Kisah Timnas Prancis: Sukses Berkat Jasa Imigran dari Zidane hingga Mbappe

Selasa, 13 Desember 2022 - 06:00 WIB
loading...
Kisah Timnas Prancis:...
Prancis masih berpeluang mempertahankan gelar Piala Dunia dengan menembus semifinal di Qatar. Keperkasaan Les Bleus tak lepas bekat jasa pemain imigran. Foto: 90min.com
A A A
DOHA - Prancis masih berpeluang mempertahankan gelar Piala Dunia dengan menembus semifinal di Qatar. Les Bleus kini sedang fokus untuk melawan Maroko.



Namun, kisah sukses Prancis sebagai salah satu kandidat juara di Piala Dunia 2022 tak bisa dilepaskan dari pengaruh para imigran. Mereka kerap berkontribusi ketika dimainkan.

Maklum, Piala Dunia 2022 kembali menegaskan hegemoni Prancis dalam sepak bola. Sebagai juara bertahan, pasukan Didier Deschamps kembali lolos ke semifinal.

Mereka kini berpeluang menjadi tim pertama yang mempertahankan gelar setelah terakhir kali dilakukan Brasil pada Piala Dunia 1962.

Tak bisa dibantah, peran para imigran telah sukses menyempurnakan tim berlogo Ayam Jantan ini. Sebab, cukup banyak diantara mereka yang akhirnya menjadi pahlawan negara.

Pada 12 Juli 1998, Prancis memenangkan Piala Dunia pertamanya setelah mengalahkan Brasil pada final di Stade de France, Paris. Zinedine Zidane menjadi buah bibir pada saat itu

Zidane yang menjadi bintang dengan dua golnya adalah generasi kedua imigran Aljazair dari daerah kelas pekerja di Marseille. Dia berkolaborasi dengan pemain keturunan Armenia, Ghana, Senegal, dan Guadeloupean.

Tim yang biasanya dijuluki Les Bleus kala itu mendapat julukan baru dari media, “Black, Blanc, Beur” (Hitam, Putih dan Arab). Mereka disanjung sebagai contoh dari integrasi yang sukses.

Surat kabar Prancis Le Monde menyebut mereka sebagai “simbol keragaman dan persatuan negara”. Presiden Prancis saat itu Jacques Chirac menggambarkan mereka sebagai “tim tiga warna dan beraneka warna” yang telah menciptakan "citra indah Prancis dan kemanusiaannya".

Dua tahun kemudian, Zidane dan kolega kembali mengibarkan bendera Prancis sebagai juara Piala Eropa 2000.

Peran pemain imigran menjadi bagian penting kemegahan sepak bola Prancis. Lihat saja, empat dari lima peraih Ballon d’Or asal Prancis adalah pemain-pemain keturunan, termasuk Raymond Kopa.

Lalu, gelandang legendaris Real Madrid yang berasal dari keluarga imigran Polandia; Michel Platini, yang berasal dari Italia; dan Zidane dan Karim Benzema, yang merupakan keturunan Aljazair.

Sejarah sepak bola Prancis dengan kaum imigran dimulai pada paruh pertama abad ke-20. Pembentukan RC Lens dan AS Saint-Ettienne yang dibangun komunitas pertambangan yang terdiri dari imigran Polandia dan Italia jadi salah satu tonggaknya

Pada Piala Dunia 1938 di kandang sendiri, Timnas Prancis menurunkan pemain kulit hitam pertamanya, Raoul Diagne, bek serba bisa yang dijuluki "laba-laba hitam" yang lahir di Guyana Prancis dan keturunan Senegal.

Pada awal 1970-an, Prancis mulai merestrukturisasi sistem pembinaan. Hasilnya adalah sistem akademi canggih yang merekrut dan melatih pemain muda, banyak di antaranya tumbuh di lingkungan imigran.

Dari akademi tersebut lahir pemain-pemain keturunan imigran, salah satunya pencetak gol terbanyak sepanjang masa Thierry Henry yang lahir di pinggiran Paris Les Ulis dari orang tua asal Guadeloupe dan Martinik.

Setelah kalah di final Piala Eropa 2016, Timnas Prancis kembali juara Piala Dunia 2018 di Rusia.

Tercatat, 17 dari 23 pemain saat itu adalah para keturunan non-Eropa, termasuk Kylian Mbappe yang punya ayah dari Kamerun, ibunya Aljazair.

Skuad Prancis yang saat ini berlaga di Qatar juga tak lepas dari para pemain keturunan. Sebagian besar pemain di starting XI adalah keturunan.



Selain Mbappe yang jadi top skor ada juga Dayot Upamecano, yang merupakan keturunan Bissau-Guinea, dan Aurelien Tchouameni (Kamerun).

(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1103 seconds (0.1#10.24)