Fifa Tolak Bertemu Tim Transisi
A
A
A
JAKARTA - Keinginan Tim Transisi yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bertemu FIFA di Zurich, Swiss, ditolak. Melalui surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jerome Valcke, FIFA bukan hanya menolak, tapi juga mempertegas ancaman sanksi kepada sepak bola Indonesia (PSSI).
Dalam surat tertanggal 22 Mei yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tersebut, FIFA mengaku tidak mungkin bertemu karena sedang mempersiapkan Kongres ke-65 pada 29 Mei mendatang. FIFA justru mengingatkan beberapa surat yang pernah mereka kirim sebelumnya, 4 Mei 2015 dan 20 Mei 2015.
Langkah kementrian, dianggap FIFA, menempatkan PSSI dalam pelanggaran terhadap pasal 13 dan 17 Statuta FIFA sehingga harus dicabut sebelum 29 Mei. Jika tidak, hal ini akan diteruskan kepada badan yang bersangkutan dalam FIFA agar mempertimbangkan pembekuan secepatnya.
“Berdasarkan itu, kami beri tahukan kepada Anda bahwa korespondensi Anda di atas akan dianalisis secara menyeluruh dan diteruskan kepada badan yang bersangkutan dalam FIFA sebagai bahan pertimbangan pembekuan seandainya situasi tetap sama sebelum tenggat waktu di atas,” demikian bunyi surat tersebut. Menanggapi ini, Tim Transisi Kemenpora tidak menganggap kegagalan.
“Sebenarnya ada beberapa poin yang bisa kami lihat dalam surat FIFA. Pertama, FIFA tidak bisa menerima delegasi karena kongres. Kedua, FIFA menyatakan akan melakukan investigasi terkait laporan yang disampaikan Tim Sembilan yang dibentuk Menpora,” kata anggota Tim Transisi Zuhairi Misrawi kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurut Zuhairi, rencana Tim Transisi ke Swiss lebih untuk menjelaskan kondisi persepakbolaan nasional. Tim Transisi, lanjut Zuhairi, juga ingin menyampaikan bahwa yang dibekukan adalah PSSI di bawah kepengurusan Djohar Arifin Husin, bukan La Nyalla Mattalitti. “Jadi, kami datang untuk menjelaskan bahwa tim ini bekerja dengan mandat menjalankan road mapsepak bola nasional dan membentuk federasi baru,” tuturnya.
Zuhairi juga optimistis Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA. Dia berharap FIFA bisa memberikan perlakukan sama seperti yang dilakukan kepada Australia. “Kami yakin Indonesia tidak akan mendapatkan sanksi,” pungkasnya. Menanggapi surat tersebut, Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan mengaku hanya mendapatkan surat tembusan. Tapi, sejauh ini PSSI masih berharap agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi.
“Kami masih terus berusaha agar tidak ada sanksi, termasuk nanti di Kongres FIFA, kami akan melobi supaya minimal sanksi ditunda,” kata Erwin. Menurut Erwin, PSSI telah melakukan beberapa cara agar sanksi itu bisa dihindarkan. Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti juga ingin bertemu dan berkomunikasi dengan Menpora Imam Nahrawi. Hanya, dia belum mendapatkan respons.
“Soal sanksi, PSSI hanya bisa berusaha, tapi keputusan akhir tetap ada di FIFA. Kecuali sebelum tanggal 29 ada perubahan keputusan dari Kemenpora terkait pembekuan PSSI, semuanya pasti akan selesai karena FIFA tidak akan memberi sanksi,” ujarnya. Harapan tak ada sanksi juga disampaikan Persib Bandung yang akan menjalani laga 16 besar AFC Cup 2015 melawan Kitchee FC, Rabu (27/5), di Stadion Si Jalak Harupat.
“Mudah-mudahan ke depan Indonesia tidak dibanned. Itu saja. Cepat selesai, cepat berembuk dari kedua belah pihak, jangan sampai mendapatkan hukuman ,” kata Manajer Persib Umuh Muchtar.
