Bangkit Lawan Corona, Dunia Olahraga Rancang Skenario Gelar Kompetisi
loading...
A
A
A
LONDON - Pandemi virus corona telah memengaruhi acara olahraga di seluruh dunia sejak Maret lalu. Namun, harapan untuk bangkit mulai menemui titik terang setelah sejumlah federasi olahraga merancang skenario untuk bisa menggelar kompetisi di tengah krisis kesehatan global tersebut.
Sampai saat ini wabah virus yang biasa disebut Covid-19 itu sudah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa. Bahkan, jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melonjak hingga 10 juta orang. Jelas, menghentikan semua kegiatan olahraga menjadi salah satu alasan kuat untuk meminimalisasi penyebaran karena melibatkan banyak orang di setiap acaranya.
Setelah liga sepak bola di beberapa negara mulai berani menggelar pertandingan di tengah pandemi membuat beberapa cabang olahraga nonsepak bola mulai menyatakan siap comeback. Mulai dari MotoGP, Formula One (F1), tenis, NBA, dan beberapa cabang olahraga lainnya. Salah satu alasannya untuk bangkit adalah masalah ekonomi yang berdampak kepada stakeholder terkait di dalamnya. (Baca: Ada Gosip Lorenzo akan Gabung dengan Tim Ducati)
Olahraga taraf dunia yang paling dekat akan kembali digelar adalah F1. Grand Prix (GP) Austria rencananya akan menjadi seri perdana musim 2020 di Sirkuit Red Bull Ring, 5 Juli mendatang. Bahkan, sirkuit tersebut juga akan menggelar seri kedua pada pekan berikutnya. Hal itu dilakukan untuk mempersingkat waktu agar kejuaraan dunia balapan mobil paling bergengsi itu rampung sesuai target.
Pasalnya, Federasi Internasional Automobile (FIA) baru menetapkan delapan seri pada kalender F1 2020 seusai direvisi terkait penundaan akibat virus korona. Ada tujuh balapan yang dibatalkan seperti Australia, Belanda, Monako, Azerbaijan, Prancis, Singapura, dan Jepang. Sementara beberapa negara lain masih menunggu kepastian dari pemerintah setempat.
Direktur Olahraga Ferrari Laurent Mekies mengatakan bahwa Kejuaraan F1 tahun ini memiliki tantangan yang lebih berat dibandingkan sebelumnya. Selain berlangsung tanpa penonton, jumlah kru setiap tim dibatasi. Bahkan, setiap balapan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tidak hanya di dalam sirkuit, aktivitas di luar lintasan juga harus mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditentukan. Memakai masker wajah adalah kewajiban, sementara para mekanik akan bekerja berdampingan dengan jarak yang lebih jauh satu dan lainnya ketimbang kru lainnya.
"Salah satu tantangan terbesar yang paling dasar, khususnya bagi mereka yang ada di garasi adalah memakai masker setiap waktu. Kami harus segera membiasakannya, karena hal itu akan menjadi bagian di kehidupan normal kami," kata Mekies, dilansir situs resmi F1. (Baca juga: Keanehan Puig tentang Kontrak Marc dan Alex Marquez di Honda)
Selain F1, MotoGP juga telah mengeluarkan jadwal seri balapan terbaru. Dalam daftar agenda tersebut, ada 13 seri balapan siap bergulir yang semuanya berlokasi di Eropa. GP Spanyol akan menjadi seri perdana di Sirkuit Jerez, 19 Juli mendatang. Bahkan, lintasan itu kembali menggelar balapan secara beruntun dengan nama GP Andalusia di pekan berikutnya.
Saat ini, Dorna Sports, promotor MotoGP, memang masih mencari cara agar balapan juga bisa berlangsung di luar Eropa. Namun, masalah waktu dan biaya logistik akibat pandemi virus corona membuat beberapa negara kandidat tuan rumah seperti Thailand, Malaysia, Amerika Serikat, dan Argentina belum bisa memberikan jawaban. Apalagi, balapan akan berlangsung tanpa penonton, yang menjadi salah satu sumber pendapatan untuk menggelar MotoGP.
