Derby Jatim Arema FC vs Persebaya, Pelatih Saling Umbar Pujian
loading...
A
A
A
MALANG - Derby Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya akan tersaji ketika Liga 1 2022/2023 dilanjutkan usai libur FIFA Matchday. Jelang laga klasik itu, kedua pelatih saling melontarkan pujian.
Pasalnya, baik Javier Roca dan Aji Santoso sebenarnya punya kesamaan. Mereka pernah memperkuat Persebaya ketika masih aktif bermain.
Roca yang kini menukangi Arema FC, sempat membeka Baju Ijo di musim 2008-2009. Sementara Aji selaku juru taktik Singo Edan bahkan pernah bermain untuk kedua klub itu.
Aji yang lahir di Malang, dibesarkan Arema FC sebelum memperkuat Persebaya di musim 1995-1996. Pelatih berusia 52 tahun itu kemudia kembali ke Arema FC sebagai pemain pada musim 2001-2002.
Saat pensiun dari pesepak bola dan berkarier sebagai pelatih, Aji juga sempat melatih Arema Cronus pada Januari 2017. Dia lalu hijrah ke Persela dan kemudian melanjutkan kariernya di Persebaya pada Oktober 2019.
Roca menyebut Aji sebagai pelatih berpengalaman di kompetisi sepak bola Indonesia. Apalagi, dia juga menjadi pelatih lokal yang cukup mentereng saat ini.
"Menurut saya dia (Aji Santoso) itu adalah coach berpengalaman dan dia juga pernah menjadi pemain. Dia adalah coach lokal yang menjadi patokan saya dan pelatih lain yang sebenarnya masih belajar," ucap Roca.
Pengalaman Aji saat membela Arema dan Persebaya baik sebagai pemain dan pelatih juga dirasakan Roca cukup menarik. Apalagi kedua tim ini memiliki sejarah rivalitas tinggi di kancah persepakbolaan Indonesia.
"Ya menarik juga ya. Paling enggak kita pernah bela tim lawan. Paling tidak kita tau ciri khas tim dari dulu persebaya dan ciri khas dulu dari arema," jelas Roca.
"Tapi, kembali lagi, sekarang kan zaman berbeda. Paling ya kita sesuaikan dengan apa yang kita punya dalam tim. Ya paling tidak kita harus dapat hasil yang terbaik," sambungnya usai memimpin latihan di Kabupaten Malang.
Roca mengakui ada ciri khas dari strategi yang diterapkan Aji saat menukangi Persebaya dan Arema di musim 2017. Hal itu yang membuatnya terinsipirasi untuk memainkan sepak bola dengan gaya atraktif.
"Dari segi strategi secara permainan sejak beberapa tahun kemarin kan Persebaya main secara taktikal dan menghibur," kata pelatih asal Cile ini.
Pelatih berusia 45 tahun ini juga memuji tangan dingin Aji saat memoles pemain-pemain muda menjadi bintang yang berkualitas. Roca menilai Aji jeli melihat potensi talenta muda dan melatihnya jadi lebih matang.
"Kalau mereka punya pondasi anak muda itu bagus. Bibit-bibit anak muda di Surabaya kan bagus-bagus dan banyak. Mau dibilang untung atau enggak, ya itu tergantung mereka bisa kerja, dan menjalankan tugas yang diberikan coach," ucapnya.
"Tapi, biasanya kalau pemain muda semangat, dan arek-arek Surabaya ini memang semangat itu satu kelebihan mereka," pungkas Roca.
Lihat Juga: Buntut Pemukulan, PSSI Tugaskan Wasit Liga 1 dan Liga 2 Pimpin Semifinal Sepak Bola PON XXI
Baca Juga
Pasalnya, baik Javier Roca dan Aji Santoso sebenarnya punya kesamaan. Mereka pernah memperkuat Persebaya ketika masih aktif bermain.
Roca yang kini menukangi Arema FC, sempat membeka Baju Ijo di musim 2008-2009. Sementara Aji selaku juru taktik Singo Edan bahkan pernah bermain untuk kedua klub itu.
Aji yang lahir di Malang, dibesarkan Arema FC sebelum memperkuat Persebaya di musim 1995-1996. Pelatih berusia 52 tahun itu kemudia kembali ke Arema FC sebagai pemain pada musim 2001-2002.
Saat pensiun dari pesepak bola dan berkarier sebagai pelatih, Aji juga sempat melatih Arema Cronus pada Januari 2017. Dia lalu hijrah ke Persela dan kemudian melanjutkan kariernya di Persebaya pada Oktober 2019.
Roca menyebut Aji sebagai pelatih berpengalaman di kompetisi sepak bola Indonesia. Apalagi, dia juga menjadi pelatih lokal yang cukup mentereng saat ini.
"Menurut saya dia (Aji Santoso) itu adalah coach berpengalaman dan dia juga pernah menjadi pemain. Dia adalah coach lokal yang menjadi patokan saya dan pelatih lain yang sebenarnya masih belajar," ucap Roca.
Pengalaman Aji saat membela Arema dan Persebaya baik sebagai pemain dan pelatih juga dirasakan Roca cukup menarik. Apalagi kedua tim ini memiliki sejarah rivalitas tinggi di kancah persepakbolaan Indonesia.
"Ya menarik juga ya. Paling enggak kita pernah bela tim lawan. Paling tidak kita tau ciri khas tim dari dulu persebaya dan ciri khas dulu dari arema," jelas Roca.
"Tapi, kembali lagi, sekarang kan zaman berbeda. Paling ya kita sesuaikan dengan apa yang kita punya dalam tim. Ya paling tidak kita harus dapat hasil yang terbaik," sambungnya usai memimpin latihan di Kabupaten Malang.
Roca mengakui ada ciri khas dari strategi yang diterapkan Aji saat menukangi Persebaya dan Arema di musim 2017. Hal itu yang membuatnya terinsipirasi untuk memainkan sepak bola dengan gaya atraktif.
"Dari segi strategi secara permainan sejak beberapa tahun kemarin kan Persebaya main secara taktikal dan menghibur," kata pelatih asal Cile ini.
Pelatih berusia 45 tahun ini juga memuji tangan dingin Aji saat memoles pemain-pemain muda menjadi bintang yang berkualitas. Roca menilai Aji jeli melihat potensi talenta muda dan melatihnya jadi lebih matang.
"Kalau mereka punya pondasi anak muda itu bagus. Bibit-bibit anak muda di Surabaya kan bagus-bagus dan banyak. Mau dibilang untung atau enggak, ya itu tergantung mereka bisa kerja, dan menjalankan tugas yang diberikan coach," ucapnya.
"Tapi, biasanya kalau pemain muda semangat, dan arek-arek Surabaya ini memang semangat itu satu kelebihan mereka," pungkas Roca.
Lihat Juga: Buntut Pemukulan, PSSI Tugaskan Wasit Liga 1 dan Liga 2 Pimpin Semifinal Sepak Bola PON XXI
(mirz)