era divisi utama: 1900–01, 1905–06, 1921–22, 1922–23, 1946–47, 1963–64, 1965–66, 1972–73, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1979–80, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1985–86, 1987–88, 1989–90.

Supremasi di negeri sendiri jelas sangat prestisius. Maklum, dalam 30 tahun terakhir, mereka kesulitan berjaya di Liga Primer, meski memenangkan tiga Piala FA 1991–92, 2000–01, 2005–06, empat Piala Liga 1994–95, 2000–01, 2002–03, 2011–12, Satu Liga Europa 2000-01, dua Liga Champions 2004–05, 2018–19, serta tiga Piala Super Eropa 2001, 2005, 2019 dan satu Piala Dunia Antarklub 2019. (Baca: Dua Trofi Lagi, Liverpool Geser United sebagai Penguasa Inggris)

Usaha Liverpool mengembalikan reputasinya di Inggris sebenarnya beberapa kali hampir berhasil. Mereka bahkan menempati runner-up di Liga Premier empat kali, yakni di era Gerard Houllier (2001-02) dan Rafael Benitez (2008-09) dan di musim 2013-14 saat ditangani Brendan Rodgers.

Musim lalu mereka mengumpulkan 97 poin yang memukau, hanya kalah satu kali sepanjang musim, tetapi mengalami kemalangan karena Man City mengalahkan mereka untuk meraih gelar dengan keunggulan satu poin. Terasa ironis, mengingat tidak ada tim yang pernah mendapatkan begitu banyak poin tanpa memenangkan gelar Liga Primer.

Pandemi dan Hilangnya Dahaga The Reds


Keberhasilan Liverpool jelas tidak bisa dilepaskan dari peran Klopp. Penunjukan Klopp sangat penting bagi kebangkitan Liverpool dalam beberapa musim terakhir. Juru taktik Jerman itu tiba di Anfield pada Oktober 2015, setelah Rodgers dipecat dan Liverpool terpuruk di peringkat ke-10 di klasemen sementara Liga Primer. Klopp tiba dengan catatan keberhasilan, setelah memimpin Borussia Dortmund meraih dua gelar Bundesliga dan final Liga Champions 2013, dan dengan reputasi untuk permainan menyerang yang serbacepat dan menekan, yang dikenal sebagai "sepak bola heavy metal".

Di bawah komando Klopp, grafik Liverpool terus meningkat. Piawai meracik strategi dan memboyong pemain-pemain yang sesuai di bursa transfer. Transaksi cerdas di pasar transfer juga menjadi kunci keberhasilannya, dengan Mohamed Salah dan Sadio Mane ditandatangani pada masa pemerintahannya. Bersama Roberto Firmino, yang tiba tak lama sebelum Klopp, ketiganya telah mencetak 211 gol sensasional dalam waktu kurang dari tiga musim (92 untuk Salah, 65 untuk Mane, dan 54 untuk Firmino).

Kedatangan kiper kelas dunia Alisson dan bek tengah Virgil van Dijk juga penting. Klopp telah pula memaksimalkan potensi pemain yang ada di klub sebelum dia tiba, termasuk gelandang Henderson—kaptennya—dan bek sayap muda Trent Alexander-Arnold. (Baca juga: Ledakan Dhsyat Guncang Iran, Diduga Situs Nuklir Militer)

The Reds perlahan mulai menunjukkan konsistensi. Hasilnya, Klopp sukses mempersembahkan Liga Champions 2018–19, Piala Super Eropa 2019, dan Piala Dunia Antarklub 2019 hingga gelar Liga Primer musim ini.

Klopp adalah satu-satunya manajer Liverpool sejak Kenny Dalglish yang meraih persentase kemenangan di atas 60%. Karenanya, Klopp yang menyaksikan pertandingan Chelsea versus Man City bersama timnya di sebuah hotel tersebut begitu emosional ketika mengetahui Liverpool menjadi juara musim ini. Secara khusus, dia mendedikasikan gelar Liga Primer kepada fans yang selalu setia mendukung tim, meski saat ini harus menyaksikan dari rumah melalui televisi. Mereka bahkan terlihat merayakan keberhasilan tim di luar Stadion Anfield.

Pandemi dan Hilangnya Dahaga The Reds


“Kami harus meyakinkan orang dan itulah yang kami lakukan bersama. Ini adalah momen besar. Saya benar-benar kewalahan. Saya tidak tahu rasanya seperti ini. Ini untuk kalian (fans). Itu luar biasa. Rayakan di rumah atau di depan rumah Anda. Itu adalah sukacita," kata Klopp dilansir Dailymail.

Pelatih berusia 53 tersebut mengungkapkan keberhasilan Liverpool adalah keberhasilan semua elemen klub. Klopp pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dan seluruh pemain yang dinilainya telah berjuang luar biasa musim ini. (Baca juga: Demokrat Ungkap PDIP Inisiator RUU HIP)

“Saya tidak bisa lebih bangga dengan apa yang dilakukan banyak orang di Liverpool. Perjalanan yang sangat menyenangkan sejak hari pertama. Kami menikmati momen ini. Itu hal terbaik yang bisa saya bayangkan. Itu lebih dari yang bisa saya impikan. Ini adalah perpaduan dari sejarah yang diukir pendahulu kami dan kami dibandingkan dengan itu. Kami harus menulis cerita kami sendiri. Kami memiliki pemain- pemain yang luar biasa, semuanya pemenang. Sangat sulit dalam kompetisi ini, tetapi konsistensi membuat kami semangat,” tutur Klopp.

Kegembiraan juga menyelimuti para pemain. Bagi kapten Henderson, mengangkat trofi Liga Primer bersama Liverpool adalah salah satu momen terbaik di dalam hidupnya. Dia bahkan mengaku akan terus merasakan kebahagiaan ini karena telah bekerja keras sepanjang musim. "Ada banyak emosi. Menjuarai Liga Primer adalah saat yang tidak akan pernah kami lupakan. Saya kehilangan kata-kata saat ini. Anda tidak pernah benar-benar memikirkan saat akhir ini, Anda hanya berkonsentrasi pada setiap permainan. Ketika momen ini datang, saya tidak bisa menggambarkannya,” ujarnya.

Musim ini segalanya masih bisa lebih baik bagi Liverpool. Dengan tujuh pertandingan tersisa, Mereka bisa menyamai total 100 poin milik City untuk satu musim pada 2017/2018. Itu salah satu dari banyak rekor yang masih bisa dipecahkan Liverpool. (Lihat videonya: Heroik! Kades di Blitar Bantu Warga Melahirkan di Pinggir Jalan)

The Reds juga berpeluang menorehkan rekor seperti meraih kemenangan terbanyak dalam satu musim (rekor saat ini adalah 32), kemenangan kandang terbanyak (18), kemenangan tandang terbanyak (16) dan margin kemenangan terbesar (19 poin). Namun, Terlepas dari beberapa peluang tersebut, Liverpool sangat layak menjadi juara Liga Primer musim ini. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)