Persela Tak Selera Kompetisi Tim Transisi

Rabu, 13 Mei 2015 - 02:38 WIB
Persela Tak Selera Kompetisi Tim Transisi
Persela Tak Selera Kompetisi Tim Transisi
A A A
LAMONGAN - Manajemen Persela Lamongan tidak akan melepas tanggung jawab dari kewajiban pembayaran gaji tim hingga April. Walau hanya membayar gaji pemain hingga April yang berarti putusnya kerja sama kontrak. Namun manajemen menyebut kontrak tersebut masih fleksibel.

Artinya jika nantinya ada kompetisi dan tenaga tim dibutuhkan, maka pemain bisa dikumpulkan kembali. Hingga detik ini klub kontestan QNB League 2015 masih menunggu keputusan lanjutan dari PT Liga Indonesia. Rencananya bakal ada kompetisi baru yang tak berafiliasi pada PSSI maupun Menpora untuk mengisi kekosongan kegiatan setelah liga reguler dihentikan.
"Hak pemain kami berikan sampai April. Jadi memang sudah tidak ada aktivitas sepak bola mulai Mei. Tapi kondisi ini bisa fleksibel, artinya manajemen bisa saja memanggil pemain untuk berlatih kembali jika ada kompetisi yang akan diikuti Persela,"jelas Manager Persela Yunan Achmady.

Sejak PSSI memutuskan penghentian permanen QNB League 2015, pemain Persela pulang ke kampung halaman masing-masing. Seperti klub-klub lainnya, Persela merasa kesulitan melanjutkan eksistensi tim tanpa ada pemasukan finansial dari sponsor maupun tiket pertandingan.

Persela masih menunggu kemungkinan adanya turnamen atau kompetisi yang mungkin digelar di tahun ini. Namun tim berjuluk Laskar Joko Tingkir hanya bersedia mengikuti kompetisi di bawah afiliasi federasi atau PSSI dan tak berselera dengan rencana kompetisi di bawah supervisi Tim Transisi bentukan Menpora.

"Akan ada RUPS PT Liga Indonesia dan kami melihat bagaimana situasinya. Yang jelas manajemen akan memberikan hak pemain hingga April karena itu kewajiban kami. Walau hanya bermain dua kali di liga, tapi kontrak harus tetap dihormati,"sebut Yunan.

Jika nantinya ada kompetisi alternatif, itu pun belum menjamin problem terselesaikan begitu saja. Klub seperti Persela harus kembali meyakinkan sponsor agar terus bisa bekerjama dalam aspek pendanaan. Tanpa keberadaan sponsor, sulit menghidupi tim hanya bermodal hasil penjualan tiket.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7885 seconds (0.1#10.140)
pixels