Ma’ruf/ muhammad ginanjar
Dalam surat tertanggal 22 Mei yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tersebut, FIFA mengaku tidak mungkin bertemu karena sedang mempersiapkan Kongres ke-65 pada 29 Mei mendatang. FIFA justru mengingatkan beberapa surat yang pernah mereka kirim sebelumnya, 4 Mei 2015 dan 20 Mei 2015.
Langkah kementrian, dianggap FIFA, menempatkan PSSI dalam pelanggaran terhadap pasal 13 dan 17 Statuta FIFA sehingga harus dicabut sebelum 29 Mei. Jika tidak, hal ini akan diteruskan kepada badan yang bersangkutan dalam FIFA agar mempertimbangkan pembekuan secepatnya.
“Berdasarkan itu, kami beri tahukan kepada Anda bahwa korespondensi Anda di atas akan dianalisis secara menyeluruh dan diteruskan kepada badan yang bersangkutan dalam FIFA sebagai bahan pertimbangan pembekuan seandainya situasi tetap sama sebelum tenggat waktu di atas,” demikian bunyi surat tersebut. Menanggapi ini, Tim Transisi Kemenpora tidak menganggap kegagalan.
“Sebenarnya ada beberapa poin yang bisa kami lihat dalam surat FIFA. Pertama, FIFA tidak bisa menerima delegasi karena kongres. Kedua, FIFA menyatakan akan melakukan investigasi terkait laporan yang disampaikan Tim Sembilan yang dibentuk Menpora,” kata anggota Tim Transisi Zuhairi Misrawi kepada KORAN SINDO, kemarin.
Menurut Zuhairi, rencana Tim Transisi ke Swiss lebih untuk menjelaskan kondisi persepakbolaan nasional. Tim Transisi, lanjut Zuhairi, juga ingin menyampaikan bahwa yang dibekukan adalah PSSI di bawah kepengurusan Djohar Arifin Husin, bukan La Nyalla Mattalitti. “Jadi, kami datang untuk menjelaskan bahwa tim ini bekerja dengan mandat menjalankan road mapsepak bola nasional dan membentuk federasi baru,” tuturnya.
Zuhairi juga optimistis Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA. Dia berharap FIFA bisa memberikan perlakukan sama seperti yang dilakukan kepada Australia. “Kami yakin Indonesia tidak akan mendapatkan sanksi,” pungkasnya. Menanggapi surat tersebut, Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan mengaku hanya mendapatkan surat tembusan. Tapi, sejauh ini PSSI masih berharap agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi.
“Kami masih terus berusaha agar tidak ada sanksi, termasuk nanti di Kongres FIFA, kami akan melobi supaya minimal sanksi ditunda,” kata Erwin. Menurut Erwin, PSSI telah melakukan beberapa cara agar sanksi itu bisa dihindarkan. Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti juga ingin bertemu dan berkomunikasi dengan Menpora Imam Nahrawi. Hanya, dia belum mendapatkan respons.
“Soal sanksi, PSSI hanya bisa berusaha, tapi keputusan akhir tetap ada di FIFA. Kecuali sebelum tanggal 29 ada perubahan keputusan dari Kemenpora terkait pembekuan PSSI, semuanya pasti akan selesai karena FIFA tidak akan memberi sanksi,” ujarnya. Harapan tak ada sanksi juga disampaikan Persib Bandung yang akan menjalani laga 16 besar AFC Cup 2015 melawan Kitchee FC, Rabu (27/5), di Stadion Si Jalak Harupat.
“Mudah-mudahan ke depan Indonesia tidak dibanned. Itu saja. Cepat selesai, cepat berembuk dari kedua belah pihak, jangan sampai mendapatkan hukuman ,” kata Manajer Persib Umuh Muchtar.
Ma’ruf/ muhammad ginanjar
(ars)