Khawatir Cedera Otak, Petinju Australia Paul Gallen Buka Wacana Pensiun
loading...
A
A
A
SYDNEY - Petinju professional Australia, Paul Gallen, menegaskan bahwa dia ingin pensiun dari dunia tinju . Pasalnya, dia takut penyakit ensefalopati traumatis kronis alias chronic traumatic encephalopathy (CTE) pada otaknya semakin parah dan membuat otak besarnya rusak.
Gallen dulunya merupakan seorang pemain rugby professional dan legenda klub Liga Rugby Australia, Cronulla Sharks. Namun, dia memutuskan untuk terjun ke dunia tinju setelah pensiun pada 2019 lalu.
Dalam karier tinjunya, petinju berusia 41 tahun itu telah melawan beberapa petinju hebat seperti Mark Hunt, Lucas Browne dan Justis Huni. Dia benar-benar membuktikan bahwa dirinya tak hanya tangguh di atas lapangan tetapi juga bisa memukul dengan keras di atas ring.
Kini, petinju kelahiran Sydney itu akan menjadi petinju Australia pertama dalam 132 tahun yang menghadapi dua lawan pada malam yang sama ketika dia akan bertarung dengan Justin Hodges dan Ben Hannant pada akhir pekan ini. Akan tetapi, apapun hasilnya, dia mengutamakan kesehatannya sehingga ingin segera pensiun.
Keputusan pensiun dari dunia tinju diambil oleh Gallen karena dia mengungkapkan tengah mengerita penyakit CTE. Dia takut penyakitnya itu akan semakin parah dan merusak otak besarnya jika terus melanjutkan karier di atas ring.
"Saya harus keluar dari olahraga ini sebelum saya menderita kerusakan otak besar. Saya tidak ragu bahwa saya memiliki beberapa kerusakan otak, tapi mudah-mudahan tidak terlalu parah,” kata Gallen dilansir dari Sport Bible, Senin (12/9/2022).
“Lucunya, saya tidak pernah memikirkan kerusakan otak sampai enam bulan terakhir. Saya tidak pernah khawatir tentang itu. Saya tidak pernah memikirkannya. Tapi tiba-tiba itu menimpa saya,” imbuhnya.
"Selalu ada atlet yang menjadi korban Alzheimer dan CTE, tetapi orang yang tidak pernah bermain olahraga kontak seumur hidup juga bisa mengalami masalah yang sama. Kenyataannya adalah apa yang telah saya lakukan selama 20 tahun, mengatasi benturan yang saya miliki di rugby dan tinju, dapat membuat saya lebih rentan terhadap kerusakan otak atau CTE. Sudah waktunya untuk berhenti,” tuturnya.
Hallen pun mengatakan bahwa dirinya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri dan anak-anaknya serta keluarganya setelah pensiun nanti. Pasalnya, dia tidak tahu apakah hidupnya masih lama atau sebentar lagi akibat menderita penyakit tersebut.
Gallen dulunya merupakan seorang pemain rugby professional dan legenda klub Liga Rugby Australia, Cronulla Sharks. Namun, dia memutuskan untuk terjun ke dunia tinju setelah pensiun pada 2019 lalu.
Dalam karier tinjunya, petinju berusia 41 tahun itu telah melawan beberapa petinju hebat seperti Mark Hunt, Lucas Browne dan Justis Huni. Dia benar-benar membuktikan bahwa dirinya tak hanya tangguh di atas lapangan tetapi juga bisa memukul dengan keras di atas ring.
Kini, petinju kelahiran Sydney itu akan menjadi petinju Australia pertama dalam 132 tahun yang menghadapi dua lawan pada malam yang sama ketika dia akan bertarung dengan Justin Hodges dan Ben Hannant pada akhir pekan ini. Akan tetapi, apapun hasilnya, dia mengutamakan kesehatannya sehingga ingin segera pensiun.
Keputusan pensiun dari dunia tinju diambil oleh Gallen karena dia mengungkapkan tengah mengerita penyakit CTE. Dia takut penyakitnya itu akan semakin parah dan merusak otak besarnya jika terus melanjutkan karier di atas ring.
"Saya harus keluar dari olahraga ini sebelum saya menderita kerusakan otak besar. Saya tidak ragu bahwa saya memiliki beberapa kerusakan otak, tapi mudah-mudahan tidak terlalu parah,” kata Gallen dilansir dari Sport Bible, Senin (12/9/2022).
“Lucunya, saya tidak pernah memikirkan kerusakan otak sampai enam bulan terakhir. Saya tidak pernah khawatir tentang itu. Saya tidak pernah memikirkannya. Tapi tiba-tiba itu menimpa saya,” imbuhnya.
"Selalu ada atlet yang menjadi korban Alzheimer dan CTE, tetapi orang yang tidak pernah bermain olahraga kontak seumur hidup juga bisa mengalami masalah yang sama. Kenyataannya adalah apa yang telah saya lakukan selama 20 tahun, mengatasi benturan yang saya miliki di rugby dan tinju, dapat membuat saya lebih rentan terhadap kerusakan otak atau CTE. Sudah waktunya untuk berhenti,” tuturnya.
Hallen pun mengatakan bahwa dirinya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri dan anak-anaknya serta keluarganya setelah pensiun nanti. Pasalnya, dia tidak tahu apakah hidupnya masih lama atau sebentar lagi akibat menderita penyakit tersebut.
(sto)