Tyson Fury Monster Frankenstein Kelas Berat Tak Terkalahkan
loading...
A
A
A
Tyson Fury mengungkapkan bahwa ayahnya, John, menyebut dirinya monster Frankenstein yang mengguncang tinju kelas berat tak terkalahkan. Pengakuan itu diungkapkan Tyson Fury dalam konferensi pers menjelang trilogi melawan Derek Chisora akhir pekan ini.
''Ayahku bilang aku seperti monster Frankenstein. Aku jadi hidup dalam pertarungan besar,'' kata Tyson Fury sebelum bentrok Derek Chisora.
Duel Tyson Fury vs Derek Chisora akan digelar di Stadion Tottenham, London, Inggris, malam ini waktu setempat. Trilogi Tyson Fury vs Derek Chisora akan mempertaruhkan sabuk juara WBC miliknya.
Dalam konferensi pers kemarin, Tyson Fury mengungkapkan kembali masa lalu dirinya hingga menjadi juara dunia kelas berat tak terkalahkan saat ini. Hampir tepat tujuh tahun yang lalu dia pergi ke Jerman untuk melengserkan juara Wladimir Klitschko selama satu dekade dari gelar WBA, IBF dan WBO-nya.
Pada tahun 2018, setelah menjalani hukuman kasus doping di mana dia berjuang melawan masalah kesehatan mental, obesitas dan kecanduan narkoba, dia terbang ke Amerika dengan persiapan minimal. Dia menantang Deontay Wilder, alih-alih mahkota WBC yang pantas dia dapatkan.
Sejak itu ia telah mengalahkan The Bronze Bomber dua kali untuk merebut sabuk hijau dan emas dan meng-KO Dillian Whyte di depan rekor 94.000 penggemar di Stadion Wembley. Saat ini semuanya dalam pekerjaan sehari-hari untuk Raja Gipsi berusia 34 tahun itu.
''Saya tidak mencerminkan, nol refleksi. Saat Anda berada di kursi pengemudi, Anda tidak melihat siapa yang ada di belakang Anda, Anda terus maju, dengan kecepatan panik,''ujarnya.
“Waktu refleksi akan tiba ketika semuanya sudah selesai dan kemudian dalam waktu 20 tahun, saya akan berkata 'wow, saya adalah seorang juara, sekarang lihat saya, saya adalah pria gemuk berkepala plontos,''lanjut The Gypsy King.
Tyson Fury kemudian serius menekuni tinju dengan memperbaiki mental dan kekurangan tekniknya yang kelak menjadi senjata menjadi juara. ''Saya menganggap serius karier ini sejak usia 29 tahun. Sebelumnya itu adalah lelucon. Itu hanya permainan, itu adalah sesuatu yang saya kuasai, sesuatu yang tidak saya latih. Saya baru saja muncul di 25 stone, pergi dan kehilangan lima stone dan pergi dan mengalahkan Klitschko,''tuturnya.
''Ayahku bilang aku seperti monster Frankenstein. Aku jadi hidup dalam pertarungan besar,'' kata Tyson Fury sebelum bentrok Derek Chisora.
Duel Tyson Fury vs Derek Chisora akan digelar di Stadion Tottenham, London, Inggris, malam ini waktu setempat. Trilogi Tyson Fury vs Derek Chisora akan mempertaruhkan sabuk juara WBC miliknya.
Dalam konferensi pers kemarin, Tyson Fury mengungkapkan kembali masa lalu dirinya hingga menjadi juara dunia kelas berat tak terkalahkan saat ini. Hampir tepat tujuh tahun yang lalu dia pergi ke Jerman untuk melengserkan juara Wladimir Klitschko selama satu dekade dari gelar WBA, IBF dan WBO-nya.
Pada tahun 2018, setelah menjalani hukuman kasus doping di mana dia berjuang melawan masalah kesehatan mental, obesitas dan kecanduan narkoba, dia terbang ke Amerika dengan persiapan minimal. Dia menantang Deontay Wilder, alih-alih mahkota WBC yang pantas dia dapatkan.
Sejak itu ia telah mengalahkan The Bronze Bomber dua kali untuk merebut sabuk hijau dan emas dan meng-KO Dillian Whyte di depan rekor 94.000 penggemar di Stadion Wembley. Saat ini semuanya dalam pekerjaan sehari-hari untuk Raja Gipsi berusia 34 tahun itu.
''Saya tidak mencerminkan, nol refleksi. Saat Anda berada di kursi pengemudi, Anda tidak melihat siapa yang ada di belakang Anda, Anda terus maju, dengan kecepatan panik,''ujarnya.
“Waktu refleksi akan tiba ketika semuanya sudah selesai dan kemudian dalam waktu 20 tahun, saya akan berkata 'wow, saya adalah seorang juara, sekarang lihat saya, saya adalah pria gemuk berkepala plontos,''lanjut The Gypsy King.
Tyson Fury kemudian serius menekuni tinju dengan memperbaiki mental dan kekurangan tekniknya yang kelak menjadi senjata menjadi juara. ''Saya menganggap serius karier ini sejak usia 29 tahun. Sebelumnya itu adalah lelucon. Itu hanya permainan, itu adalah sesuatu yang saya kuasai, sesuatu yang tidak saya latih. Saya baru saja muncul di 25 stone, pergi dan kehilangan lima stone dan pergi dan mengalahkan Klitschko,''tuturnya.