Peran Eddy Rumpoko di Tim Transisi Jaga Eksistensi Arema
A
A
A
MALANG - Tim Transisi bentukan Menpora diuji soliditasnya setelah tiga orang anggotanya mengundurkan diri. Felix Wanggai, Darmin Nasution, dan Farid Husain mundur dengan alasan berbeda.
Namun, sikap serupa tidak ditemukan dalam diri Eddy Rumpoko. Salah satu anggota Tim Transisi yang juga wali kota Batu ini tetap melanjutkan statusnya sebagai anggota tim. Menurutnya tidak ada alasan baginya untuk mundur ketika tugas belum dijalankan. Eddy melihat Tim Transisi memiliki tugas mulia dalam membenahi kusut di sepak bola Indonesia.
"Saya tidak akan mundur. Ini amanah sekaligus kesempatan untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Saya akan memberikan kemampuan saya 100 persen," tegas Eddy Rumpoko.
Menurutnya sepak bola Indonesia masih banyak kelemahan dan ini menjadi momentum bagi Tim Transisi untuk menjadikan lebih baik. Eddy juga mengaku tak terpengaruh dengan mundurnya tiga anggota tim sebelum sempat dikumpulkan oleh Menpora.
"Tidak ada pengaruhnya (mundurnya tiga anggota) bagi saya. Kan memang kondisi masing-masing orang berbeda karena punya kesibukan berbeda. Bagi saya tak ada alasan untuk mundur ketika saya merasa bisa mengemban tugas," lanjut Eddy.
Terlepas dari tugasnya membenahi sepak bola melalui Tim Transisi, keberadaan pria kelahiran 1960 ini juga menumbuhkan harapan bagi Arema Cronus. Diharapkan keterlibatan putra sulung mantan Wali Kota Malang mendiang Sugiono tersebut bisa menjaga eksistensi Arema.
Wali Kota yang juga pengusaha ini telah mengutarakan keinginannya menjaga eksistensi Arema di persepakbolaan Indonesia. "Arema adalah tim kebanggaan warna Malang. Harus dijaga eksistensinya. Kalau pun masih ada masalah, saya optimistis semuanya bisa diselesaikan dengan baik," demikian Eddy Rumpoko.
CEO Arema Cronus Iwan Budianto juga tidak keberatan menjalin komunikasi dengan Tim Transisi, walau masih malu-malu berharap banyak pada sosok Eddy Rumpoko. "Kami tetap akan berkomunikasi dengan Tim Transisi. Apalagi Eddy Rumpoko bagi saya seperti saudara sendiri," cetus Iwan Budianto.
Namun, sikap serupa tidak ditemukan dalam diri Eddy Rumpoko. Salah satu anggota Tim Transisi yang juga wali kota Batu ini tetap melanjutkan statusnya sebagai anggota tim. Menurutnya tidak ada alasan baginya untuk mundur ketika tugas belum dijalankan. Eddy melihat Tim Transisi memiliki tugas mulia dalam membenahi kusut di sepak bola Indonesia.
"Saya tidak akan mundur. Ini amanah sekaligus kesempatan untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Saya akan memberikan kemampuan saya 100 persen," tegas Eddy Rumpoko.
Menurutnya sepak bola Indonesia masih banyak kelemahan dan ini menjadi momentum bagi Tim Transisi untuk menjadikan lebih baik. Eddy juga mengaku tak terpengaruh dengan mundurnya tiga anggota tim sebelum sempat dikumpulkan oleh Menpora.
"Tidak ada pengaruhnya (mundurnya tiga anggota) bagi saya. Kan memang kondisi masing-masing orang berbeda karena punya kesibukan berbeda. Bagi saya tak ada alasan untuk mundur ketika saya merasa bisa mengemban tugas," lanjut Eddy.
Terlepas dari tugasnya membenahi sepak bola melalui Tim Transisi, keberadaan pria kelahiran 1960 ini juga menumbuhkan harapan bagi Arema Cronus. Diharapkan keterlibatan putra sulung mantan Wali Kota Malang mendiang Sugiono tersebut bisa menjaga eksistensi Arema.
Wali Kota yang juga pengusaha ini telah mengutarakan keinginannya menjaga eksistensi Arema di persepakbolaan Indonesia. "Arema adalah tim kebanggaan warna Malang. Harus dijaga eksistensinya. Kalau pun masih ada masalah, saya optimistis semuanya bisa diselesaikan dengan baik," demikian Eddy Rumpoko.
CEO Arema Cronus Iwan Budianto juga tidak keberatan menjalin komunikasi dengan Tim Transisi, walau masih malu-malu berharap banyak pada sosok Eddy Rumpoko. "Kami tetap akan berkomunikasi dengan Tim Transisi. Apalagi Eddy Rumpoko bagi saya seperti saudara sendiri," cetus Iwan Budianto.
(aww)