5 Duet Terbaik dalam Sejarah Liga Inggris di Era 90an
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penerapan formasi 4-4-2 dengan menempatkan dua penyerang sudah jarang digunakan pelatih top dunia. Mungkin skenario itu dinilai sudah ketinggalan zaman, namun ada beberapa duet yang pernah mengguncang selama bertahun-tahun, seperti yang pernah terjadi dalam sejarah kompetisi Liga Inggris era 90 hingga 20an
Di era 90an, klub-klub Liga Inggris lebih suka menggunakan formasi 4-4-2. Itu jelas berbeda jika berkaca pada zaman saat ini, seperti gaya kepelatihan Pep Guardiola dan Juergen Klopp. Kedua pelatih itu doyan menempatkan satu penyerang dengan bantuan dua winger yang dapat memberikan tekanan lebih pada barisan pertahanan lawan.
Dengan formasi 4-3-3 ala Guardiola dan Klopp, penikmat sepak bola akan melihat banyak gol setiap kali Manchester City dan Liverpool bermain. Kombinasi Aguero, Raheem Sterling dan Kevin de Bruyne selalu membuat cemas barisan pertahanan lawan.
Begitu pula dengan kombinasi Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Firmino. Tapi jauh sebelum Guardiola dan Klopp membuat perubahan pada persaingan perebutan gelar Liga Inggris, pelatih pendahulunya tidak kalah mengesankan.
Dengan formasi 4-4-2, klub-klub mampu membuat Liga Inggris lebih berwarna dibandingkan kompetisi top Eropa lainnya. Lantas, duet mana yang paling berbahaya di Liga Inggris era 90-an?
Berikut 5 Duet Maut Liga Inggris Era 90-an
1. Andy Cole & Peter Beardsley
Duet Andy Cole & Peter Beardsley berada di urutan teratas sebagai penyerang berbahaya di musim 1993/1994 saat membela Newcastle United. Keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Saat itu Cole mampu merebut sepatu emas dengan keluar sebagai top skor setelah mengoleksi 34 gol, sedangkan Beardsley mencetak 21 gol. Total, 55 gol telah disumbangkan dua penyerang ini.
Cole dikenal sebagai finisher terbaik di musim tersebut. Sementara Beardsley pemberi umpan yang memanjakan penyerang asal Inggris. Jadi ini merupakan kombinasi yang sangat sempurna. Kendati memiliki striker maut, namun Newcastle hanya mampu nangkring di posisi ketiga pada klasemen akhir Liga Inggris.
2. Kevin Phillips & Niall Quinn
Pada musim 1999/2000, nama Kevin Phillips sangat melegenda. Pasalnya, dia mampu mencuri panggung di kompetisi kasta tertinggi Liga Inggris bersama Sunderland.
Di era 90an, klub-klub Liga Inggris lebih suka menggunakan formasi 4-4-2. Itu jelas berbeda jika berkaca pada zaman saat ini, seperti gaya kepelatihan Pep Guardiola dan Juergen Klopp. Kedua pelatih itu doyan menempatkan satu penyerang dengan bantuan dua winger yang dapat memberikan tekanan lebih pada barisan pertahanan lawan.
Dengan formasi 4-3-3 ala Guardiola dan Klopp, penikmat sepak bola akan melihat banyak gol setiap kali Manchester City dan Liverpool bermain. Kombinasi Aguero, Raheem Sterling dan Kevin de Bruyne selalu membuat cemas barisan pertahanan lawan.
Begitu pula dengan kombinasi Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Firmino. Tapi jauh sebelum Guardiola dan Klopp membuat perubahan pada persaingan perebutan gelar Liga Inggris, pelatih pendahulunya tidak kalah mengesankan.
Dengan formasi 4-4-2, klub-klub mampu membuat Liga Inggris lebih berwarna dibandingkan kompetisi top Eropa lainnya. Lantas, duet mana yang paling berbahaya di Liga Inggris era 90-an?
Berikut 5 Duet Maut Liga Inggris Era 90-an
1. Andy Cole & Peter Beardsley
Duet Andy Cole & Peter Beardsley berada di urutan teratas sebagai penyerang berbahaya di musim 1993/1994 saat membela Newcastle United. Keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Saat itu Cole mampu merebut sepatu emas dengan keluar sebagai top skor setelah mengoleksi 34 gol, sedangkan Beardsley mencetak 21 gol. Total, 55 gol telah disumbangkan dua penyerang ini.
Cole dikenal sebagai finisher terbaik di musim tersebut. Sementara Beardsley pemberi umpan yang memanjakan penyerang asal Inggris. Jadi ini merupakan kombinasi yang sangat sempurna. Kendati memiliki striker maut, namun Newcastle hanya mampu nangkring di posisi ketiga pada klasemen akhir Liga Inggris.
2. Kevin Phillips & Niall Quinn
Pada musim 1999/2000, nama Kevin Phillips sangat melegenda. Pasalnya, dia mampu mencuri panggung di kompetisi kasta tertinggi Liga Inggris bersama Sunderland.