Popularitas MotoGP Alami Penurunan Jumlah Penonton
loading...
A
A
A
BOLOGNA - Carlo Pernat menyebut bahwa Dorna Sports masih belum bisa membuat orang-orang tertarik menonton ajang balap MotoGP setelah Valentino Rossi pensiun. Menurutnya, otoritas tertinggi di kejuaraan dunia balap motor itu masih belum mampu mengangkat popularitasnya lagi.
Beberapa balapan MotoGP di Eropa, yakni Mugello, Misano dan Aragon mengalami penurunan jumlah penonton. Yang paling ramai, bisa dibilang terjadi di Le Mans yang menjual habis semua tiket (110.003 penonton) di hari balapan saja.
Sementara itu, di Sachsenring dan Assen masing-masing terdapat 232.202 dan 158.298 penonton selama tiga hari. Lalu di Spielberg ada sekitar 92.000 penonton yang hadir pada hari balapan saja.
BACA JUGA: Fabio Quartararo Heran Performa Mesin Yamaha Menurun
Alasan penjualan tiket yang terkadang sepi bermacam-macam, mulai dari pensiunnya Valentino Rossi, absennya Marc Marquez di beberapa balapan musim ini, ketakutan atas perang Rusia-Ukraina hingga kenaikan harga bahan bakar, energi dan inflasi. Namun, di beberapa seri, kenaikan harga tiket yang cukup tinggi memberikan dampak yang signifikan juga terhadap sepinya penonton.
Begitu pula dengan hilangnya sosok legendaris seperti The Doctor –julukan Rossi- dari paddock MotoGP setelah pensiun pada akhir musim 2021 lalu, yang diyakini sangat memberikan dampak besar dari penurunan penonton di musim 2022. Pasalnya, selama lebih dari dua dekade terakhir para penggemar balap diseluruh dunia selalu dihibur dengan kehadiran legenda asal Italia itu, yang selalu menyajikan aksi-aksi seru dan menarik baik di luar maupun di dalam sirkuit.
Pernat pun menilai sampai saat ini Dorna masih belum bisa membuat orang-orang tertarik lagi untuk menonton MotoGP setelah habisnya era Rossi. Menurutnya, acara-acara yang mereka buat harus lebih menarik lagi sehingga para penggemar balap antusias untuk menonton langsung ke sirkuit, tak hanya di hari balapan, tetapi juga dari hari-hari sebelumnya.
BACA JUGA: Sambangi Indonesia, Jorge Lorenzo Sapa Penggemar di Jakarta Lewat Meet and Greet
"Dorna belum mampu mengatasi masalah (penurunan penonton) setelah era Valentino Rossi.Di Mugello misalnya, di mana terjadi perburuan tiket besar-besaran, mereka menamai acaranya (jumpa fans) Valentino 'Legenda MotoGP'.Tapi mereka hanya menggelar acara tersebut selama dua puluh menit di ruang pers," kata Pernat dilansir dari Motosan, Senin (12/12/2022).
"Seharusnya, semua penggemar Rossi diundang dan Dorna memberi mereka kesempatan beberapa putaran menaiki motor MotoGP atau berparade dengan para pembalap. Itu harus dikelola dengan cara yang berbeda," tambahnya.
Selain itu, manajer pembalap Ducati Gresini, Enea Bastianini, itu juga menilai Dorna harus punya sosok yang berkarakter seperti Rossi untuk mengangkat popularitas MotoGP lewat exposure media. Menurutnya, pada musim ini mereka cukup ditolong dengan seorang Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo yang menampilkan performa luar biasa untuk mencatatkan comeback terbesar dalam sejarah MotoGP.
"Kemudian setelah era Valentino berakhir,Anda membutuhkan pembalap yang berkarakter dan Anda perlu membangunnya.Beruntung ada Ducati dengan Pecco Bagnaia yang membawa sedikit semangat, media tergerak, mereka lebih banyak membicarakan tentang kompetisi ini," jelas Pernat.
