Gara-gara AC, Performa Bagas/Fikri Anjlok usai Juara All England 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Performa Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri sempat merosot setelah juara All England 2022. Ternyata penyebabnya cukup menggelitik, yakni pendingin ruangan.
Ini disampaikan asisten pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat. Dia membocorkan alasan mengapa pasangan berjuluk Bakri itu sulit menyajikan penampilan terbaik.
Aryono menyebut anak asuhnya itu mengaku kurang nyaman ketika bermain di lapangan yang memakai pendingin ruangan alias Air Conditioner (AC). Sebab, mereka kesulitan beradaptasi dengan lapangan yang berangin.
Bakri sempat membuat kejutan ketika mengikuti All England 2022. Mereka berhasil meraih gelar pertamanya di level senior.
Mereka menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu dengan mengalahkan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di partai final dengan skor 21-19 dan 21-13.
Tapi, setelah itu performa Bakri menukik tajam. Mereka selalu tersingkir di babak pertama atau kedua dalam delapan dari 10 turnamen terakhir yang diikuti.
Aryono mengatakan anjloknya performa pasangan ranking 19 dunia itu disebabkan kesulitan untuk beradaptasi di lapangan yang berangin.
Dia membeberkan bahwa Bakri mengakui tidak nyaman jika bermain di lapangan yang ber-AC. Imbasnya, mereka tidak bisa tampil maksimal.
“Untuk Bagas/Fikri setelah juara All England memang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Kemungkinan itu karena mereka tidak bisa adaptasi dengan lapangan-lapangan yang berangin,” jelas Aryono.
Ini disampaikan asisten pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat. Dia membocorkan alasan mengapa pasangan berjuluk Bakri itu sulit menyajikan penampilan terbaik.
Aryono menyebut anak asuhnya itu mengaku kurang nyaman ketika bermain di lapangan yang memakai pendingin ruangan alias Air Conditioner (AC). Sebab, mereka kesulitan beradaptasi dengan lapangan yang berangin.
Bakri sempat membuat kejutan ketika mengikuti All England 2022. Mereka berhasil meraih gelar pertamanya di level senior.
Mereka menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu dengan mengalahkan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di partai final dengan skor 21-19 dan 21-13.
Tapi, setelah itu performa Bakri menukik tajam. Mereka selalu tersingkir di babak pertama atau kedua dalam delapan dari 10 turnamen terakhir yang diikuti.
Aryono mengatakan anjloknya performa pasangan ranking 19 dunia itu disebabkan kesulitan untuk beradaptasi di lapangan yang berangin.
Dia membeberkan bahwa Bakri mengakui tidak nyaman jika bermain di lapangan yang ber-AC. Imbasnya, mereka tidak bisa tampil maksimal.
“Untuk Bagas/Fikri setelah juara All England memang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Kemungkinan itu karena mereka tidak bisa adaptasi dengan lapangan-lapangan yang berangin,” jelas Aryono.