Presiden FIFA Gianni Infantino Sentil Fans: Tidak Minum Bir 3-4 Jam, Anda Tetap Hidup Kan?

DOHA - Larangan mengkonsumsi bir atau minuman beralkohol saat menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022 rupanya masih menjadi polemik dikalangan penonton non-muslim. Namun, ini ditanggapi dengan santai oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.



Qatar yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen sepak bola empat tahunan itu mengeluarkan sejumlah peraturan bagi pengunjung. Ini demi menghormati kearifan lokal.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Qatar menerapkan aturan ketat, khususnya terhadap sesuatu yang dianggap haram.

Selain melarang LGBT, Qatar tidak mengizinkan peredaran bir di stadion selama Piala Dunia 2022 berlangsung 20 November hingga 18 Desember. FIFA lalu menetapkannya sebagai aturan resmi sepanjang turnamen, Jumat (18/11/2022).

Ini yang membuat sejumlah fans dari luar Qatar kecewa. Sebab, mereka tidak bisa menyaksikan pertandingan sepak bola sambil menenggak bir.

Padahal, untuk beberapa negara seperti Inggris dan Jerman, minum bir sambil melihat para pemain beraksi di lapangan sudah menjadi kebiasaan atau tradisi.

Apalagi, Budweiser menjadi sponsor utama di Piala Dunia 2022. Dengan kucuran dana USD75 juta, produsen bir asal Amerika Serikat itu tentunya ingin promosi habis-habisan.

Alhasil, banyak penonton, khususnya dari Inggris melontarkan protes. Terkait kontroversi pelarangan bir, Infantino menjawabnya dengan santai.

"Setiap keputusan yang diambil di Piala Dunia ini adalah keputusan bersama Qatar dan FIFA," ujar Infantino seperti dilansir skysport.

Infantino mneyebut larangan itu tidak berlaku selama 24 jam. Fans juga tidak akan menderita karena cuma menahan diri selama 3-4 jam. Setelah itu mereka bisa memuaskan dahaganya mulai pukul 18.30 waktu setempat di fans area.

"Anda bisa membeli minuman beralkohol di Qatar di setiap fans zone dan mereka bisa bersama-sama. Saya rasa Anda semua akan tetap hidup meskipun tidak bisa minum bir selama 3-4 jam," ucap Infantino.



"Kami mencoba meminta mereka (Qatar) untuk tetap taat pada aturan dan itulah kenapa saya mengubah aturannya baru belakangan ini. Kami melihat apakah itu mungkin dilakukan atau tidak," pungkasnya.