"Tapi itu bukan cara untuk mengelola. Dorna harus mengatur harga tiket dengan lebih baik, mencoba membuat orang datang ke paddock mulai Kamis, membuat fans berbicara dengan pembalap.Ketika sebuah era berakhir, jika Anda tidak melakukan ini, Anda salah," pungkasnya.
Beberapa balapan MotoGP di Eropa, yakni Mugello, Misano dan Aragon mengalami penurunan jumlah penonton. Yang paling ramai, bisa dibilang terjadi di Le Mans yang menjual habis semua tiket (110.003 penonton) di hari balapan saja.
Sementara itu, di Sachsenring dan Assen masing-masing terdapat 232.202 dan 158.298 penonton selama tiga hari. Lalu di Spielberg ada sekitar 92.000 penonton yang hadir pada hari balapan saja.
BACA JUGA: Fabio Quartararo Heran Performa Mesin Yamaha Menurun
Alasan penjualan tiket yang terkadang sepi bermacam-macam, mulai dari pensiunnya Valentino Rossi, absennya Marc Marquez di beberapa balapan musim ini, ketakutan atas perang Rusia-Ukraina hingga kenaikan harga bahan bakar, energi dan inflasi. Namun, di beberapa seri, kenaikan harga tiket yang cukup tinggi memberikan dampak yang signifikan juga terhadap sepinya penonton.
Begitu pula dengan hilangnya sosok legendaris seperti The Doctor –julukan Rossi- dari paddock MotoGP setelah pensiun pada akhir musim 2021 lalu, yang diyakini sangat memberikan dampak besar dari penurunan penonton di musim 2022. Pasalnya, selama lebih dari dua dekade terakhir para penggemar balap diseluruh dunia selalu dihibur dengan kehadiran legenda asal Italia itu, yang selalu menyajikan aksi-aksi seru dan menarik baik di luar maupun di dalam sirkuit.
Pernat pun menilai sampai saat ini Dorna masih belum bisa membuat orang-orang tertarik lagi untuk menonton MotoGP setelah habisnya era Rossi. Menurutnya, acara-acara yang mereka buat harus lebih menarik lagi sehingga para penggemar balap antusias untuk menonton langsung ke sirkuit, tak hanya di hari balapan, tetapi juga dari hari-hari sebelumnya.
BACA JUGA: Sambangi Indonesia, Jorge Lorenzo Sapa Penggemar di Jakarta Lewat Meet and Greet
"Dorna belum mampu mengatasi masalah (penurunan penonton) setelah era Valentino Rossi.Di Mugello misalnya, di mana terjadi perburuan tiket besar-besaran, mereka menamai acaranya (jumpa fans) Valentino 'Legenda MotoGP'.Tapi mereka hanya menggelar acara tersebut selama dua puluh menit di ruang pers," kata Pernat dilansir dari Motosan, Senin (12/12/2022).
"Seharusnya, semua penggemar Rossi diundang dan Dorna memberi mereka kesempatan beberapa putaran menaiki motor MotoGP atau berparade dengan para pembalap. Itu harus dikelola dengan cara yang berbeda," tambahnya.
Selain itu, manajer pembalap Ducati Gresini, Enea Bastianini, itu juga menilai Dorna harus punya sosok yang berkarakter seperti Rossi untuk mengangkat popularitas MotoGP lewat exposure media. Menurutnya, pada musim ini mereka cukup ditolong dengan seorang Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo yang menampilkan performa luar biasa untuk mencatatkan comeback terbesar dalam sejarah MotoGP.
"Kemudian setelah era Valentino berakhir,Anda membutuhkan pembalap yang berkarakter dan Anda perlu membangunnya.Beruntung ada Ducati dengan Pecco Bagnaia yang membawa sedikit semangat, media tergerak, mereka lebih banyak membicarakan tentang kompetisi ini," jelas Pernat.
"Tapi itu bukan cara untuk mengelola. Dorna harus mengatur harga tiket dengan lebih baik, mencoba membuat orang datang ke paddock mulai Kamis, membuat fans berbicara dengan pembalap.Ketika sebuah era berakhir, jika Anda tidak melakukan ini, Anda salah," pungkasnya.
(yov)