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta berharap situasi pandemi virus korona tidak kembali memburuk. Pasalnya, pihaknya sudah bekerja keras agar rencana untuk kembali menggelar balapan bisa terjadi. Apalagi, MotoGP dianggap olahraga paling terbaik karena selalu aktif dan melindungi para pesertanya terutama dari sisi finansial.
"Rencana A adalah menggelar balapan di Eropa tanpa penonton, setidaknya untuk saat ini. Itu akan menjadi bagian pertama. Untuk bagian kedua, kami berencana balapan di luar Eropa. Sejauh ini, kami harus bersiap untuk membantu mendukung tim. Jika sepak bola bisa mulai pada pertengahan Juni, kita akan bergerak satu bulan berikutnya. Pada 19 Juli, saya harap kita bisa mulai,” ujar Ezpeleta.
Begitu juga dengan dunia tenis. Setelah ditangguhkan pada Maret lalu akibat pandemi virus corona, turnamen tenis dunia siap digelar kembali pada Agustus mendatang. Federasi Tenis Internasional (ITF) telah mengumumkan secara resmi bahwa ITF World Tennis Tour bakal segera dilanjutkan pada 3 Agustus mendatang acara putri dan 17 Agustus mendatang untuk acara putra. (Lihat videonya: Bantu Perekonomian Warga, Karang Taruna Gunung Kidul Dirikan Pasar Sedekah)
Sebelum ITF, ATP, WTA, USTA, dan FFT juga telah mengumumkan kembali dimulainya turnamen dunia dan penyelenggaraan dua Turnamen Grand Slam, yakni AS Terbuka dan Prancis Terbuka. Setelah sekian lama tak ada turnamen, ATP akan mulai kembali menggelar turnamen di Citi Open yang kemudian diikuti Cincinnati Masters sebelum akhirnya menggelar AS Terbuka pada 31 Agustus-13 September. Sementara WTA akan diawali di Turnamen Palermo Ladies Open, 3 Agustus, dilanjutkan AS Terbuka pada 31 Agustus. (Raikhul Amar)
Sampai saat ini wabah virus yang biasa disebut Covid-19 itu sudah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa. Bahkan, jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melonjak hingga 10 juta orang. Jelas, menghentikan semua kegiatan olahraga menjadi salah satu alasan kuat untuk meminimalisasi penyebaran karena melibatkan banyak orang di setiap acaranya.
Setelah liga sepak bola di beberapa negara mulai berani menggelar pertandingan di tengah pandemi membuat beberapa cabang olahraga nonsepak bola mulai menyatakan siap comeback. Mulai dari MotoGP, Formula One (F1), tenis, NBA, dan beberapa cabang olahraga lainnya. Salah satu alasannya untuk bangkit adalah masalah ekonomi yang berdampak kepada stakeholder terkait di dalamnya. (Baca: Ada Gosip Lorenzo akan Gabung dengan Tim Ducati)
Olahraga taraf dunia yang paling dekat akan kembali digelar adalah F1. Grand Prix (GP) Austria rencananya akan menjadi seri perdana musim 2020 di Sirkuit Red Bull Ring, 5 Juli mendatang. Bahkan, sirkuit tersebut juga akan menggelar seri kedua pada pekan berikutnya. Hal itu dilakukan untuk mempersingkat waktu agar kejuaraan dunia balapan mobil paling bergengsi itu rampung sesuai target.
Pasalnya, Federasi Internasional Automobile (FIA) baru menetapkan delapan seri pada kalender F1 2020 seusai direvisi terkait penundaan akibat virus korona. Ada tujuh balapan yang dibatalkan seperti Australia, Belanda, Monako, Azerbaijan, Prancis, Singapura, dan Jepang. Sementara beberapa negara lain masih menunggu kepastian dari pemerintah setempat.
