18 Wasit Dihukum PSSI, Djajang Nurdjaman: Semoga Ada Efek Jera!
loading...
A
A
A
BOGOR - Pelatih Persikabo 1973 Djadjang 'Djanur' Nurdjaman mengapresiasi langkah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI ) menghukum 18 perangkat pertandingan. Menurut Djanur, sanksi harus menimbulkan efek jera bagi pelakunya.
PSSI menjatuhkan hukuman kepada 18 perangkat pertandingan (termasuk wasit dan asisten wasit) karena dianggap kurang berintegritas atau dinilai lalai menerapkan Law of The Game. Federasi melihat banyak keputusan kontroversial yang diambil oleh 18 perangkat pertandingan itu.
Oleh sebab itu, PSSI secara resmi menghukum ke-180 perangkat pertandingan itu pada Minggu (21/8/2022). Semuanya mendapatkan hukuman yang berbeda, dan akan diistirahatkan mulai dari 4-10 pekan pertandingan.
Berdasarkan daftar nama yang dibagikan, beberapa nama wasit populer juga turut terkena hukuman. Ironisnya lagi mereka kesalahan yang mereka lakukan terjadi di partai-partai besar. Misalnya dilakukan oleh Fariq Hitaba pada pekan pertama ketika memimpin laga Bali United vs Persija Jakarta.
Totok Fitrianto ketika bertugas memimpin laga Big Match antara Persib Bandung vs PSIS Semarang, serta wasit Mustofa Umarella yang bertugas di pekan ke-2 laga PSIS Semarang vs Barito Putera.
Menanggapi hal itu, Djanur mengapresiasi keputusan PSSI. Menurut pelatih berusia 63 tahun itu, keputusan PSSI adalah langkah yang sangat berani dan merupakan bentuk transparansi.
"Suatu keberanian dan transparansi dari federasi (menghukum wasit bermasalah)," kata Djanur usai pertandingan Persikabo 1973 vs Bhayangkara FC, Selasa (23/8/2022).
"Saya pikir harus diapresiasi," sambungnya.
Djanur berharap, hukuman kepada para wasit bermasalah ini bisa memberikan efek jera. Apalagi, kompetisi Liga 1 2022/2023 masih terbilang panjang hingga tahun depan.
"Mudah-mudahan atas tindakan ini ada efek jera buat para pengadil di lapangan," pungkas Djanur.
PSSI menjatuhkan hukuman kepada 18 perangkat pertandingan (termasuk wasit dan asisten wasit) karena dianggap kurang berintegritas atau dinilai lalai menerapkan Law of The Game. Federasi melihat banyak keputusan kontroversial yang diambil oleh 18 perangkat pertandingan itu.
Oleh sebab itu, PSSI secara resmi menghukum ke-180 perangkat pertandingan itu pada Minggu (21/8/2022). Semuanya mendapatkan hukuman yang berbeda, dan akan diistirahatkan mulai dari 4-10 pekan pertandingan.
Berdasarkan daftar nama yang dibagikan, beberapa nama wasit populer juga turut terkena hukuman. Ironisnya lagi mereka kesalahan yang mereka lakukan terjadi di partai-partai besar. Misalnya dilakukan oleh Fariq Hitaba pada pekan pertama ketika memimpin laga Bali United vs Persija Jakarta.
Baca Juga
Totok Fitrianto ketika bertugas memimpin laga Big Match antara Persib Bandung vs PSIS Semarang, serta wasit Mustofa Umarella yang bertugas di pekan ke-2 laga PSIS Semarang vs Barito Putera.
Menanggapi hal itu, Djanur mengapresiasi keputusan PSSI. Menurut pelatih berusia 63 tahun itu, keputusan PSSI adalah langkah yang sangat berani dan merupakan bentuk transparansi.
"Suatu keberanian dan transparansi dari federasi (menghukum wasit bermasalah)," kata Djanur usai pertandingan Persikabo 1973 vs Bhayangkara FC, Selasa (23/8/2022).
"Saya pikir harus diapresiasi," sambungnya.
Djanur berharap, hukuman kepada para wasit bermasalah ini bisa memberikan efek jera. Apalagi, kompetisi Liga 1 2022/2023 masih terbilang panjang hingga tahun depan.
"Mudah-mudahan atas tindakan ini ada efek jera buat para pengadil di lapangan," pungkas Djanur.
(sha)