Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali: Kalau Saya Iwan Bule, Pasti Mundur dari Ketum PSSI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali melontarkan kritik pedas kepada Ketum PSSI Mochamad Iriawan terkait tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa. Iwan Bule wajib minta maaf dan bertanggung jawab atas banyaknya korban meninggal dunia.
Menurut Akmal, tragedi Kanjuruhan adalah kisah paling kelam sepak bola nasional. Seperti diketahui, kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan setelah Arema FC dibekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023.
Menurut keterangan resmi yang diberikan oleh pihak kepolisian, sejauh ini terdata 125 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut. Banyak dari mereka yang terinjak-injak dan mengalami sesak napas.
Akmal mengatakan, jika dirinya berada di posisi Iwan Bule, pasti akan bertanggung jawab penuh atas tragedi itu. Sebab, tragedi itu menjadi cerita kelam sepak bola Indonesia.
"Kalau saya menjadi Iwan Bule, pasti saya mundur dari Ketum PSSI," kata Akmal Marhali kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (4/10/2022).
Akmal mencontoh sikap Ketum PSSI periode 1991-1998 Azwar Anas. Sebab, pria itu mundur setelah terjadi skandal sepak bola Gajah pada Piala AFF 1998 menimpa Timnas Indonesia.
Sikap Azwar Anas sebagai bentuk pertanggungjawaban karena telah gagal memimpin PSSI. Oleh karena itu. Jabatannya kemudian digantikan Agum Gumelar.
"Itu sebagai bentuk tanggung jawab (Azwar) belum bisa memimpin organisasi dengan benar," ujarnya.
Akmal mengatakan kalau dirinya menjadi Iwan Bule, akan menerima berbagai proses hukum yang akan berlangsung. Sikap itu seharusnya ditunjukkan Iwan Bule.
"Kalau saya menjadi Iwan Bule, saya akan meminta maaf dan siap diproses secara hukum sebagai bentuk pertanggungjawaban. Itu sangat elegan," katanya.
Lihat Juga: Bukan Wasit Qatar, Laga Timnas Indonesia vs Jepang Dipimpin Wasit Iran Bonyadifard Mooud
Menurut Akmal, tragedi Kanjuruhan adalah kisah paling kelam sepak bola nasional. Seperti diketahui, kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan setelah Arema FC dibekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023.
Menurut keterangan resmi yang diberikan oleh pihak kepolisian, sejauh ini terdata 125 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut. Banyak dari mereka yang terinjak-injak dan mengalami sesak napas.
Akmal mengatakan, jika dirinya berada di posisi Iwan Bule, pasti akan bertanggung jawab penuh atas tragedi itu. Sebab, tragedi itu menjadi cerita kelam sepak bola Indonesia.
Baca Juga
"Kalau saya menjadi Iwan Bule, pasti saya mundur dari Ketum PSSI," kata Akmal Marhali kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (4/10/2022).
Akmal mencontoh sikap Ketum PSSI periode 1991-1998 Azwar Anas. Sebab, pria itu mundur setelah terjadi skandal sepak bola Gajah pada Piala AFF 1998 menimpa Timnas Indonesia.
Sikap Azwar Anas sebagai bentuk pertanggungjawaban karena telah gagal memimpin PSSI. Oleh karena itu. Jabatannya kemudian digantikan Agum Gumelar.
"Itu sebagai bentuk tanggung jawab (Azwar) belum bisa memimpin organisasi dengan benar," ujarnya.
Akmal mengatakan kalau dirinya menjadi Iwan Bule, akan menerima berbagai proses hukum yang akan berlangsung. Sikap itu seharusnya ditunjukkan Iwan Bule.
"Kalau saya menjadi Iwan Bule, saya akan meminta maaf dan siap diproses secara hukum sebagai bentuk pertanggungjawaban. Itu sangat elegan," katanya.
Lihat Juga: Bukan Wasit Qatar, Laga Timnas Indonesia vs Jepang Dipimpin Wasit Iran Bonyadifard Mooud
(sha)