Direktur Olahraga Ferrari Laurent Mekies mengatakan bahwa Kejuaraan F1 tahun ini memiliki tantangan yang lebih berat dibandingkan sebelumnya. Selain berlangsung tanpa penonton, jumlah kru setiap tim dibatasi. Bahkan, setiap balapan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tidak hanya di dalam sirkuit, aktivitas di luar lintasan juga harus mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditentukan. Memakai masker wajah adalah kewajiban, sementara para mekanik akan bekerja berdampingan dengan jarak yang lebih jauh satu dan lainnya ketimbang kru lainnya.
"Salah satu tantangan terbesar yang paling dasar, khususnya bagi mereka yang ada di garasi adalah memakai masker setiap waktu. Kami harus segera membiasakannya, karena hal itu akan menjadi bagian di kehidupan normal kami," kata Mekies, dilansir situs resmi F1. (Baca juga: Keanehan Puig tentang Kontrak Marc dan Alex Marquez di Honda)
Selain F1, MotoGP juga telah mengeluarkan jadwal seri balapan terbaru. Dalam daftar agenda tersebut, ada 13 seri balapan siap bergulir yang semuanya berlokasi di Eropa. GP Spanyol akan menjadi seri perdana di Sirkuit Jerez, 19 Juli mendatang. Bahkan, lintasan itu kembali menggelar balapan secara beruntun dengan nama GP Andalusia di pekan berikutnya.
Saat ini, Dorna Sports, promotor MotoGP, memang masih mencari cara agar balapan juga bisa berlangsung di luar Eropa. Namun, masalah waktu dan biaya logistik akibat pandemi virus corona membuat beberapa negara kandidat tuan rumah seperti Thailand, Malaysia, Amerika Serikat, dan Argentina belum bisa memberikan jawaban. Apalagi, balapan akan berlangsung tanpa penonton, yang menjadi salah satu sumber pendapatan untuk menggelar MotoGP.
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta berharap situasi pandemi virus korona tidak kembali memburuk. Pasalnya, pihaknya sudah bekerja keras agar rencana untuk kembali menggelar balapan bisa terjadi. Apalagi, MotoGP dianggap olahraga paling terbaik karena selalu aktif dan melindungi para pesertanya terutama dari sisi finansial.
"Rencana A adalah menggelar balapan di Eropa tanpa penonton, setidaknya untuk saat ini. Itu akan menjadi bagian pertama. Untuk bagian kedua, kami berencana balapan di luar Eropa. Sejauh ini, kami harus bersiap untuk membantu mendukung tim. Jika sepak bola bisa mulai pada pertengahan Juni, kita akan bergerak satu bulan berikutnya. Pada 19 Juli, saya harap kita bisa mulai,” ujar Ezpeleta.
Begitu juga dengan dunia tenis. Setelah ditangguhkan pada Maret lalu akibat pandemi virus corona, turnamen tenis dunia siap digelar kembali pada Agustus mendatang. Federasi Tenis Internasional (ITF) telah mengumumkan secara resmi bahwa ITF World Tennis Tour bakal segera dilanjutkan pada 3 Agustus mendatang acara putri dan 17 Agustus mendatang untuk acara putra. (Lihat videonya: Bantu Perekonomian Warga, Karang Taruna Gunung Kidul Dirikan Pasar Sedekah)
Sebelum ITF, ATP, WTA, USTA, dan FFT juga telah mengumumkan kembali dimulainya turnamen dunia dan penyelenggaraan dua Turnamen Grand Slam, yakni AS Terbuka dan Prancis Terbuka. Setelah sekian lama tak ada turnamen, ATP akan mulai kembali menggelar turnamen di Citi Open yang kemudian diikuti Cincinnati Masters sebelum akhirnya menggelar AS Terbuka pada 31 Agustus-13 September. Sementara WTA akan diawali di Turnamen Palermo Ladies Open, 3 Agustus, dilanjutkan AS Terbuka pada 31 Agustus. (Raikhul Amar)
(ysw)