PT Liga Tak Berdaya, Klub Sumpah Setia
A
A
A
GRESIK - PT Liga Indonesia sebagai operator liga di bawah PSSI seakan ''tak bernyawa'' musim ini. Segala upaya untuk menyelamatkan eksistensi kompetisi maupun klub selalu dibendung Menpora beserta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
PT Liga pun sudah kehabisan akal menghidupkan nuansa kompetisi setelah turnamen pramusim juga gagal digelar. Kendati demikian, klub-klub kontestan QNB League tetap loyal dan terus menunggu langkah operator liga lainnya.
Klub juga tak memiliki rencana mengikuti kompetisi bentukan Tim Transisi bernama Piala Kemerdekaan. Itu dilakukan karena sebelumnya sudah ada komitmen di antara klub-klub level atas untuk tetap berada di garis organisasi PSSI.
"Panutan kami tetap PT Liga Indonesia yang berada di bawah PSSI. Semua klub di level ISL juga sudah berkomitmen tetap berada di bawah federasi sepak bola yang sah. Jadi apa pun situasinya, kami menunggu langkah PT Liga Indonesia,"cetus Yunan Achmadi, manager Persela Lamongan.
Walau sebenarnya ada kompetisi lain yang tengah digodok Tim Transisi bentukan Menpora, klub seperti Persela sama sekali tidak berselera. Para pemain tetap dirumahkan setelah turnamen pramusim dinyatakan gagal digelar akhir Mei ini.
"Tidak ada rencana apa-apa untuk mengikuti turnamen lain. Sekali lagi, Persela tetap menunggu langkah yang akan diambil PT Liga,"tambah Yunan.
Dia tak menampik situasi seperti sekarang ini bisa membuat klub vakum dari sepak bola dalam waktu yang lama. Bahkan rencana PT Liga Indonesia menggelar musim baru 2015-2016 pada September nanti juga patut dipertanyakan. "Kalau situasinya tetap seperti ini (tak ada penyelesaian), bisa saja sepak bola Indonesia vakum dalam waktu yang lama,"tandasnya.
Persegres Gresik United juga masih menunggu bagaimana PT Liga Indonesia menyikapi persoalan gagalnya semua event sepak bola. Sejauh ini Persegres sebenarnya tidak banyak berharap kondisi cepat membaik karena belum ada kesepahaman antara Menpora dan PSSI.
Kendati demikian,"Kami tetap menjadi klub di bawah PT Liga Indonesia dan itu sudah mutlak. Sikap Persegres tidak akan berubah walau nanti ada pihak lain yang membuat liga di luar PSSI. Semua juga paham mana federasi sepak bola yang sah,"ucap Bagoes Cahyo Yuwono, manager Persegres.
Dengan situasi seperti sekarang, Bagoes pesimistis semua langkah yang diambil PT Liga Indonesia bisa terealisasi tanpa gangguan. "Melihat pengalaman batalnya turnamen pramusim, sudah jelas segala kegiatan tak akan mulus. Kami pihak klub hanya bisa berharap dan berdoa saja (semoga kondisi membaik),"tandas dia.
PT Liga pun sudah kehabisan akal menghidupkan nuansa kompetisi setelah turnamen pramusim juga gagal digelar. Kendati demikian, klub-klub kontestan QNB League tetap loyal dan terus menunggu langkah operator liga lainnya.
Klub juga tak memiliki rencana mengikuti kompetisi bentukan Tim Transisi bernama Piala Kemerdekaan. Itu dilakukan karena sebelumnya sudah ada komitmen di antara klub-klub level atas untuk tetap berada di garis organisasi PSSI.
"Panutan kami tetap PT Liga Indonesia yang berada di bawah PSSI. Semua klub di level ISL juga sudah berkomitmen tetap berada di bawah federasi sepak bola yang sah. Jadi apa pun situasinya, kami menunggu langkah PT Liga Indonesia,"cetus Yunan Achmadi, manager Persela Lamongan.
Walau sebenarnya ada kompetisi lain yang tengah digodok Tim Transisi bentukan Menpora, klub seperti Persela sama sekali tidak berselera. Para pemain tetap dirumahkan setelah turnamen pramusim dinyatakan gagal digelar akhir Mei ini.
"Tidak ada rencana apa-apa untuk mengikuti turnamen lain. Sekali lagi, Persela tetap menunggu langkah yang akan diambil PT Liga,"tambah Yunan.
Dia tak menampik situasi seperti sekarang ini bisa membuat klub vakum dari sepak bola dalam waktu yang lama. Bahkan rencana PT Liga Indonesia menggelar musim baru 2015-2016 pada September nanti juga patut dipertanyakan. "Kalau situasinya tetap seperti ini (tak ada penyelesaian), bisa saja sepak bola Indonesia vakum dalam waktu yang lama,"tandasnya.
Persegres Gresik United juga masih menunggu bagaimana PT Liga Indonesia menyikapi persoalan gagalnya semua event sepak bola. Sejauh ini Persegres sebenarnya tidak banyak berharap kondisi cepat membaik karena belum ada kesepahaman antara Menpora dan PSSI.
Kendati demikian,"Kami tetap menjadi klub di bawah PT Liga Indonesia dan itu sudah mutlak. Sikap Persegres tidak akan berubah walau nanti ada pihak lain yang membuat liga di luar PSSI. Semua juga paham mana federasi sepak bola yang sah,"ucap Bagoes Cahyo Yuwono, manager Persegres.
Dengan situasi seperti sekarang, Bagoes pesimistis semua langkah yang diambil PT Liga Indonesia bisa terealisasi tanpa gangguan. "Melihat pengalaman batalnya turnamen pramusim, sudah jelas segala kegiatan tak akan mulus. Kami pihak klub hanya bisa berharap dan berdoa saja (semoga kondisi membaik),"tandas dia.
(aww)