Sejarah PSM Makassar, Klub Tertua Didirikan pada Masa Kolonial Belanda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu klub sepak bola yang mencuri simpati para mania bola di Tanah Air adalah PSM Makassar . Klub yang bermarkas di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini selalu bertukar tempat dengan klub besar lain di 10 besar klasmen sementara setiap liga dihelat.
Klub seperti Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta, Borneo FC, dan Madura United selalu risau jika berhadapan dengan tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur tersebut.
Bagaimana tidak, PSM Makassar tercatat sebagai klub yang menorehkan prestasi yang patut diperhitungkan. Pada gelaran Liga 1 2022-2023, PSM Makassar membuktikan diri sebagai Ayam Jantan dari Timur dengan menempati posisi ketiga di klasmen sementara.
PSM Makassar berada di bawah Borneo FC dan Madura United dengan total poin 22, selisih satu poin dengan Borneo FC dan Madura United. Dari total 10 laga yang sudah dilakoni, PSM Makassar mencatat 6 kemenangan, 4 kali seri dan belum pernah kalah sekalipun.
Kumpulan prestasi juga telah banyak dikoleksi oleh tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur . Prestasi terbaru PSM Makassar ialah ketika menjuarai Piala Indonesia yang diselenggarakan pada 2018-2019.
Di tingkat Asia, PSM Makassar juga pernah ikut serta mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia. Tidak hanya sekali PSM Makassar berlaga di tingkat Asia, tapi sebanyak 3 kali yakni pada tahun 1996-1997, 2000-2001, dan 2003-2004.
Catatan sejarah sepak bola, PSM Makassar merupakan klub tertua di Indonesia. Klub yang juga berjuluk Juku Eja (Ikan Merah) mulai didirikan pada 2 November 1915, yang awal mula bernama Makassar Voetbal Bond (MVB).
Awal mula tercetusnya nama PSM Makassar dimulai pada usia MVB yang ke-25 tahun. Hal tersebut karena orang-orang Belanda yang tergabung di dalam MVB ditangkap, kemudian para pemain pribumi dijadikan Romusha dan sebagian dikirim ke Myanmar.
Karena itu praktis MVB lumpuh total. Kemudian pada masa penjajahan Jepang, untuk mencari dukungan rakyat setempat lantas Jepang mengubah nama-nama peninggalan Belanda menjadi bahasa Indonesia. Salah satunya adalah klub MVB yang diubah menjadi PSM Makassar.
Pada tahun 1957 PSM Makassar meraih gelar juara pertamanya. Kala itu mereka menundukkan perlawanan PSMS Medan di babak final. Sejak itulah nama Ayam Jantan ini mulai menjadi pesaing baru di persepakbolaan Indonesia.
Melompat ke tahun 2010, PSM Makassar pernah memutuskan untuk keluar dari Liga Indonesia dan memutuskan untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia.
Setelah liga tersebut tidak mendapatkan persetujuan dari PSSI dan FIFA, akhirnya PSM Makassar kembali berlaga di Liga Indonesia pada tahun 2014 setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League.
PSM Makassar bermarkas di stadion Andi Mattalatta yang punya kapasitas 20.000 penonton. Stadion ini sempat direnovasi pada 2015 lalu.
Klub dengan jersey kebesaran merah ini juga memiliki beberapa kelompok suporter, seperti Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makasar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, dan Antang Communitty.
Untuk pemainnya sendiri, Hamka Hamzah dan Syamsul Chaeruddin menjadi dua pemain lokal berpengalaman yang sampai saat ini masih memperkuat Juku Eja.
Lihat Juga: Buntut Pemukulan, PSSI Tugaskan Wasit Liga 1 dan Liga 2 Pimpin Semifinal Sepak Bola PON XXI
Klub seperti Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta, Borneo FC, dan Madura United selalu risau jika berhadapan dengan tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur tersebut.
Bagaimana tidak, PSM Makassar tercatat sebagai klub yang menorehkan prestasi yang patut diperhitungkan. Pada gelaran Liga 1 2022-2023, PSM Makassar membuktikan diri sebagai Ayam Jantan dari Timur dengan menempati posisi ketiga di klasmen sementara.
PSM Makassar berada di bawah Borneo FC dan Madura United dengan total poin 22, selisih satu poin dengan Borneo FC dan Madura United. Dari total 10 laga yang sudah dilakoni, PSM Makassar mencatat 6 kemenangan, 4 kali seri dan belum pernah kalah sekalipun.
Kumpulan prestasi juga telah banyak dikoleksi oleh tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur . Prestasi terbaru PSM Makassar ialah ketika menjuarai Piala Indonesia yang diselenggarakan pada 2018-2019.
Di tingkat Asia, PSM Makassar juga pernah ikut serta mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia. Tidak hanya sekali PSM Makassar berlaga di tingkat Asia, tapi sebanyak 3 kali yakni pada tahun 1996-1997, 2000-2001, dan 2003-2004.
Catatan sejarah sepak bola, PSM Makassar merupakan klub tertua di Indonesia. Klub yang juga berjuluk Juku Eja (Ikan Merah) mulai didirikan pada 2 November 1915, yang awal mula bernama Makassar Voetbal Bond (MVB).
Awal mula tercetusnya nama PSM Makassar dimulai pada usia MVB yang ke-25 tahun. Hal tersebut karena orang-orang Belanda yang tergabung di dalam MVB ditangkap, kemudian para pemain pribumi dijadikan Romusha dan sebagian dikirim ke Myanmar.
Karena itu praktis MVB lumpuh total. Kemudian pada masa penjajahan Jepang, untuk mencari dukungan rakyat setempat lantas Jepang mengubah nama-nama peninggalan Belanda menjadi bahasa Indonesia. Salah satunya adalah klub MVB yang diubah menjadi PSM Makassar.
Pada tahun 1957 PSM Makassar meraih gelar juara pertamanya. Kala itu mereka menundukkan perlawanan PSMS Medan di babak final. Sejak itulah nama Ayam Jantan ini mulai menjadi pesaing baru di persepakbolaan Indonesia.
Melompat ke tahun 2010, PSM Makassar pernah memutuskan untuk keluar dari Liga Indonesia dan memutuskan untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia.
Setelah liga tersebut tidak mendapatkan persetujuan dari PSSI dan FIFA, akhirnya PSM Makassar kembali berlaga di Liga Indonesia pada tahun 2014 setelah lolos play-off unifikasi liga PSSI yang pada musim 2015 berganti nama menjadi QNB League.
PSM Makassar bermarkas di stadion Andi Mattalatta yang punya kapasitas 20.000 penonton. Stadion ini sempat direnovasi pada 2015 lalu.
Klub dengan jersey kebesaran merah ini juga memiliki beberapa kelompok suporter, seperti Macz Man, Laskar Ayam Jantan (LAJ), Mappanyuki, Ikatan Suporter Makasar (ISM), Suporter Hasanuddin, Suporter Dealos, Suporter Reformasi, Komando, Suporter Bias, Suporter Kubis, Karebosi, Gunung Lokong, Suporter PKC (Pongtiku, Kalumpang, dan Cumi-cumi, Red Gank (Pattene), KVS, Zaiger, dan Antang Communitty.
Untuk pemainnya sendiri, Hamka Hamzah dan Syamsul Chaeruddin menjadi dua pemain lokal berpengalaman yang sampai saat ini masih memperkuat Juku Eja.
Lihat Juga: Buntut Pemukulan, PSSI Tugaskan Wasit Liga 1 dan Liga 2 Pimpin Semifinal Sepak Bola PON XXI
(don)